4 Kali Dibobol, Rangda Pura Dalem Siyut Batal Diarak Saat Melasti

4 Kali Dibobol, Rangda Pura Dalem Siyut Batal Diarak Saat Melasti

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 21 Mei 2022 10:15 WIB
Kelian Adat Siyut Made Sedana saat menunjukkan Rangda di Gedong Simpen yang dirusak maling dan permatanya dicongkel.
Kelian Adat Siyut Made Sedana saat menunjukkan Rangda di Gedong Simpen yang dirusak maling dan permatanya dicongkel. (Foto: Istimewa)
Gianyar -

Sejumlah fakta terungkap pasca pencurian pratima (benda sakral) di Pura Dalem Siyut, Desa Tulikup, Gianyar, Bali.

Ternyata, aksi pembobolan atau pencurian benda sakral di Pura Dalem Siyut bukan kali pertama terjadi. Kejadian ini merupakan pencurian kali keempat sejak 1965 silam.

Hal tersebut diungkap oleh Kelian Adat Banjar Siyut, Made Sedana. Saat dikonfirmasi, ia mengatakan jika aksi serupa pernah terjadi sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadian ini sudah kali keempat. Sebelumnya ada tiga kejadian yang sama di sini (Pura Dalem Siyut)," ungkap Sedana.

Sedana merinci, aksi pencurian pratima di Pura Dalem Siyut pertama kali terjadi sebelum tahun 1965 silam.

ADVERTISEMENT

Kemudian kejadian kedua, terjadi sekitar tahun 2001.

Sebelum kejadian kali keempat, sekitar tiga bulan lalu, imbuh Sedana, pratima di pelinggih utama Pura Dalem Siyut juga raib.

"Dua kejadian sebelumnya beberapa pratima hilang. Kemudian ketiga kalau tidak salah ada enam bunga emas di pelinggih. Waktu itu kami bersama krama (warga) sudah langsung menggelar Caru Balik Sumpah," jelas Sedana.

Dengan demikian, kejadian kali ini menjadi aksi pencurian yang keempat kalinya terjadi di Pura Dalem Siyut.

Menurut Sedana, keberadaan Pura Dalem Siyut selain sepi dan jauh dari pemukiman warga, posisi pura juga dekat dengan Jalan Bypass Ida Bagus Mantra.

"Kondisi ini yang memang agak sulit terpantau oleh kami dan krama. Nanti, kami akan berembuk dengan warga untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang," kata Sedana.

Sedana menjelaskan, pralingga atau rangda yang dirusak sebenarnya akan disungsung (diarak) atau dihadirkan saat melasti serangkaian piodalan di Pura Puseh pada 27 Mei 2022 mendatang.

Namun karena cemer akibat rusak dan dicuri dan digeseng (dibakar), kata Sedana, prosesi itu tidak bisa dilaksanakan.

"Jadinya kami tidak bisa hadirkan beliau. Padahal sebelum kejadian, dua tahun lalu rangda ini juga baru saja diperbaiki. Biayanya cukup mahal sekitar Rp 100 juta," ungkapnya.

Kini, dengan kejadian itu, pihaknya masih akan berembuk dengan krama.

"Kalau lapor (polisi) kan sudah. Nah untuk secara niskala ini kami juga akan gelar paruman dengan warga. Karena selain tidak ada kas, jumlah kepala keluarga di sini juga sedikit sekitar 129 KK. Ini yang harus kami bahas karena berkaitan dengan biaya," sambungnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi pencurian pratima terjadi di Pura Dalem Siyut.

Aksi pencurian baru diketahui pertama kali oleh Saksi Gusti Niang Mangku saat mebanten, pada Kamis (19/5/2022) tepat saat rahinan kajeng kliwon, Kamis (19/5/2022).

Saat pertama kali dilihat, kondisi gedong simpen rusak. Teralis besi juga dirusak dan selanjutnya emas sebanyak 15 gram beserta 9 buah permata mirah raib.

Akibat kejadian tersebut, warga harus menggelar upacara dengan biaya cukup besar. Upacara itu digelar karena pura sudah dianggap cemer atau kotor. (*)




(iws/iws)

Hide Ads