Puasa Nisfu Syaban merupakan salah satu amalan yang sering dikerjakan umat Islam selama bulan Syakban. Hal ini karena Rasulullah SAW banyak melakukannya selama bulan kedelapan kalender Hijriah ini.
Menurut riwayat dari Aisyah RA, Rasulullah bahkan seolah-olah tak pernah berhenti puasa di bulan Syakban. Bunyi hadisnya adalah sebagai berikut:
"Terkadang Nabi shallallahu alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan, 'Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan 'Beliau tidak melakukan puasa'. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Syakban." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis di atas, dapat dipahami bahwa Rasulullah SAW banyak berpuasa sampai-sampai seolah dirinya saum sebulan penuh. Ini berarti, Nabi melakukan ibadah hampir di keseluruhan hari bulan Syakban, bukan di tanggal-tanggal tertentu seperti pertengahan bulan.
Lantas, apakah pengerjaan puasa Nisfu Syaban tidak memiliki dalil atau sebenarnya tidak ada sama sekali? Berikut detikSumut sajikan penjelasannya untukmu!
Anjuran Memperbanyak Puasa di Bulan Syakban
Tak perlu diragukan lagi bahwa umat Islam disunahkan untuk memperbanyak ibadah saum alias puasa saat memasuki bulan Syakban. Di samping hadis pada bagian pembuka, ada juga riwayat lain yang menegaskan hal sedemikian. Berikut beberapa di antaranya:
- Aisyah RA mengatakan, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Syakban. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Syakban seluruhnya." (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)
- Ummu Salamah mengatakan, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Syakban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadan." (HR. Abu Daud dan An Nasa'i, sahih menurut Syekh Al Albani).
Salah satu alasan Rasulullah memperbanyak puasa selama Syakban adalah karena pada bulan ini, amalan manusia sedang diangkat ke hadapan Allah SWT. Ia ingin ketika amalnya diangkat, dirinya sedang menjalankan ibadah puasa.
"Bulan Syakban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR. An Nasa'i, dinilai hasan oleh Al Albani).
Selain itu, laman Rumaysho memberitakan, puasa di bulan Syakban mirip dengan ibadah salat rawatib yang dikerjakan sebagai pengiring salat wajib. Dalam hal ini, puasa di bulan Syakban dapat menyempurnakan ibadah puasa wajib selama Ramadan.
Bagaimana dengan puasa Nisfu Syaban? Apakah ada dalilnya? Lanjut baca ke bagian berikutnya untuk menemukan jawabannya!
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Simak Video "Video: Menanti Aksi Lee Je Hoon Cs di Taxi Driver 3"
(dpw/dpw)