Cerita Pemudik Antre di Gilimanuk, Pengeluaran Banyak-Tak Mandi 2 Hari

Cerita Pemudik Antre di Gilimanuk, Pengeluaran Banyak-Tak Mandi 2 Hari

I Ketut Suardika - detikBali
Minggu, 01 Mei 2022 14:55 WIB
antrean bus saat masuk ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana
Antrean bus saat akan masuk ke Pelabuhan Gilimanuk Jembrana. (Foto: I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Gilimanuk, menjadi ujian kesabaran bagi para sopir truk yang terjebak selama 12 jam lebih. Sejumlah sopir bus mengaku pasrah dengan kondisi yang ada, meski bekal sudah mulai menipis.

Terjebak dalam antrean lama, tidak terbayangkan sebelumnya oleh para sopir angkutan barang. Baik sopir truk kecil dan truk besar, ternyata saat tiba di Gilimanuk terjebak hingga lebih dari 10 jam.

Mereka terpaksa harus menginap di sekitar Pelabuhan Gilimanuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama terjebak kemacetan, tidak ada yang bisa dilakukan. Hanya bisa duduk menunggu dan menunggu. Para sopir menunggu di balik kemudi dan banyak juga yang keluar dari kemudi bertemu dengan sopir lain untuk mengusir kepenatan.

Pantauan detikBali, para sopir truk terlihat bergerombol dengan sopir truk lain. Ada pula yang duduk sendiri di dalam truk dan di luar truk. "Bingung juga mau ngapain," kata sopir truk yang akan ke Jawa yang terjebak selama 10 jam lebih di Gilimanuk.

ADVERTISEMENT

Karena masih terjebak dalam antrean, kebutuhan makan dan minum sopir juga bertambah.

Padahal bekal yang dimiliki sudah mulai menipis, dan mereka juga belum tahu sampai kapan tertahan di Gilimanuk, karena antrean kendaraan masih panjang.

Karena terjebak macet konsumsi bahan bakar juga lebih banyak. Para sopir angkutan barang ini juga terpaksa tidak mandi selama dua hari.

"Kalau urusan ke belakang, kalau cuma kencing bisa di pinggir jalan. Kalau buang air besar cari toilet umum," kata salah seorang sopir truk, saat berbincang dengan detikBali.

Selama terjebak macet, mulai Sabtu (30/4/2022) malam sekitar pukul 23.30 WITA Minggu siang ini, biaya tambah banyak. Untuk makan dan konsumsi bahan bakar kendaraan. "Kebetulan tidak puasa," kata Yusuf, pengemudi angkutan paket ini.

Muhammad Zainuri, terjebak macet di jalan menuju Gilimanuk Sabtu (30/4/2022) malam sekitar pukul 23.00 WITA. Namun hingga Minggu (1/5/2022) pagi pukul 10.00 WITA masih berada di luar pelabunan. "Mungkin sore ini kayaknya," ujar Zainuri.

Pemudik yang membawa truk mengaku biaya yang dikeluarkan membengkak. Padahal pemudik yang sengaja membawa truk sendiri bersama anak istrinya ini berharap lebih irit. "Biaya pengeluaran membengkak," kata pemudik ini.

Sejak terjebak macet, Zainuri dan keluarganya terpaksa tidak mandi. "Sudah dua hari tidak mandi," ungkapnya.

Sopir yang akan ke Malang, Jawa Timur ini juga membawa kiriman sayur, khawatir sayurnya busuk karena terlalu lama terjebak macet dan sayur kepanasan. Biaya untuk bahan bakar juga tambah banyak.

Selain sopir angkutan barang, nasib lebih tragis dialami penumpang bus yang akan mudik ke Jawa. Menurut kernet, banyak penumpang yang memilih keluar dari bus selama terjebak macet. Karena dari Minggu dini hari, hingga Minggu siang masih belum menyeberang.

"Itu penumpangnya. Pengeluaran juga tambah banyak," kata Isa," kernet bus.

Menurut penumpang bus, selama terjebak macet dari pukul 12 malam atau hampir sepuluh jam jenuh di dalam bus. "Ya harus sabar," ujar Ari, penumpang bus yang akan ke Ponorogo.

Karena sudah mempersiapkan biaya untuk mudik, mengaku harus menambah pengeluaran. "Kalau mudik pengeluaran tidak terduga pasti ada. Untuk mandi sudah disiapkan. Cuma ada tambahan pengeluaran," ungkapnya.

Nasib lebih tragis penumpang bus lain, bus yang ditumpangi dari Denpasar dari Sabtu sore sekitar pukul 15. 00 WITA, mengalami masalah di Gilimanuk. Sehingga harus pindah bus lain. Hingga Minggu siang sekitar pukul 10.00 WITA belum menyeberang. "Pengeluaran jelas, tapi kita beli yang lebih murah asal nyampek di kampung," ungkap.

Saking gabutnya, selama terjebak macet, hanya duduk diam sambil menghitung mobil yang lewat di jalan.

"Tidak begitu kerasa, kita menikmati mudiknya. Capeknya karena bawa anak," kata Ari, pemudik yang akan ke Jakarta.




(kws/kws)

Hide Ads