Ratusan Balita di Klungkung Alami Stunting, Tim Khusus Dibentuk

Ratusan Balita di Klungkung Alami Stunting, Tim Khusus Dibentuk

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 12 Apr 2022 09:29 WIB
Ilustrasi anak
Ilustrasi (Getty Images/Marizza)
Klungkung -

Puluhan balita di Kabupaten Klungkung mengalami stunting, masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Kondisi ini membuat Pemerintah Kabupaten Klungkung membentuk tim khusus guna mengatasinya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung mencatat, angka stunting di Kabupaten Klungkung tahun 2021 tercatat sebanyak 653 orang atau 6,20 persen.

"Ini tersebar di seluruh di Kabupaten Klungkung," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, Made Adi Swapatni dalam keterangan tertulis dikutip detikBali, Selasa (12/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus stunting tertinggi tercatat di wilayah Nusa Penida dengan sebanyak total 358 orang. Sementara sisanya tersebar di beberapa wilayah. Dinas Kesehatan Klungkung mencatat angka stunting berdasarkan wilayah puskesmas.

"Tertinggi ada di wilayah kerja Puskesmas 1 Nusa Penida sebanyak 266 kemudian wilayah kerja Puskesmas Klungkung 1 sebanyak 93 dan wilayah kerja Puskesmas 3 Nusa Penida 92 sedangkan yang lainnya ada yang 50 orang dan seterusnya," ujar ujar Made Adi Swapatni.

Dari total balita yang mengalami stunting, 249 orang berasal dari keluarga miskin dan 153 orang yang belum memiliki Jaminan Kesehatan Nasional. Dari total jumlah data standing tersebut, 504 orang telah dimasukan dalam data stunting permanen untuk dievaluasi sampai usia 2 tahun.

Guna mempercepat penanganan, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stanting (TPPS). Tim tersebut diharapkan dapat bekerja cepat dan optimal. Suwirta meminta kepada semua tim untuk berkomitmen menuntaskan kasus stunting di Kabupaten Klungkung.

Agar kasus stunting tidak terus bertambah, Suwirta juga menekankan pentingnya pendidikan kepada pasangan yang menikah muda. Karenanya, ia meminta Dinas Pendidikan memperkuat pendidikan karakter dan edukasi kesehatan kepada siswa sekolah. Pendidikan khusus kepada pasangan menikah muda juga akan digencarkan.

"Keterbatasan pemahaman dapat berupa minimnya pengetahuan mengenai ibu hamil, asupan gizi, hingga kecukupan nutrisi usai melahirkan. Maka dari itu, hal ini sangat penting dipahami sejak dini sehingga bisa mencegah terjadinya standing pada balita, " ujarnya.




(nke/nke)

Hide Ads