'Andai Aku Jadi Gubernur Bali': Lagu Kritik Sosial Robi Navicula

'Andai Aku Jadi Gubernur Bali': Lagu Kritik Sosial Robi Navicula

Agus Eka - detikBali
Sabtu, 16 Nov 2024 16:11 WIB
Vokalis Navicula, Gede Robi Suprianto atau kerap dipanggil Robi Navicula.
Vokalis Navicula, Gede Robi. Foto: Instagram robinavicula
Denpasar -

Kegundahan hati seorang Gede Robi Supriyanto, vokalis band Navicula, melihat dinamika sosial Bali, membuatnya makin rajin merangkum beragam isu. Kemudian terbersit untuk membuat lagu berjudul 'Andai Aku Jadi Gubernur Bali' dengan format solois.

Apa maksud dari lagu tersebut?

Robi baru saja merilis lagu 'Andai Aku Jadi Gubernur Bali' di sejumlah platform musik digital per 1 November 2024. Lewat lagu itu, Robi seakan menjabarkan berbagai persoalan Bali terkini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robi mengakui lagu itu sengaja diluncurkan bertepatan jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024. Tujuannya untuk memberikan gambaran kepada masyarakat, apa masalah yang ada dan seperti apa pemimpin yang ideal untuk Bali.

"Lagu itu adalah aspirasi saya tentang situasi Bali. Ini sebagai respons pesta demokrasi, memilih calon pemimpin untuk lima tahun ke depan. Dari lagu itu harapannya kita bisa memilih pemimpin yang bisa mewujudkan apa yang jadi mimpi kita dalam kondisi Bali yang ideal," tutur Robi di Denpasar, Kamis (14/11/2024).

ADVERTISEMENT

Asal tahu saja, ini menjadi karya solo pertama Robi mengangkat tema lagu Pilkada di luar Navicula. Soal lirik, lagu Andai Aku Jadi Gubernur Bali ditulis menarik dengan rima yang semuanya berakhiran "i". Lagu berdurasi 5 menit 7 detik itu seluruhnya mengupas isu-isu yang umum terjadi di masyarakat.

Mulai dari isu lingkungan, pendidikan, kesehatan, energi, transportasi hingga korupsi. Intinya Robi menuangkan delapan pokok masalah. Bahkan masih banyak materi yang belum dituangkan Robi dalam lagu itu.

"Mungkin terkesan subjektif, tapi materi lagu itu kurang lebih mewakili aspirasi banyak orang. Sebenarnya masalah ini kan masalah yang terjadi di lingkungan kita, bisa lihat sekarang ada macet, masalah sampah dan lain-lain," sebut Robi.

Pesan dalam lirik lagu tersebut, kata Robi, menjadi refleksi bahwa Bali masih punya banyak persoalan yang belum terselesaikan. Robi yang juga getol menyuarakan isu lingkungan-sosial lewat lagu-lagu ini, kembali mengingatkan untuk cerdas memilih pemimpin berdasarkan kapabilitas, bukan sekadar popularitas.

"Jadi basic saja sebenarnya. Yang kita perlukan, pemimpin yang punya pemahaman tentang apa yang diperlukan Bali. Mereka mengerjakan job yang besar, tidak bisa kita sembarangan memilih pemimpin karena pertaruhannya sekian tahun ke depan," tegasnya.

"Lihat latar belakang dia, apakah berintegritas tidak, punya pengetahuan nggak sebagai seorang negarawan? Kita jangan ngawur untuk mempertaruhkan nasib lima tahun ke depan," sambungnya.

Cepat Kilat Langsung Tancap Gas

Robi mengaku tak butuh waktu lama untuk menulis lirik lagu. Prosesnya ketika Robi sedang naik motor di jalanan, lalu melihat banyak baliho calon gubernur. Sampai di studio, Robi mulai mencicil materi, diawali dengan merekam sendiri guide vokal hingga aransemennya.

"Seru juga rasanya daripada menggerutu, nyinyir di medsos tidak jelas. Lebih baik bikin karya," singkat Robi.

Dalam proses rekaman, dia dibantu Alvin, member band Poker Mustache dan Reza dari Matajiwa. "Lirik itu kan sudah dirangkum. Rangkuman dari hasil observasi, kehidupan nyata saja mulai dari yang paling sederhana sampai yang berat," imbuh musisi yang kemarin terlibat dalam even Subak Spirit Festival 2024 di Jatiluwih, Tabanan.

Robi memilih menggabungkan unsur genre funk, pop, dan rock balada sehingga musiknya tak terlalu distraksi. Ia ingin pendengar agar fokus pada pesan lagu itu.

"Cuma tiga chord, orang ambil gitar langsung bisa nyanyikan. Pesannya yang penting. Jadi aku buat musiknya tidak terlalu rumit, dibuat sederhana biar orang fokus pada liriknya saja," ucap seniman yang juga petani kopi ini.

Tidak hanya diedarkan bentuk format lagu lengkap, Robi juga menelurkan versi instrumental, berselang empat hari setelah lagu itu dirilis. Dia ingin pendengar juga ikut berkreasi, menyuarakan aspirasi dari banyak persoalan dengan membuat lirik baru dengan iringan musik tanpa vokal yang sudah disediakan.

"Jadi apa yang aku suarakan di lagu itu sebetulnya belum cukup. Jadi aku buat versi musik saja karena aku yakin orang punya topiknya sendiri. Aku beri kesempatan orang nyanyi, bikin lirik sendiri dengan masalah mereka sendiri," tukas Robi.




(nor/dpw)

Hide Ads