Wishfood didirikan oleh Muslihuddin Aini pada 2022. Pria berusia 34 tahun itu mendirikan Wishfood karena ingin memasarkan produk makanan olahan ikan hasil tangkapan para nelayan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Wishfood didirikan sejak 2022 sebagai wadah dan menyerap hasil olahan ikan dari para nelayan, khususnya di daerah konservasi di NTB," kata Muslih ketika ditemui detikBali di gerainya di komplek Pasar Pancor, Kecamatan Selong, Lombok Timur, Minggu (23/2/2025).
![]() |
Muslih mengembangkan Wishfood dengan konsep sociopreneurship, yaitu bisnis yang dijalankan dengan misi sosial. Bergerak sebagai organisasi masyarakat sipil (OMS) Coastal Environmental Fisheries (CEF), Muslih mendampingi kelompok perempuan untuk mengolah hasil tangkapan ikan menjadi sebuah produk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produk yang dihasilkan kelompok perempuan pesisir pun beragam. Ada abon ikan, bakso ikan, kerupuk ikan tuna, hingga basreng ikan.
Setelah kelompok perempuan bisa membuat olahan ikan, produk tersebut lalu dijual melalui Wishfood. Wishfood menjadi wadah untuk memasarkan produk olahan ikan yang mereka buat.
Kegiatan pendampingan tersebut sudah dilakukan sejak 2021. Tak hanya di Pulau Lombok, Muslih dan OMS CEF juga melaksanakan project pemberdayaan masyarakat pesisir di Pulau Sumbawa.
Muslih berpendapat masyarakat pesisir, khususnya nelayan kecil, dekat dengan kemiskinan dan termarjinalkan. Sehingga melalui project yang dijalankan diharapkan memberikan nilai tambah dari hasil tangkapan ikan.
"Selama ini nelayan masih menjual ikan dengan cara yang konvensional dikarenakan masih dianggap praktis dan cepat dilihat hasilnya. Namun ketika diolah, nilai jual ikan semakin tinggi dan juga bisa bertahan lama," kata Muslih.
Pembeli di Wishfood tidak hanya datang dari Lombok saja. Melainkan hingga Bogor.
Seperti terlihat di gerai Wishfood, Minggu pagi. Sejumlah pengunjung perempuan nampak melihat-lihat beragam produk olahan dari Wishfood.
Tak hanya melihat-lihat saja, mereka juga membeli beberapa produk. Ada yang membeli tiga cup abon dan ada juga yang membeli basreng serta sambal ikan.
Muslih menyebut produk olahan ikan berhasil dijual sebanyak 300-500 pcs per bulan melalui Wishfood. Harganya pun beragam, seperti abon ikan Rp 35 ribu, bakso ikan Rp 23.500, kerupuk ikan tuna Rp 15 ribu, sambal ikan Rp 24 ribu, basreng ikan Rp 15 ribu, hingga abon ikan tuna Rp 35 ribu.
Muslih bermimpi untuk bisa ekspor produk olahan ikan para nelayan di NTB tersebut. "Salah satu mimpi besar kami, adalah melakukan ekspor. Namun, saat ini masih belum, ke depanya akan kami targetkan untuk itu," ucap Muslih.
Selain dijual di gerai Wishfood, produk olahan ikan juga sudah menyasar 20 gerai di Lombok Timur dan Kota Mataram. Salah satunya di pusat oleh-oleh terbesar di Lombok yaitu Sasaku.
Keuntungan penjualan olahan ikan tak hanya diberikan ke nelayan dan kelompok perempuan, Muslih menyumbangkan 10 persen keuntungan untuk konservasi laut. Seperti menanam mangrove hingga transplantasi terumbu karang.
"Keuntungan 10 persen dari penjualan itu akan disumbangkan untuk kegiatan yang dapat menjaga lingkungan pesisir. Seperti untuk menanam mangrove, transplantasi terumbu karang," jelas Muslih.
![]() |
Begitu juga dengan kegiatan kampanye dan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian laut di wilayah konservasi.
Bagi detikers yang ingin mencoba berbagai olahan ikan Wishfood, bisa langsung datang ke gerai di Lombok Timur. Lokasinya di komplek Pasar Pancor, Kecamatan Selong.
Di komplek Pasar Pancor sudah tersedia display beragam produk yang tersedia. Detikers juga bisa mengunjungi website https://wishfood.id untuk pemesanan secara online.
(nor/nor)