Komnas HAM soal Dugaan Pelecehan Seksual-Motif di Kasus Brigadir J

Komnas HAM soal Dugaan Pelecehan Seksual-Motif di Kasus Brigadir J

Tim detikNews - detikBali
Kamis, 11 Agu 2022 18:04 WIB
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik,
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik. (Foto: Anggi/detikcom)
Bali -

Komnas HAM buka suara soal motif penembakan Brigadir J. Saat ini, Komnas HAM juga sedang mendalami kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Ada tidaknya dugaan pelecehan itu, menurut Komnas HAM, penting dijawab guna mengungkap motif penembakan Brigadir J.

"Dugaan ada tidaknya kekerasan seksual atau pelecehan seksual itu, ini penting untuk dijawab, dalam kaitan dengan apa yang menjadi motif ya dari penembakan, atau pembunuhan dari saudara Yoshua," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam keterangan video, Kamis (11/8/2022) dikutip dari detikNews.

Dijelaskan Taufan, UU TPKS menyebutkan bahwa setiap yang mengadukan dirinya sebagai korban pelecehan harus diperlakukan sebagai korban. Meski begitu, menurut Taufan, hal itu tak berarti dapat disimpulkan bahwa seseorang itu sudah pasti menjadi korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlakuan terhadap dia sebagai seorang korban itu bukan berarti sudah ada kesimpulan dia benar-benar seorang korban. Perlakuan itu lebih dalam rangka menghormati dan mengupayakan langkah-langkah terbaik bagi dia supaya dia bisa dimintai keterangan yang sejelas-jelasnya dengan sebenarnya-benarnya," imbuhnya.

"Tentu saja setelah itu bisa dikatakan apa yang sesungguhnya terjadi untuk menjawab pertanyaan ada tidaknya dugaan kekerasan atau pelecehan seksual," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Terkait kasus dugaan pelecehan seksual di kasus tewasnya Brigadir J, saat ini Komnas HAM telah menggandeng Komnas Perempuan. Nantinya akan diatur strategi yang tepat untuk melakukan pendekatan dengan istri Ferdy Sambo. Ia berharap, kerja sama dengan Komnas Perempuan itu dapat mengungkap dugaan pelecehan seksual sekaligus mengungkap motif utama penembakan Brigadir J.

"Kami bersepakat sudah melibatkan Komnas Perempuan yang memang memiliki keahlian profesionalisme serta kemampuan sensitivitas tertentu untuk membantu kami. Selain satu orang komisioner kami Ibu Sandrayati Moniaga yang juga gendernya sama dengan Ibu PC untuk nanti kita mintakan kemampuan profesional mereka menggali informasi, tidak saja tentang dugaan kekerasan atau pelecehan seksual itu tapi juga terkait dengan masalah utamanya yaitu terbunuhnya atau dibunuhnya saudara Brigadir Yoshua," tuturnya.

Polri Tak Ungkap Motif Penembakan

Diberitakan sebelumnya, Polri beberkan alasan tidak mengungkap motif penembakan Brigadir J. Polri beralasan hal tersebut untuk menjaga perasaan pihak Brigadir J maupun pihak dari Irjen Ferdy Sambo.

"Baik, rekan-rekan, Pak Kabareskrim sudah menyampaikan untuk motif ini Pak Kabareskrim menyampaikan harus menjaga perasaan dua pihak, baik pihak dari Brigadir Yoshua maupun pihaknya dari Saudara FS," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Bareskrim Polri, Kamis (11/8/2022) dikutip dari detikNews.

Menurut Dedi, berdasarkan keterangan Menko Polhukam Mahfud Md, kasus kematian Brigadir J merupakan kasus yang sensitif. Itulah sebabnya kasus ini dapat menimbulkan perbedaan pandangan jika motif pembunuhan menjadi konsumsi publik.

"Dan Pak Menko Polhukam sudah menyampaikan juga karena ini masalah sensitif nanti akan dibuka di persidangan. Di persidangan silakan, kalau dikonsumsi ke publik nanti timbul image yang berbeda-beda," ujarnya.

Dia menyebut motif pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo merupakan materi penyidikan. Motif itu nantinya akan disampaikan di persidangan.

"Karena ini materi penyidikan dan semuanya nanti akan diuji di persidangan insyaallah nanti akan disampaikan di persidangan," jelas Dedi.




(iws/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads