TPA Butus Nyaris Overload, Desa Diminta Kelola Sampah Mandiri

TPA Butus Nyaris Overload, Desa Diminta Kelola Sampah Mandiri

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Rabu, 15 Jun 2022 17:54 WIB
Tumpukan sampah di TPA Butus, Karangasem, yang meneror warga dengan baunya yang menyengat. (Selamat Juniasa/detikBali)
Kondisi TPA Butus, Karangasem. Foto: Selamat Juniasa
Karangasem -

Tempat pembuangan akhir (TPA) Butus yang terletak di Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem kini nyaris overload. Oleh sebab itu, tiap desa yang biasa mengirim sampah ke TPA Butus kini dibatasi dan diminta untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karangasem I Nyoman Tari, mengatakan Bupati Karangasem I Gede Dana sudah melayangkan surat ke Camat yang kemudian diteruskan ke masing-masing desa. Dalam surat tersebut setiap desa diminta untuk mengolah sampah berbasis sumber secara mandiri dan membatasi pengiriman sampah ke TPA Butus.

"Sebenarnya bukan dilarang untuk mengirim sampah ke TPA Butus tapi masing-masing desa dibatasi. Terutama sampah campuran, kini yang boleh dikirim ke TPA hanya sampah residu," kata Nyoman Tari, Rabu (15/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan selain sampah residu diharapkan bisa dikelola di masing-masing desa secara mandiri, mengingat saat ini TPA Butus sudah kian mendekati overload karena saking banyaknya sampah yang masuk ke TPA tiap harinya.

"Sebenarnya TPA Butus awalnya hanya digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di kota tapi justru ikut menampung sampah dari masing-masing desa. Itu yang membuat TPA Butus kini mendekati overload," ucap Nyoman Tari.

Nyoman Tari juga menambahkan pembatasan pengiriman sampah dilakukan supaya nantinya sampah yang ada di masing-masing desa seperti sampah organik dan non organik bisa dikelola secara mandiri. Tapi ia juga mengakui bahwa kesadaran dari masyarakat terkait pengolahan sampah masih sangat rendah.

"Nanti sampah organik bisa dikelola menjadi pupuk dan yang lainnya sedangkan sampah non organik bisa dikumpulkan untuk nantinya dijual, tapi kendalanya saat ini adalah kesadaran dari masyarakat yang masih sangat rendah terkait pengolahan sampah," ujar Nyoman Tari.




(nor/nor)

Hide Ads