Mengenal Upacara Batagak Pangulu pada Adat Minangkabau

Sumatera Barat

Mengenal Upacara Batagak Pangulu pada Adat Minangkabau

Gilby Zahrandy - detikSumut
Selasa, 26 Des 2023 05:00 WIB
Upacara Batagak Pangulu
Foto: Upacara Batagak Pangulu (Gilby/detikSumut)
Padang - Minangkabau adalah suatu etnis di Indonesia yang memiliki beragam adat istiadat yang khas. Salah satu tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau adalah tradisi Batagak Pangulu.

Prosesi ini merupakan tradisi pengangkatan seorang pemimpin kaum (penghulu) yang dilakukan secara musyawarah mufakat melalui beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh suku yang akan mengangkat penghulu di dalam sukunya.

Makna Batagak Pangulu

Djalaluddin, salah satu tetua adat di Kota Payakumbuh, berpendapat bahwa tradisi ini menyangkut keberadaan seorang pemimpin di Minang yang sangat dibutuhkan. Karena pemimpin dapat mengarahkan, membimbing, dan mengatur anak kemenakan dalam berbagai hal.

"Batagak Pangulu tu, harus capek dilaksanoan apolai katiko penghulu alah layak untuk digonti, nanti inyo yang berkewajiban mambimbiang anak kemenakan. (Batagak Pangulu ini, harus segara dilaksanakan, apalagi ketika penghulu sudah layak untuk diganti, karena nanti dia yang berkewajiban membimbing anak kemenakan)," tutur Djalaluddin ketika ditemui tim detikSumut beberapa waktu lalu.

Batagak pangulu dapat berlangsung cukup lama, bisa menghabiskan waktu tiga sampai tujuh hari. Dalam prosesi ini biasanya calon penghulu diharuskan menyembelih sapi atau kerbau untuk menjamu para tamu.

Syarat-Syarat Menjadi Seorang Penghulu

Sebelum masuk ke prosesi Batagak Pangulu, pria yang kerap disapa Datuk Rajo Malano nan Gamuak itu menambahkan syarat-syarat untuk menjadi seorang Penghulu di Minangkabau.

Menurutnya untuk memilih seseorang menjadi penghulu harus merujuk ke sifaik nan ompek (sifat yang empat) dan berpedoman pada kitabullah sebagaimana yang ada pada diri Rasulullah.

"Ado namonyo sifaik nan ompek, sifaik yang selalu ada dalam diri Rasulullah, tabligh (sampaikanlah), fathonah (cerdas), shiddiq (jujur/benar), dan amanah (dapat dipercaya), (ada namanya sifat yang empat, sifat yang selalu ada dalam diri Rasulullah, tabligh (sampaikanlah), fathonah (cerdas), shiddiq (jujur/benar), dan amanah (dapat dipercaya)," ucapnya.

Lalu, calon penghulu haruslah seorang laki-laki dan memiliki sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Ia diharapkan berasal dari keluarga baik, telah baligh (dewasa) dan berakal, dan berilmu.

Prosesi Batagak Pangulu

Menurut pria kelahiran 1937 tersebut, ada beberapa proses yang harus dijalani dan dilaksanakan hingga seseorang itu sah menjadi seorang penghulu di Minangkabau.

"Dimulai jo barundiang atau musyawarah saparuik samo keluarga seh, tu dilanjuikan dengan musyawarah sapayuang sehabis itu musyarawah nan terakhir baru musyawarah suku. Intinyo, musyawarah dari keluarga dlu tu kemenakan barulah musyawarah suku (dimulai dengan berunding atau musyawarah dengan saudara, lalu musyawarah dengan kemenakan setelah itu musyawarah yang terakhir, musyawarah suku)," tuturnya.

Setelah musyawarah, saatnya prosesi adat yang dilakukan di rumah gadang yaitu pemasangan saluak kepada penghulu yang akan diangkat menjadi datuk suku. Selanjutnya, adalah proses pembai'atan atau proses pengambilan sumpah terhadap penghulu. Serta prosesi di rumah gadang yang terakhir adalah Pensehatan Pangulu yang akan diangkat oleh seorang Datuk Monti.

Setelah menyelesaikan prosesi yang ada di rumah gadang, langkah selanjutnya adalah Bararak, yaitu berkeliling memberitahu masyarakat kampung bahwa telah ada seorang datuk yang telah diresmikan menjabat sebagai penghulu kaum.

"Setelah sudah prosesi nan di rumah gadang, selanjutnyo itu bararak kaliliang kampuang. Tujuannyo iko untuk maagiah tau kalau ado pangulu kaum baru, (setelah selesai prosesi yang di rumah gadang, selanjutnya itu bararak keliling kampung. Tujuannya ini untuk memberitahu jika ada penghulu kaum yang baru)," ucapnya.

Lalu dilanjutkan dengan Prosesi Panjamuan, ini merupakan proses menjamu (makan) para tamu dan karib kerabat. Biasanya sang Datuk memotong seekor sapi untuk menjamu para tamu.

Proses yang terakhir adalah naik ke balairung sari di balai lamo, pada prosesi ini penghulu yang diangkat akan disahkan sebagai anggota Kerapatan Adat Nagari (KAN).

Artikel ini ditulis oleh Gilby Zahrandy, salah satu peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(afb/afb)


Hide Ads