3 Contoh Teks Ceramah Ramadan Singkat untuk Tarawih

3 Contoh Teks Ceramah Ramadan Singkat untuk Tarawih

Berkat Prima Telaumbanua - detikSumut
Senin, 11 Mar 2024 09:44 WIB
Ilustrasi Ceramah Agama.
Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash
Medan -

Saat tibanya bulan suci Ramadan, umat Islam menjalankan beberapa ibadah khusus. Salah satunya adalah salat tarawih yang hanya dilakukan setiap bulan puasa.

Berdasarkan Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi VI, tarawih merupakan salat sunah pada malam hari (sesudah isya, sebelum subuh) pada bulan Ramadan (bulan puasa).

Biasanya, pelaksanaan salat tarawih juga diisi dengan ceramah singkat sebagai refleksi diri agar lebih baik di bulan yang istimewa ini. Nah, berikut ini detikSumut telah merangkum tiga contoh teks ceramah Ramadan singkat untuk tarawih dari buku "170 Materi Dakwah Pilihan" oleh H. Ahmad Yani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teks Ceramah Bertajuk "Tiga Unsur Pengabdian"

Manusia diciptakan dengan tugas beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya,

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu." (adz-Dzaariyat: 56)

ADVERTISEMENT

Manakala manusia hendak mengabdi kepada Allah SWT, harus ada tiga unsur yang dipenuhinya, yaitu sebagai berikut:

1. Ketundukan hati kepada Allah SWT

Ketundukan hati kepada Allah membuat seorang Muslim tidak merasa berat dalam menjalankan pengabdian, bahkan dia tidak akan bersedih hati bila hal-hal yang tidak menyenangkan menimpa dirinya. Allah berfirman,

"Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan di. berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (al-Baqarah: 112)

2. Taat pada Allah tanpa perasaan berat

Pengabdian kepada Allah SWT hanya bisa dilakukan manakala seseorang tidak memiliki perasaan berat pada ketentuanNya. Allah berfirman,

"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (an-Nisaa': 65)

3. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah

Apapun yang dilakukan manusia dalam hidup ini bila diserahkan sepenuhnya kepada Allah, yakni dalam rangka mencari ridha-Nya, maka dia termasuk orang yang mengabdikan diri kepada-Nya. Allah Manakala manusia hendak mengabdi kepada Allah SWT berfirman,

"Katakanlah (Muhammad), 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam." (al-An'aam: 162)

Teks Ceramah Bertajuk "Empat Sikap Manusia Kepada Setan"

Setan atau iblis sebenarnya berasal dari golongan jin. Pada dasarnya, ia diciptakan untuk mengabdi kepada Allah SWT sebagaimana firmanNya, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepadaKu." (adz-Dzaariyaat: 56)

Penyebutan setan dari golongan jin terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam!' Maka mereka pun sujud, kecuali iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim." (al-Kahfi: 50)

Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengemukakan sikap-sikap yang ditunjukkan oleh manusia terhadap setan. Hal ini menunjukkan bagaimana seharusnya kita bersikap kepada makhluk tersebut agar dapat mewujudkan kehidupan yang baik di dunia ini, sehingga membawa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

1. Sebagai saudara

Ada manusia yang menjadikan setan seperti saudara sehingga dia memiliki sifat-sifat yang mirip dengan setan, misalnya melakukan tabdzir, yakni menggunakan atau membelanjakan harta untuk sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman, "Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (al-Israa': 26-27)

2. Sebagai pemimpin dan pelindung

Dalam kehidupan ini manusia membutuhkan pemimpin, namun kita tidak boleh sembarangan memilih pemimpin. Amat disayangkan bila manusia menjadikan setan atau orang-orang yang berwatak setan sebagai pemimpin. Allah SWT berfirman,

"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang mempersekutukannya dengan Allah." (an-Nahl: 99-100)

3. Sebagai kawan

Dalam kehidupan ini, manusia membutuhkan kawan yang dapat menghibur di kala duka, membantu di kala susah dan menemaninya di kala sepi, bahkan memecahkan persoalan saat menghadapi masalah. Oleh karena itu, manusia seharusnya menjadikan orang-orang yang baik dan saleh sebagai kawan. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar." (at-Taubah: 119)

Jadi, amat disayangkan bila manusia menjadikan setan atau orang- orang yang berwatak setan sebagai kawan dekat, akibatnya merebaklah berbagai kejahatan yang disebarluaskan oleh setan. Allah SWT berfirman, "Dan di antara manusia ada yang berbantahan tentang Allah tanpa ilmu dan hanya mengikuti para setan yang sangat jahat, (tentang setan), telah ditetapkan bahwa siapa yang berkawan dengan dia, maka dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke adzab neraka." (al-Hajj: 3-4)

Teks Ceramah Bertajuk "Empat Syarat Masuk Surga"

Kita meyakini adanya kehidupan akhirat. Tentunya kita ingin mendapatkan kehidupan yang bahagia dengan masuk surga. Bila surga diibaratkan seperti sebuah negara yang akan kita kunjungi, untuk bisa sampai ke sana tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi, seperti paspor, visa, tabungan yang mencukupi, dan lain-lain.

Berkaitan dengan masuk surga, paling tidak ada empat syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.

1. Iman dan Amal Saleh

Iman dan amal saleh seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dan tidak boleh dipisah-pisah. Manakala seseorang telah beriman dan beramal saleh banyak, maka jaminan dari Allah SWT baginya untuk bisa masuk surga. Allah SWT berfirman,

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya." (al-Baqarah: 82)

2. Takwa

Secara harfiah, takwa artinya memelihara diri. Orang yang bertakwa adalah orang yang memelihara dirinya dari hal-hal yang tidak dibenarkan Allah SWT. Karena itu, para ulama memberikan ta'rifatau pengertian takwa, yakni melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-laranganNya baik dalam keadaan sunyi maupun ramai. Apabila sudah bertakwa dengan sebenar-benarnya, Allah SWT menyediakan surga untuk tempat tinggal mereka sebagaimana terdapat dalam firman-Nya,

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (Ali Imraan: 133)

3. Berjuang dan berkorban

Islam merupakan agama yang tidak hanya harus dilaksanakan secara pribadi, tetapi juga bersama-sama, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, Islam harus disebarluaskan dan diperjuangkan penegakannya dengan pengorbanan harta dan jiwa. Berjuang dan berkorban di jalan Allah menjadi persyaratan untuk bisa masuk surga.

Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai- sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung." (ash-Shaff: 10-12)

4. Tobat

Surga merupakan tempat yang suci dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang suci. Karena itu, janganlah seseorang mati dalam keadaan bergelimang dosa. Untuk itu, setiap manusia harus bertobat sebelum mencapai kematian. Tobat adalah kembali kepada Allah. Bila hal ini sudah dilaksanakan, niscaya Allah SWT memberikan tiket masuk surga. Allah berfirman,

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga- surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..." (at-Tahriim: 8)

Demikian tiga contoh teks ceramah Ramadan singkat untuk tarawih. Semoga bisa membantu ya detikers.

Artikel ini ditulis Berkat Prima Telaumbanua, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.




(afb/afb)


Hide Ads