
Cerita Warga Kota Jogja, Hidup Berdampingan dengan Nyamuk Wolbachia
Penyebaran nyamuk Wolbachia menuai pro dan kontra di masyarakat. Di Kota Jogja, masyarakat kini sudah mulai hidup berdampingan dengan nyamuk ber-Wolbachia.
Penyebaran nyamuk Wolbachia menuai pro dan kontra di masyarakat. Di Kota Jogja, masyarakat kini sudah mulai hidup berdampingan dengan nyamuk ber-Wolbachia.
Warga Yogyakarta mengisahkan pengalamannya hidup 'berdampingan' dengan nyamuk ber-wolbachia. Sempat meragukan efektivitasnya, kini ia merasakan manfaatnya.
Nyamuk wolbachia tengah mendapat sorotan publik setelah Kementerian Kesehatan memutuskan memakai nyamuk tersebut untuk menekan penyakit DBD.
Dinkes Kota Yogyakarta buka-bukaan soal data kasus DBD sebelum dan setelah pelepasan nyamuk ber-wolbachia. Tercatat, ada penurunan kasus secara signifikan.
Dinkes Kota Jogja menyebut nyamuk ber-Wolbachia sudah disebar di wilayah Kota Jogja sejak tahun 2016 silam. Begini hasilnya.
Penggunaan nyamuk wolbachia untuk mencegah penyakit DBD disebut bakal dimulai di daerah Jakarta Barat pada Desember mendatang. Seperti apa metodenya?
Teknologi wolbachia untuk mengendalikan DBD menuai pro-kontra. Warga Yogyakarta yang sudah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan wolbachia angkat bicara.
Jutaan nyamuk mengandung bakteri wolbachia dilepaskan ke alam. Nyamuk ini merupakan hasil produksi pabrik nyamuk super di Kolombia.
Inovasi wolbachia diharapkan dapat menekan penularan DBD. Berdasarkan riset yang ada, ilmuwan UGM mengklaim risiko intervensi wolbachia 'dapat diabaikan'.
Peneliti Universitas Gadjah Mada Adi Utarini menerangkan teknologi yang digunakan bukan kategori dari rekayasa genetika.