Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat, khususnya kelompok rentan, untuk melakukan vaksinasi booster menyusul peningkatan kasus COVID-19 di Singapura. Namun, Kemenkes juga mengingatkan bahwa stok vaksin booster gratis terbatas dan kini makin menipis.
Dilansir detikHealth, Kemenkes menyoroti peningkatan kasus COVID-19 di Singapura akibat adanya varian baru. Indonesia sebagai negara tetangga memiliki risiko tinggi untuk ikut terpapar, apalagi mobilitas masyarakat cukup tinggi.
"Peningkatan tersebut terjadi di tengah tingginya mobilitas masyarakat, termasuk dari Indonesia, yang diperkirakan akan bepergian untuk menghadiri berbagai agenda internasional seperti konser artis dunia Lady Gaga yang dimulai pada 18 Mei 2025," ungkap Kemenkes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, baru-baru ini kasus mingguan Singapura mencapai 14 ribu. Angkanay meningkat signifikan dari rata-rata semula 11 ribu kasus. Total harian rawat inap juga ikut merangkak naik dari 102 menjadi 133 kasus di periode awal Mei 2025.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman pun mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster. Khususnya mereka yang masuk dalam kelompok rentan, seperti lansia, orang dengan imunitas lemah, dan riwayat komorbid atau penyakit penyerta.
Vaksin booster gratis dapat diakses di faskes tingkat pertama. Namun, Aji mengingatkan bahwa stoknya kian menipis.
"Gratis di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Tetapi jumlahnya sudah terbatas," tutur Aji kepada detikcom, Selasa (20/5/2025).
Aji mengatakan stok yang terbatas berkaitan dengan penurunan permintaan. Aji menyampaikan belum ada pengumuman data puskesmas mana saja yang kemungkinan masih memiliki stok vaksin COVID-19 gratis.
Di luar program pemerintah, vaksin COVID-19 masih bisa didapat secara mandiri dengan kisaran harga Rp 200 ribu. Masyarakat juga bisa langsung mendatangi klinik atau apotek.
Para ahli di Kementerian Kesehatan dan Badan Penyakit Menular Singapura memprediksi tren ini akan berlangsung secara berkala sepanjang tahun. Varian utama yang menjadi penyebab melonjaknya kasus COVID-19 di Singapura adalah LF.7 dan NB.1.8, yang mencakup lebih dari 2/3 kasus. Kedua varian tersebut merupakan sublineage atau turunan dari JN.1, yang juga merupakan varian yang digunakan dalam formulasi vaksin COVID-19 saat ini.
"Untuk sebagian besar pasien, gejalanya masih menyerupai flu biasa, dan sebagian besar pasien pulih dengan cepat," jelas Dr. Kim Lim Show dari Life Family Clinic Singapura.
(des/des)