Tradisi Ninjau Haji adalah tradisi mengantar calon jemaah haji (calhaj) yang hanya ada di Kabupaten Jembrana. Di mana warga Jembrana akan berkumpul dan secara berkelompok mengantar calhaj hingga Pelabuhan Gilimanuk yang kemudian dilanjutkan dengan berwisata.
Tradisi mengantar calhaj ini, tidak hanya dilakukan oleh keluarga calhaj, tetapi juga warga muslim Jembrana. Sehingga, setiap pemberangkatan haji selalu meriah. Karena ada ratusan bahkan ribuan orang yang berbondong-bondong mengantar calhaj.
Penyelenggara haji Kemenag Jembrana Muslihin, yang juga warga asli Kelurahan Loloan Barat menyampaikan, bahwa tradisi Ninjau Haji ini sudah turun temurun. Warga lain meskipun tidak ada hubungan keluarga dengan calhaj, ikut mengantar sampai Pelabuhan Gilimanuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari saya kecil memang sudah ada tradisi Ninjau Haji ini. Meski tidak ada hubungan keluarga dengan calon jemaah haji, ikut mengantar sampai pelabuhan," ujarnya.
Menurutnya, dulu sebelum ada transportasi udara untuk berangkat haji melalui jalur laut sehingga bisa berbulan-bulan. Dengan perjalanan laut yang penuh resiko itu, banyak orang yang mengantarkan dan mendoakan. Waktu itu mengantarkan ke kapal yang akan membawa calhaj ke tanah suci Makkah. "Sekarang ini tradisi masih bertahan," ujarnya.
Ninjau Haji ini salah satu tradisi yang tidak hanya formalitas mengantar, tetapi, warga yang mengantar meminta didoakan pada calhaj yang berangkat agar bisa menyusul menunaikan ibadah haji.
"Karena di Makkah itu tempat tempat suci, banyak minta didoakan. Pengantar juga mendoakan calon jemaah haji agar selamat sampai Makkah dan pulang," jelasnya.
Sebelum Ninjau Haji, warga akan melaksanakan tradisi lain terlebih dahulu yaitu ziarah haji. Yakni, mengunjungi rumah masing-masing para calhaj. Tujuannya juga hampir sama, yaitu untuk mendoakan dan meminta didoakan di tanah suci agar bisa menunaikan haji juga. "Ziarah haji untuk saling mendoakan," imbuhnya.
Bahkan setelah ada pengumuman calhaj yang berangkat, pengurus kelompok pengajian atau majelis taklim di desa-desa meminta data kepada Kementerian Agama daftar calhaj yang akan berangkat untuk didatangi dalam tradisi ziarah haji.
"Yang saya catat, kelompok taklim yang ziarah haji itu ada 87 majelis taklim ibu-ibu datang ke rumah-rumah calon jemaah haji. Ada juga majelis taklim laki-laki yang ziarah haji," terangnya.
Sebagai penyelenggara yang juga menjadi pendamping calhaj hingga ke tanah suci Makkah nanti, pihaknya mengimbau pada para calhaj untuk menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan banyak minum air. Karena cuaca di Makkah saat ini suhu panas tinggi, bahkan saat pelaksanaan haji nanti puncaknya hingga 50 derajat celcius.
Pada pemberangkatan haji tahun ini, dimulai dari Masjid Baitul Muhtarifin Polres Jembrana, Kamis (23/6/2022). Sebanyak 24 orang calhaj berkumpul untuk menunaikan salat Subuh berjamaah di masjid. Sehari sebelum berangkat, calhaj sudah menjalani tes PCR dan hasilnya negatif.
Berwisata di Gilimanuk atau Buleleng
Para keluarga juga ikut mengantarkan calhaj hingga Pelabuhan Gilimanuk. Tradisi mengantarkan calhaj ini tidak hanya diikuti oleh anggota keluarga, tetapi juga warga muslim lain di Jembrana.
"Ini tradisi yang mungkin hanya ada di Jembrana. Kemudian kita mengantar bersama-sama sampai ke Gilimanuk, untuk melepas keberangkatannya menuju ke Surabaya," kata Agus Firdaus (38) salah satu keluarga calhaj asal Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara.
Selain mengantar calhaj, keluarga dan warga lain yang Ninjau Haji biasanya membawa bekal makanan. Karena setelah calhaj menyeberang, melanjutkan berwisata di seputaran Gilimanuk atau wilayah Buleleng.
"Karena ini tradisi, ada ajang silaturahmi. Jadi kita berkumpul, bertemu satu dengan yang lainnya, kemudian kita menuju tempat-tempat wisata yang ada di Jembrana, bahkan sampai ke Buleleng," tutup Agus.
Warga Padati Teluk Gilimanuk
Berdasarkan pantauan detikBali pada Kamis siang (23/6/2022), Taman Patung Siwa dan Karangsewu di Kawasan Teluk Gilimanuk, Jembrana Bali, dipadati dengan wisatawan yang sebagian besar merupakan warga yang ninjau haji.
Warga yang usai mengantar calon jamaah haji Kabupaten Jembrana ke Pelabuhan Gilimanuk, memadati tempat wisata Teluk Gilimanuk. Kendaraan yang mereka tumpangi pun beragam. Dari mulai sepeda motor hingga minibus angkutan umum, bahkan terlihat beberapa warga yang datang menggunakan mobil pikap.
"Ini kan tradisi sehabis mengantar jamaah haji, jadi setelah selesai kita mengantar keberangkatan calon jemaah haji dan dilanjutkan dengan jalan-jalan keliling Bali. Ya jalan-jalan tergantung anggaran lah kalau dikit ya sampai di Gilimanuk," kata Aminudin (50) salah satu warga yang ikut ninjau haji asal Kelurahan Lelateng, saat ditemui detikBali di Tempat wisata teluk Gilimanuk, Kamis (23/6/2022).
Warga yang ninjau haji ini membawa bekal nasi dari rumah masing-masing. Kemudian makan bersama dengan mengelar alas di sekitar destinasi wisata ujung barat Bali ini.
Para pedagang juga mendapat berkah dari membludaknya kunjungan wisata ini. Puluhan pedagang, mulai dari asongan dan pedagang kaki lima memadati sekitar Teluk Gilimanuk.
Sekretaris Paguyuban Wisata Teluk Gilimanuk Sony Budi Kusuma mengatakan, kunjungan wisatawan lokal di Teluk Gilimanuk ini, sebagian besar memang dari para warga yang usai mengantar calon jamaah haji sampai Pelabuhan Gilimanuk.
Di samping tempatnya paling dekat, tempat wisata teluk Gilimanuk ini juga memang cocok untuk kumpul keluarga. Sehingga para warga yang ikut mengantar calon jamaah haji bisa langsung beristirahat di seputaran Teluk Gilimanuk. "Mungkin karena paling dekat dengan Pelabuhan, mereka kumpulnya disini," kata Sony.
Meski hanya kunjungan wisatawan lokal, lanjut Sony, kunjungan dari warga ninjau haji ini, berimbas juga pada pedagang di seputaran Teluk. "Ya para pedagang dadak juga ramai berjualan," tukasnya.
(nor/nor)