
Dinkes DKI Sebar Nyamuk Wolbachia untuk Tekan DBD Awal Oktober
Dinkes DKI Jakarta menyebar nyamuk Aaedes aegypti ber-wolbachia pada awal Oktober 2024. Penyebaran nyamuk itu untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Dinkes DKI Jakarta menyebar nyamuk Aaedes aegypti ber-wolbachia pada awal Oktober 2024. Penyebaran nyamuk itu untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Dinkes DKI Jakarta akan menyelenggarakan survei kesiapan masyarakat menjelang uji coba pelepasan nyamuk Aedes aegypti mengandung wolbachia untuk mencegah DBD.
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar), menjadi lokasi pertama uji coba pelepasan nyamuk Aedes aegypti mengandung wolbachia.
Kemenkes RI menjabarkan tiga upaya mencegah DBD. Menyasar sisi lingkungan, intervensi lewat Aedes aegypti ber-Wolbachia, dan intervensi terhadap manusia.
Warga Yogyakarta mengisahkan pengalamannya hidup 'berdampingan' dengan nyamuk ber-wolbachia. Sempat meragukan efektivitasnya, kini ia merasakan manfaatnya.
Nyamuk wolbachia tengah mendapat sorotan publik setelah Kementerian Kesehatan memutuskan memakai nyamuk tersebut untuk menekan penyakit DBD.
Dinkes Kota Yogyakarta buka-bukaan soal data kasus DBD sebelum dan setelah pelepasan nyamuk ber-wolbachia. Tercatat, ada penurunan kasus secara signifikan.
Teknologi wolbachia untuk mengendalikan DBD menuai pro-kontra. Warga Yogyakarta yang sudah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan wolbachia angkat bicara.
Inovasi wolbachia diharapkan dapat menekan penularan DBD. Berdasarkan riset yang ada, ilmuwan UGM mengklaim risiko intervensi wolbachia 'dapat diabaikan'.
Heboh pelepasan nyamuk ber-wolbachia untuk menangkal demam berdarah dengue (DBD). Seperti apa sih efek samping gigitan nyamuk ber-wolbachia? Ini jawabannya.