Korban yang tinggal seorang diri di rumahnya sudah tidak terlihat sejak Kamis (5/5/2022) pekan lalu.
Warga mengira korban bepergian sehingga tidak curiga korban meninggal di dalam rumah.
Bahja, paman korban menuturkan, Akmaluddin tidak bisa dihubungi sejak sepekan lalu. Biasanya saat hari raya korban datang ke rumah pamannya yang berada di belakang rumah. Namun kali ini korban tidak ada datang.
Kata tetangganya sempat silaturahmi pada hari Rabu (4/5/2022). "Terakhir hari Kamis sempat dihubungi (ditelepon) setelah itu, tidak bisa lagi," kata Bahja.
Karena sudah tidak bisa kontak, pihak keluarga juga tidak menaruh curiga kepada korban dan mengira korban berpergian keluar rumah.
Bahja menuturkan, awal ditemukan korban, saat warga melintas di gang samping rumah korban ada yang mencium bau busuk. Warga mengira bau muncul dari bangkai tikus.
"Anak-anak yang mau mengaji ke masjid, bilang ada bau busuk bangkai," ungkapnya
Karena bau busuk yang tidak hilang sejak beberapa hari, justru semakin menyengat. Bahja bersama warga lain masuk paksa ke dalam rumah korban melalui jendela.
Saat ditemukan Akmalludin sudah dalam keadaaan membusuk, dipenuhi belatung di dalam kamar rumahnya dalam posisi telentang. "Ternyata ponakan saya sudah meninggal" tuturnya.
Diduga korban mengalami sakit darah tinggi dan struk ringan. "Ponakan saya memang dia sering sakit," imbuhnya.
Kapolsek Melaya Kompol I Made Katon membenarkan penemuan seorang mayat tersebut. "Bahwa benar (ditemukan korban meninggal) pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2022 sekitar pukul 09.30 wita bertempat di rumah korban," kata Kapolsek.
Kepolisian Sektor Melaya sudah melakukan olah TKP, dan saat ini mayat masih berada di rumah korban tidak dibawa ke rumah sakit dan akan segera dikebumikan.
"Hasil olah TKP korban ditemukan memakai celana kain warna coklat, tubuh semua dipenuhi belatung kulit mengelupas," tukasnya.
Keluarga korban mengikhlaskan kematian korban dan memohon tidak dilakukan autopsi.
(kws/kws)