Round Up

Saat Hobi Menembak Pemuda di Palembang buat Nyawa Pelajar MTS Melayang

Tim detikSumut - detikSumut
Senin, 09 Jan 2023 09:00 WIB
Polisi saat rilis kasus salah tembak di Mapolsek Gandus (Prima Syahbana/detikSumut)
Palembang -

M Fahri Iskandar (14) meninggal dunia usai kritis selama beberapa hari di rumah sakit. Pelajar MTS di Palembang, Sumatera Selatan itu tutup usia akibat mengalami pecah pembulu darah karena ada peluru yang menancap di matanya.

Fahri sendiri terkena tembakan nyasar dari Febriansyah (20) seorang pemuda yang sedang berburu burung. Kegiatan berburu burung dengan cara menembak baru digeluti Febriansyah dalam kurun waktu satu bulan terakhir, ternyata hobinya itu justru membuat Fahri meninggal dunia.

Kala itu pada Rabu (28/12/2022) sekitar pukul 17.30 Fahri sedang asik bermain sepakbola di lapangan komplek tempat tinggalnya. Saat bermain sepakbola itu lah Fahri terkena peluru nyasar dari senapan Febriansyah.

Peristiwa yang dialami almarhum Fahri itu diceritakan oleh ayahnya Iskandar (43). Dia menyebut peluru nyasar itu membuat anaknya mengalami pecah pembulu darah di otak hingga anaknya sembilan hari tak sadarkan diri di rumah sakit, kemudian meninggal dunia.

"Saat dia meninggal pihak rumah sakit mengatakan kalau dia itu mengalami pecah pembulu darah, karena peluru tersebut sudah tembus ke bagian otak," ujarnya memulai cerita, Sabtu (7/1/2022).

Sore itu sebelum mengetahui anaknya terkena tembakan peluru nyasar, Iskandar mengaku terkejut karena mendadak diberhentikan warga saat perjalanan menuju ke rumah.

"Saat itu saya sedang dalam perjalanan pulang dari bekerja bangunan, namun tiba-tiba pas masuk kompleks dan belum sampai ke rumah saya dihentikan warga, mereka bilang, lihat anakmu tertembak di matanya, cepat ke sana. Saya pun langsung menuju ke lokasi dengan perasaan yang hancur," ungkapnya.

Sesampainya di lokasi, benar saja Iskandar mendapati anaknya sudah tergeletak dengan kondisi luka tembak di bagian mata sebelah kanan dan mulutnya yang mengeluarkan darah.

"Saat di sana saya melihat anak saya sudah terkapar, saat itu saya sangat panik karena melihat kondisinya sudah mengeluarkan darah dari mulut dan tak lagi sadarkan diri. Saya langsung bergegas menggunakan motor minta bantu warga membawanya ke RSUD Gandus, kebetulan pelaku juga ada di situ jadi saya ajak juga dia ke rumah sakit," katanya.

Tak berselang lama di RSUD Gandus, Fahri kemudian dirujuk menggunakan mobil Ketua RT setempat ke RSUP Mohammad Hoesin (RSMH), dikarenakan mobil ambulans RSUD Gandus sedang dipakai.

Di RSMH, Fahri rencana akan dioperasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di mata dan tembus ke otaknya itu. Sayangnya, karena selama sembilan hari di rawat Fahri tak kunjung sadarkan diri (koma), sehingga belum sempat dioperasi Fahri pun meninggalkan dunia pada Kamis (5/1) pagi, lalu.

"Rencana memang mau dioperasi tapi menunggu Fahri sadar dulu. Tapi karena tidak sadar-sadar jadi operasi itu belum bisa dilakukan. Setelah sembilan hari koma Kamis pagi kemarin Fahri dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi peluru itu belum dikeluarkan dari kepalanya," kata Iskandar.

Pengakuan Pelaku di Halaman Berikutnya...



Simak Video "Video: Bocah di Palembang Diduga Jadi Korban Pencabulan, Ortu Lapor Polisi"

(astj/astj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork