Perubahan Iklim Berdampak ke Ekonomi, Pemprov Sumsel Diminta Waspada

Sumatera Selatan

Perubahan Iklim Berdampak ke Ekonomi, Pemprov Sumsel Diminta Waspada

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Rabu, 03 Apr 2024 06:30 WIB
Musrenbang Sumsel menyusun RPJPD 2025-2045 di Hotel Novotel.
Foto: Musrenbang Sumsel menyusun RPJPD 2025-2045 di Hotel Novotel. (Reiza Pahlevi)
Palembang -

Perubahan iklim bisa menjadi salah satu masalah yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan. Pemprov Sumsel diminta mewaspadai dan tanggap terhadap dampak negatif yang bakal ditimbulkan dari perubahan iklim tersebut.

Karena itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045 yang direncanakan harus dibuat secara matang. Strategi 20 tahun ke depan harus memikirkan perekonomian daerah tanpa melupakan persoalan perubahan iklim.

"RPJPD 2024 menjadi pedoman perencanaan jangka panjang pembangunan daerah, akan menentukan dimana posisi Sumsel dalam 20 tahun ke depan," ujar Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, Selasa (2/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatoni menyebut, tren pertumbuhan ekonomi Sumsel dalam kategori baik. Bahkan, mampu tumbuh stabil di 5% saat Covid-19 beberapa tahun lalu. Capaian indikator ekonomi makro juga menunjukkan tren positif. Namun, masih dibutuhkan transformasi di segala bidang, baik itu sosial, ekonomi dan tata kelola.

Ia menyebut, Sumsel masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi secara bertahap. Di antaranya menyangkut persoalan ekonomi, produksi pertanian yang cenderung turun dan eksplorasi hasil tambang yang perlu perhatian serius.

ADVERTISEMENT

Senada, Direktur International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) Indonesia sekaligus Koordinator Proyek Land4Lives, Andree Ekadinata mengungkapkan, RPJPD 20 tahun ke depan harus mempertimbangkan berbagai aspek. Tantangan perubahan iklim jadi salah satu yang harus mendapat perhatian serius.

Ia menyebut, 4 hal yang perlu jadi perhatian Pemprov Sumsel dalam RPJPD. Pertama, ketergantungan Sumsel pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Ketersediaan lahan saat ini kian berkurang, berbeda dengan kondisi tahun-tahun sebelumnya.

"Pertumbuhan penduduk dalam beberapa tahun ke depan mencapai 10 juta jiwa, hal ini akan membuat kebutuhan lahan pemukimam semakin meningkat. Diperlukan sinergi antara rencana pembangunan dengan tata ruang agar lahan bisa lebih produktif dan bermanfaat," ujarnya.

Kedua, luasan gambut yang cukup besar di Sumsel memiliki peran penting mengatasi perubahan iklim. Menurutnya, gambut menyimpan cadangan karbon dalam jumlah besar. Sehingga diperlukan pengelolaan yang baik agar emisi gas rumah kaca terkontrol dengan baik.

Ketiga, persoalan ketahanan pangan yang saat ini sudah menjadi masalah dunia. Hal itu selaras dengan prediksi FAO (Food and Agriculture Organization) pada 2050 dimana dunia akan menghadapi potensi kelaparan akibat turunnya hasil panen akibat perubahan iklim.

Terakhir soal kesetaraan gender dimana dampak perubahan iklim antara laki-laki dan perempuan tidak akan sama. Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel, Regina Ariyanti menambahkan, isu strategis dalam RPJPD 2024 menyangkut persoalan ketahanan pangan.

Persoalan itu sudah menjadi isu dunia, tidak hanya menjadi persoalan 1 negara saja. Ia berharap Sumsel bisa beradaptasi untuk menjaga ketahanan pangan di tengah terjadinya perubahan iklim.




(dai/dai)


Hide Ads