detikBali berkesempatan untuk berbincang dengan salah satu PPDN asal Makasar, Has Nataliwan (50). Dirinya mengaku hanya menghabiskan waktu selama satu hari di Bali pasca berlibur di Lombok. Disinggung mengenai adanya kebijakan terbaru tersebut, ia mengaku keberatan.
"Kebijakan ini untuk saya berat karena kesannya seperti terlalu dipaksakan untuk harus divaksinasi booster. Tapi, kalau kebijakannya sudah seperti itu ya mau bagaimana lagi," ucapnya, Senin (18/7/2022)
Dirinya menilai dalam hal ini pemerintah seharusnya tidak harus sampai membuat kebijakan yang terkesan memaksa rakyat.
"Semestinya harus melihat situasi karena kasus COVID-19 juga sudah tidak terlalu tinggi. Tidak usahlah rakyat harus diwajibkan seperti itu," ungkapnya.
Beda halnya dengan, Ahmad Yulias (33). Dirinya mengaku setuju dengan diberlakukannya hal tersebut.
"Bagi saya itu luar biasa karena ini kan untuk antisipasi kasus dan agar masyarakat juga lebih sadar untuk divaksinasi. Kita juga harus ada kesadaran untuk divaksinasi," ucap pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
Dirinya pun mengaku ketika mendengar adanya kebijakan tersebut, ia langsung melakukan vaksinasi booster mengingat akan sering melakukan perjalanan via udara.
Sementara itu, General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan mengaku dalam pelaksanaan regulasi tersebut, hingga kini belum ditemukannya kendala. Bahkan tidak ada antrian di lapangan.
"Pantauan kami di lapangan seluruh calon penumpang sudah mengetahui regulasi baru. Selain itu, tidak ada permasalahan yang timbul atas berlakunya regulasi yang baru karena regulasi yang sama juga pernah dilaksanakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, pihaknya sejak Kamis (7/7/2022) hingga saat ini telah membuka pelayanan vaksinasi COVID-19 di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Menurutnya, antusias masyarakat tak setinggi ketika pelayanan vaksinasi COVID-19 sebelumnya. Handy menilai hal tersebut dikarenakan tingginya tingkat masyarakat di Bali yang telah divaksinasi.
(nor/nor)