
Sudah Jarang Anak Muda Dayak Bertelinga Panjang, Mengapa Handrius Mau?
Tradisi memanjangkan daun telinga yang menjadi ciri khas masyarakat Dayak Kenyah di masa lalu, kini mulai ditinggalkan, terutama oleh generasi muda.
Tradisi memanjangkan daun telinga yang menjadi ciri khas masyarakat Dayak Kenyah di masa lalu, kini mulai ditinggalkan, terutama oleh generasi muda.
Fotografer Ati Bachtiar mendokumentasikan tradisi telinga panjang suku Dayak yang terancam punah. Ia mengungkapkan kisah dan perjuangan budaya ini.
Nenek Julan adalah salah satu dari segelintir orang yang masih menjaga tradisi telinga panjang dari Desa Long Beliu, Berau.
Laing Ngau menjadi orang terakhir dalam tradisi telinga panjang di Desa Long Lasan. Sayang, sedikit memori indah dalam memorinya saat memiliki telinga panjang.
Telinga panjang jadi simbol kecantikan suku Dayak. Iyun Anye yang kini berusia sekitar 100 tahun, menjadi salah satu saksi hidup tradisi yang hampir punah itu.
Telinga panjang yang dulu jadi kebanggaan dan simbol kecantikan suku Dayak, terancam punah. Di tengah perubahan persepsi sosial, tradisi ini makin ditinggalkan.
Di Desa Long Beluah, tradisi telinga panjang suku Dayak Kayan Mapan terancam punah. Idung Kusow, 80 tahun, adalah salah satu penjaga budaya ini.
Bagi masyarakat adat Dayak Kenyah, tato dan telinga panjang bukan sekadar hiasan. Itu adalah lambang status, keberanian, dan identitas yang diwariskan leluhur.