Sepuh Cirendeu Minta Dirikan Monumen Kenang Ledakan Leuwigajah

Sepuh Cirendeu Minta Dirikan Monumen Kenang Ledakan Leuwigajah

Muhammad Iqbal - detikJabar
Selasa, 22 Feb 2022 07:36 WIB
Lokasi Tragedi Ledakan TPA Leuwigajah
Lokasi Tragedi Ledakan TPA Leuwigajah. (Foto: Muhammad Iqbal)
Cimahi -

Ais Pangampih Kampung Adat Cireundeu Abah Widi meminta kepada pemerintah daerah atau provinsi agar mendirikan monumen di bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah. Hal itu untuk mengenang para korban dan mengingatkan tragedi kelam pada 2005 lalu.

Alasan itu hadir berdasarkan pengalaman Abah Widi yang merasa pemerintah tidak hadir dalam membangun kembali bekas TPA Leuwigajah. Kini, bekas TPA itu menjadi lebih hijau dengan ditanami tanaman singkong berkat swadaya masyarakat khususnya masyarakat adat Cireundeu.

"Kalau keingin Abah, selama ada peringatan, yang kemarin menimbulkan longsor (pemerintahan di Bandung Raya), Abah ingin mereka hadir, ikut peringatan," ungkap Abah kepada detikcom, usai tabur bunga dalam memperingati Hari Sampah Nasional, Senin (21/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila hadir, dirinya tidak akan menyudutkan ketiga pemerintahan daerah yakni Pemda Kabupaten Bandung Barat, Pemkot Cimahi dan Pemkot Bandung. Dirinya ingin meminta agar pemerintah tidak melakukan hal yang sama seperti sebelumnya terjadi di TPA Leuwigajah.

Selain itu, Abah Widi pun berharap agar pemerintah dapat saling membantu membangun kembali lahan bekas TPA Leuwigajah itu.

ADVERTISEMENT

"Abah tidak pernah bercerita kamu salah. Tapi dilihatnya nanti akan seperti apa. Apalagi jangan sampai hanya keledailah yang bodoh, keledai bisa jatuh di tempat yang sama," tuturnya.

"Ya harapan Abah, pemerintah yang buang sampah sembarangan bisa datang, terlibat yuk leweung ini mau dijadikan apa," lanjutnya.

Karena tidak pernah hadir, Abah pun meminta agar kehadiran mereka digantikan sebuah monumen. Monumen itu dapat diisikan nama-nama 157 korban akibat longsor yang diakibatkan ledakan di TPA Leuwigajah pada 21 Februari 2005 silam.

"Kemudian, Abah minta tolong buatkan monumen. 157 orang. Gak sulitkan buat pemerintah. Tinggal bikin monumen, dicatet nama dan asal dari mana," pintanya.

Monumen itu pun dinilai menjadi sebagai pengingat akan tragedi kelam itu. "Sementara kan, mereka tidak merasa. Kalau manusia kan harusnya merasa bersalah. Bagaimana atuh mengambil hati masyarakat. Kalau monumen kan bagus, mengingatkan. Bahwa kita tidak pernah melawan lupa," pungkasnya.




(yum/tya)


Hide Ads