
Tangis Bibi Siswa Bacok Guru: Dia Tumpuan Keluarga, Beri Keringanan Pak Hakim
"Kalau saya bicara tulang punggung keluarga, pasti saya nangis, pasti itu, saya nggak tega mas," ujar bibi siswa pembacok guru madrasah di Demak.
"Kalau saya bicara tulang punggung keluarga, pasti saya nangis, pasti itu, saya nggak tega mas," ujar bibi siswa pembacok guru madrasah di Demak.
Belum genap satu semester ranah pendidikan kembali digaduhkan dengan adanya korban pembacokan seorang guru yang dilakukan oleh siswa MA di Demak, Jawa Tengah.
Guru yang dibacok muridnya di Demak sempat menjalani perawatan di RS Kariadi Semarang. Malam ini korban sudah diperbolehkan pulang.
Kepala Kemenag Demak mengungkap siswa madrasah yang membacok gurunya karena tidak boleh ikut ujian itu sebelumnya diberi kesempatan naik kelas dengan catatan.
Tim psikologi dari Biro SDM Polda Jateng diterjunkan ke Demak untuk mendampingi para siswa yang jadi saksi dalam kasus siswa bacok guru di Madrasah Aliah.
"Dia belum cukup umur untuk jadi tulang punggung keluarga, kemudian dia masih punya keinginan besar untuk bersekolah," kata Komisioner KPAI, Dian Sasmita.
Komisioner KPAI, Sasmita menyarankan agar penyelesaian kasus siswa yang membacok guru madrasah di Demak mengedepankan keadilan restoratif. Berikut alasannya.
Siswa madrasah aliyah di Kecamatan Kebonagung, Demak, yang membacok gurunya hingga terluka parah terancam hukuman penjara selama 12 tahun.
MAR, pelaku pembacokan guru di Demak ditangkap polisi. Pelaku membacok gurunya karena dilarang ikut ujian. Simak informasi lainnya!
Siswa di Demak yang membacok gurunya terancam dipenjara. Polisi berkoordinasi dengan Dinas Sosial dalam memperlakukan pelaku tindak pidana anak di bawah umur.