
Nasib Tak Jelas Lahan Lokasi Tragedi Longsor Sampah TPA Leuwigajah
Tragedi longsor sampah TPA Leuwigajah menyisakan kenangan pahit. Kini, lahan tersebut direncanakan menjadi kawasan konservasi adat dan budaya oleh pemerintah.
Tragedi longsor sampah TPA Leuwigajah menyisakan kenangan pahit. Kini, lahan tersebut direncanakan menjadi kawasan konservasi adat dan budaya oleh pemerintah.
Dua dekade setelah longsor sampah TPA Leuwigajah, duka masih membekas. Peringatan HPSN ke-20 diwarnai ritual dan teatrikal mengenang korban tragedi.
Peringatan tragedi longsor Leuwigajah di Cireundeu, Kota Cimahi, berlangsung khidmat. Ada momentum kelam dari peristiwa ini.
18 tahun lalu, 157 nyawa melayang dalam tragedi longsor sampah yang terjadi di TPA Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Warga Kampung Adat Cireundeu, Cimahi meminta pemerintah untuk membangun monumen peringatan tragedi Leuwigajah yang menewaskan 157 warga.
Peristiwa nahas terjadi pada 21 Februari 2005 di Cimahi setelah 150 orang tewas setelah tertimbun longsoran sampah di TPA Leuwigajah.
Sepuh Kampung Adat Cireundeu Abah Widi meminta kepada pemerintah daerah atau provinsi agar mendirikan monumen di bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.
Lagu Rancage yang diiringi dengan karinding dan celempung membawa pendengarnya tidak lupa atas tragedi ledakan di TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005 silam.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengecek aset berupa lahan milik Pemerintah Kota Bandung yang lokasinya berada di bekas TPA Leuwigajah, Kota Cimahi.
16 tahun silam, tepatnya 21 Februari 2005 sedikitnya 150 orang tewas akibat tertimbun longsoran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Cimahi.