Pedagang Takjil Dadakan Menjamur, Sehari Cuan Rp 9-10 Juta

Ragam Ramadan 2023

Pedagang Takjil Dadakan Menjamur, Sehari Cuan Rp 9-10 Juta

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Senin, 27 Mar 2023 07:25 WIB
Pedagang takjil dadakan di sebelah barat Jembatan Syarif Tua/Jembatan Belly, Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (26/3/2023).
Pedagang takjil dadakan di sebelah barat Jembatan Syarif Tua/Jembatan Belly, Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (26/3/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali
Jembrana -

Sejumlah pedagang takjil dadakan menjamur di sebelah barat Jembatan Syarif Tua/Jembatan Belly, Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali. Mereka meraup omzet hingga Rp 9-11 juta per hari.

Seperti tahun-tahun sebelumnya saat memasuki bulan Ramadan, pedagang takjil memenuhi Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Loloan Barat. Mereka menjual aneka macam makanan dan minuman. Kini, jalan yang biasa dilalui warga Loloan itu dipadati pembeli setiap sore.

Pedagang takjil mulai berjualan pukul 16.00 Wita hingga pukul 19.00 Wita, namun ada juga yang menunggu dagangan habis baru menutup lapak. Kegiatan setiap sore hari di Loloan ini juga dimanfaatkan warga non muslim untuk membeli lauk saat pulang kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang diungkapkan Ni Nengah Sumitri (44), yang mengaku sangat terbantu dengan banyaknya pedagang takjil saat bulan puasa. Sebab, ia tak perlu bingung lagi membeli lauk untuk makan malam.

"Kalau mencari lauk saat sore hari gampang, jadi terbantu sekali, apalagi pulang dari bekerja kan capek, jadi beli lauk gampang kalau bulan puasa," katanya kepada detikBali, Minggu (26/3/2023).

ADVERTISEMENT

Seorang pedagang bernama Ismail (38) mengatakan munculnya pedagang takjil dadakan sudah menjadi kebiasaan setiap tahun. Ia sendiri mulai berjualan menu berbuka puasa sejak hari pertama puasa.

"Kalau bulan puasa memang sudah menjadi kebiasaan di barat Jembatan Belly ini banyak pedagang takjil dadakan," ungkap Ismail.

Ismail mengatakan dibandingkan saat pandemi COVID-19, omzetnya saat ini meningkat drastis hingga 50 persen. "Banyak juga warga non muslim berbelanja, mereka mencari lauk, ya lebih gampang saja karena banyak pilihan," katanya.

Sementara, pedagang lain bernama Andayani (43) menjual masakan sendiri dan warga Loloan Barat yang menitipkan dagangan di lapak miliknya. "Kalau buat sendiri takut kewalahan, beberapa dagangan ini ada yang nitip. Jadi banyak pilihan, pembeli tidak bosan," papar wanita yang akrab disapa Ibu Tutik ini.

Dalam sehari Tutik mengaku meraup omzet mencapai Rp 9 juta, meningkat hingga 50 persen dibanding tahun sebelumnya yang di bawah Rp 5 juta. "Kalau kotor ya kira-kira segitu lah, bahkan sampai Rp 11 juta, tapi belum dipotong yang lain itu," ungkapnya.

Ia berharap kehadiran pedagang takjil dadakan dapat memudahkan warga dalam mencari hidangan berbuka puasa. "Kalau untuk lauk berbuka puasa di sini (Loloan Barat) lengkap, minuman juga banyak, jadi kalau malas memasak, kami sediakan di sini," tandas Tutik.




(irb/efr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads