Puasa merupakan amalan yang mendapat pahala langsung dari Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam hadits qudsi. Allah SWT mewajibkan puasa Ramadan bagi orang-orang beriman, keutamaannya begitu besar. Meski Ramadan telah berakhir, ada puasa terbaik setelah bulan Ramadan yang sayang dilewatkan.
Puasa terbaik setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram. Dalilnya mengacu pada hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Allah Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat fardhu adalah salat malam'." (HR Muslim)
Hadits tersebut terdapat dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Dalam Sunan Ibnu Majah terdapat hadits serupa dengan redaksi sebagai berikut,
٧٤٠- (صَحِيحٌ) حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو
عَوَانَةَ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِي، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : ((أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ)). حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. .]إِبْنُ مَاجَهِ)) (١٧٤٢) م
Artinya: Dari Qutaibah, dari Abu Awanah, dari Abu Bisyr, dari Humaid bin Abdurrahman al-Himyari, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Puasa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram." (Hadits riwayat Abu Hurairah adalah hadits hasan shahih. Sunan Ibnu Majah, No. 1742: Shahiih Muslim)
Penjelasan Hadits Puasa Terbaik setelah Ramadan
Imam Al-Hanbali dalam Lathaiful Ma'arif yang diterjemahkan Mastur Irham dan Abidun Zuhri mengatakan hadits di atas menegaskan tentang puasa sunnah setelah Ramadan, yakni puasa bulan Muharram. Menurut Imam Al-Hanbali, bisa jadi yang dimaksud adalah bulan terbaik untuk berpuasa sunnah penuh setelah Ramadan.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ali bin Abi Thalib RA. Dikatakan, seorang lelaki menghadap kepada Rasulullah seraya mengadu, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku mengenai suatu bulan yang sebaiknya aku berpuasa di dalamnya setelah bulan Ramadan!"
Rasulullah menjawab, "Apabila kamu ingin berpuasa sebulan setelah Ramadan, maka berpuasalah di bulan Muharram, karena bukan itu merupakan bulan Allah. Di dalamnya terdapat hari dimana Allah menerima tobat suatu kaum dan menerima tobat kaum yang lain."
Hadits tersebut sanadnya terkena kritik. Namun, ada satu hadits yang menyebut Rasulullah SAW berpuasa pada bulan Muharram, tepatnya pada hari Asyura (10 Muharram). Beliau SAW belum sempat berpuasa pada 9 Muharram, tetapi hal ini dianjurkan bagi umat Islam.
Rasulullah SAW bersabda,
لَئِنْ بَقِيَتْ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ رَوَاهُ مسلم.
Artinya: "Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram." (HR Muslim dari Ibnu Abbas RA)
Imam Al-Hanbali sendiri menyatakan puasa pada bulan Muharram adalah puasa sunnah mutlak yang paling utama. Sementara ulama lain berbeda pendapat mengenai bulan paling utama untuk puasa di antara bulan-bulan haram.
Al-Hasan dan ulama lainnya menyatakan yang paling utama adalah bulan Muharram. Pendapat ini didukung oleh ulama-ulama generasi akhir. Sementara sebagian lain berpendapat bulan Rajab, tetapi pendapat ini tertolak.
(kri/dvs)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Gaza Zona Tempur Bahaya, 76 Warga Palestina Tewas Dibom Israel