Beda Laksan dan Lakso Makanan Khas Palembang, dari Kuah hingga Tekstur

Beda Laksan dan Lakso Makanan Khas Palembang, dari Kuah hingga Tekstur

Annisaa Syafriani - detikSumbagsel
Rabu, 12 Nov 2025 06:30 WIB
lakso
Ilustrasi lakso makanan khas Palembang. (Foto: Palembanginfo)
Palembang -

Laksan dan lakso adalah dua jenis makanan khas Palembang yang kerap dianggap sama nyatanya mereka berbeda. Keduanya memiliki perbedaan dari segi bahan, bumbu, hingga bentuk.

Bagi orang awam, laksan dan lakso seolah mirip karena hanya berbeda dari penyebutan akhir. Namun begitu, makanan khas Palembang ini tidaklah sama dan memiliki perbedaan yang cukup menarik untuk diulas.

Kedua makanan tersebut memiliki karakter dan penyajian yang unik dengan cita rasa berbeda tetapi tetap mencerminkan kekayaan gastronomi lokal. Berikut rangkuman informasi terkait apa saja beda laksan dan lakso sebagai makanan khas Palembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Laksan dan Lakso

Laksan makanan khas Palembang.Laksan makanan khas Palembang. Foto: Welly Jasrial Tanjung

Dilansir dari buku dengan judul Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Mulok: Kuliner Wong Kito oleh Ida Yulia, laksan dan lakso adalah kuliner yang berbeda. Laksan merupakan kuliner khas Palembang berupa pempek lenjer yang berkuah santan kental, bukan cuko.

Sementara itu, lakso berkuah santan yang mirip dengan lontong. Selain itu, inilah perbedaan kedua makanan khas Palembang tersebut.

ADVERTISEMENT

1. Bentuk Sajian Laksan dan Lakso

Dua kuliner ini memiliki bentuk sajian yang berbeda. Meski memiliki cita rasa dasar yang hampir sama karena penggunaan santan dan ikan, bentuk adalah pembeda paling jelas.

Laksan berbentuk seperti pempek lenjer yang terbuat dari bahan baku ikan. Prosesnya sendiri sama seperti cara membuat pempek lenjer yang kemudian diiris tebal sebelum disajikan.

Berbeda dengan laksan, lakso berbahan utama tepung beras, air, dan garam. Adonan yang dibuat kemudian dibentuk seperti mie pipih dan tebal. Setelah dibentuk seperti mie, kemudian dikukus hingga matang dan siap disajikan dalam kuah. Perbedaan bentuk ini menjadi yang paling mencolok dari kedua sajian tersebut.

2. Perbedaan Kuah Kuning dan Kuah Merah

Laksan memiliki kuah segar dengan warna merah yang karena campuran oleh cabai. Bahan dasar dari kuah ini sendiri menggunakan santan kental dengan bumbu seperti cabai merah, kunyit, bawang merah dan putih, garam, dan kemiri. Kuah laksan cenderung lebih pedas dan kaya rasa rempah.

Sementara itu, Lakso memiliki kuah berwarna kuning cerah dengan dominasi bumbu kunyit. Bumbu lainnya yang digunakan merupakan garam, ketumbar, kemiri, bawang merah dan bawang putih, serta santan.

Kuah lakso memiliki keunikan karena menambahkan gilingan daging ikan gabus langsung dalam kuahnya. Ini yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Lakso dan memberikan aroma ikan yang lebih kuat.

3. Bumbu Tambahan Pelengkap

Jika lakso memiliki perbedaan pada rasa kuah yang terdapat tambahan gilingan daging ikan gabus, maka yang menjadi ciri khas Laksan adalah bumbu pelengkapnya.

Ciri khas lakso adalah taburan bawang goreng dan irisan daun kucai. Irisan tersebut menambah rasa khas pada Lakso, diiringi dengan sensasi gurih, segar, dan nikmat yang unik.

Berbeda dengan lakso, laksan yang pada kuahnya sudah bertekstur kental dan kaya rasa, hanya perlu menambahkan taburan bawang goreng sebelum disajikan.

Hal ini menjadi pembeda dari kedua sajian tersebut. Walaupun sederhana, bawang goreng pada laksan memberikan aroma wangi yang khas dan tekstur renyah.

4. Tekstur dan Sensasi Rasa di Mulut

Perbedaan bentuk dan bahan dasar secara langsung mempengaruhi tekstur kedua hidangan ini di mulut. Laksan berbahan dasar ikan dan tepung tapioka, memiliki tekstur yang kenyal, padat, dan sedikit liat.

Tekstur itu membuat laksan terasa mengenyangkan saat dimakan bersama kuah santan pedas. Sementara itu, lakso berbahan dasar tepung beras, menawarkan tekstur yang lebih lembut, halus, dan mudah lumer di mulut.

Bentuknya yang pipih dan bergelombang memungkinkan kuah kuning santan menyerap sempurna, menciptakan paduan rasa yang lembut dan gurih. Sensasi teksturnya yang berbeda ini menjadi kunci kenikmatan dari kedua kuliner khas Palembang tersebut. Kedua hidangan ini menawarkan pengalaman bersantap yang berbeda.

5. Fungsi dan Sejarah Kuliner

Secara historis, kedua makanan ini memiliki akar yang mendalam pada tradisi kuliner Palembang. Laksan sering kali dianggap sebagai variasi dari pempek yang disajikan dengan kuah santan yang lebih kaya.

Itu menjadikannya hidangan yang cukup substansial dan sering disajikan pada acara-acara khusus atau sebagai menu utama. Sedangkan, lakso dengan bentuk mie berasnya yang unik memiliki kemiripan dengan beberapa hidangan Asia Tenggara lainnya.

Hal ini menunjukkan adanya pengaruh budaya kuliner yang luas. Makanan ini lebih sering dinikmati sebagai sarapan ringan atau camilan sore yang menghangatkan. Keduanya mewakili kekayaan budaya yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Palembang.

Meski nama, proses pembuatan, dan kondimen dalam penyajian pada lakso dan laksan memiliki kemiripan, keduanya tetaplah berbeda. Cita rasa, warna, bentuk, dan tekstur Laksan dan lakso tetap unik dan berbeda, menjadi harta karun kuliner Palembang yang patut dicoba.

Artikel ini dibuat oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama

Halaman 4 dari 3


Simak Video "Laksan Khas Palembang yang Cocok Jadi Menu Buka Puasa"
[Gambas:Video 20detik]
(mep/mep)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads