Selain demo penolakan kenaikan harga BBM, para mahasiswa juga menuntut agar tarif dasar listrik tak naik, serta jangan ada lagi komersialisasi pendidikan. Dalam aksinya, belasan mahasiswa membentangkan spanduk dan poster bertuliskan 'menolak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dan listrik, komersialisasi pendidikan #septembermelawan'.
Sayangnya kedatangan sejumlah mahasiswa itu sudah diantisipasi oleh pihak DPRD Bali. Terbukti mahasiswa hanya dapat berorasi di depan pintu gerbang masuk gedung karena ratusan pasukan gabungan dari Kepolisian Polresta Denpasar, Satpol PP, TNI dan Pecalang nampak berbaris melakukan pengamanan di pintu gerbang Kantor DPRD.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar Mohammad Alawy Sayfi menjelaskan, bahwa aksi yang dilakukan pihaknya untuk memantik mahasiswa lainnya untuk menyuarakan aspirasi yang sama, dalam membela masyarakat miskin yang terkena dampak kenaikan BBM.
Menurutnya, solusi memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat bukanlah solusi.
"Tapi lebih dari itu seharusnya masih banyak solusi lain yang dapat dijadikan acuan pemerintah sehingga tidak harus mencabut subsidi terhadap BBM itu apalagi cuma diakali dengan BLT itu yang juga tidak rata juga untuk masyarakat itu," tegasnya usai melakukan orasi di depan Gedung DPRD Bali, Rabu (7/9/2022).
Ia pun berpendapat bahwa pemberian bantuan seperti BLT sangat kurang efektif.
"Karena dia (BLT red) cuma beberapa bulan, sedangkan kenaikan BBM ini akan terus naik," tandasnya.
(kws/kws)