Bulan Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhirnya. Namun, tentunya semangat berpuasa tidak boleh berkurang sedikit pun.
Sebab, pada bulan yang mulia ini, dosa-dosa diampuni bagi mereka yang meminta pengampunan. Selain itu, pahala bagi mereka yang menunaikan ibadah juga dilipatgandakan.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya umat Islam semakin bersemangat dalam menjalankan ibadah di hari-hari terakhir ini. Terlebih pada 10 hari terakhir Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumut Mahmud Yunus Daulay mengatakan Rasulullah SAW semakin meningkatkan ibadahnya di 10 hari terakhir Ramadan. Hal itu merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
كَانَ رَسُوْلُ اللهً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِيْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ
Artinya: "Pada malam sepuluh terakhir, Rasulullah SAW (lebih) bersungguh-sungguh (untuk beribadah), melebihi kesungguhan pada malam lainnya," (HR Muslim).
"Di sini dijelaskan bahwa Rasulullah menyikapi hari 10 malam terakhir Ramadan, malah dia justru meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT," kata Mahmud dalam program kultum detikSumut, Minggu (16/3/2025).
Mahmud menjelaskan bahwa di 10 malam terakhir Ramadan, merupakan malam yang paling mulia dan dicintai oleh Rasulullah. Pada malam itu juga diyakini terjadi lailatul qadar.
"Di 10 malam terakhir itu, Rasulullah berusaha untuk senantiasa berdialog dan bermesraan dengan Allah SWT. Kenapa? karena 10 malam terakhir merupakan penutup bulan Ramadan yang paling mulia. Kemudian, 10 malam terakhir adalah malam yang dicintai oleh Rasulullah. Ketiga bahwa kerinduan beliau untuk mendapatkan lailatul qadar, yaitu hari yang lebih baik dari seribu bulan," jelasnya.
Dalam hadis lain dijelaskan soal kesungguhan Rasulullah beribadah di 10 malam terakhir Ramadan:
ي الصحيحين عن عائشة رضي الله عنها قالت: "كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله"
"Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh terakhir malam Ramadan, beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya".
Mahmud menyebut kesungguhan Rasulullah itu berbeda dengan umat Islam sekarang yang hanya bersemangat ketika di awal puasa saja. Saat memasuki akhir-akhir puasa, semangatnya akan terus berkurang.
"Tentu sangat berbeda dengan apa yang dipraktekkan oleh sebagian besar umat Islam. Di mana di awal Ramadan mereka sangat bersemangat untuk beribadah, tapi hanya 10 malam pertama, 10 malam kedua dan ketiga itu sudah seperti kosong, dengan demikian mereka menikmati Ramadan seperti makan tebu, semakin ke ujung semakin hambar," kata Mahmud.
Amalan-amalan Rasulullah
Mahmud mengatakan bahwa Rasulullah melakukan banyak amalan di 10 hari terakhir Ramadan. Amalan-amalan itu di antaranya adalah memperpanjang salat malam, memperbanyak sedekah, itikaf di masjid, tilawah Alquran bersama malaikat Jibril, dan memperbanyak zikir dan doa.
Selain itu, Rasulullah juga membangunkan keluarganya untuk beribadah serta menjauhi maksiat.
"Mudah mudahan kita sebagai umatnya bisa untuk meneladani dan merubah kebiasaan selama ini yang buruk ketika semangat Ramadan hanya di awal. Mari kita menikmati ibadah Ramadan terutama terakhir, supaya bisa mengantarkan kita menjadi pribadi yang bertakwa," jelasnya.
(dhm/dhm)