Penyelundupan 4.354 ekor burung digagalkan BKSDA Bengkulu-Lampung dan FLIGHT Protecting Birds. Penggagalan tersebut terjadi di ruas Tol Terbanggi-Bakauheni KM 136.
Ribuan burung itu diangkut menggunakan mobil Luxio berwarna silver dengan nomor polisi B 1672 NOK. Kendaraan tersebut membawa 111 keranjang buah dan 32 boks yang ternyata berisi 4.354 ekor burung berbagai jenis.
Jenis burung yang diselundupkan yakni Ciblek 1.699 ekor, Trucukan 1.190 ekor, Gelatik Batu 640 ekor, Pleci 240 ekor dan Perkutut 105 ekor. Selain itu, ada 185 ekor Cinenen, 42 ekor Pelatuk Bawang, 66 ekor Conin, 25 ekor Sogon dan 11 ekor Cipoh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jenis burung lain yang lebih langka ada Poksay Mandarin 5 ekor, Poksay Rambo 3 ekor, Kerakbasi alis hitam 5 ekor, Kepodang 20 ekor dan Pentet Kelabu 118 ekor.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (28/11/2024) pukul 19.00 WIB. Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, Hifzon Zawahiri mengatakan pengungkapan itu terjadi setelah pihaknya mendapat informasi terkait adanya upaya penyelundupan satwa.
Berdasarkan hasil penyelidikan, burung-burung tersebut dibawa dari Palembang, Sumatera Selatan dengan tujuan Natar, Lampung Selatan.
"Burung-burung ini diangkut dari Palembang dengan tujuan Natar, Lampung Selatan. Diduga kuat, satwa-satwa tersebut akan diperjualbelikan secara ilegal di pasar burung, mengingat beberapa spesies seperti Poksay dan Pleci memiliki nilai jual tinggi karena suaranya yang merdu," katanya, Jumat (29/11/2024).
"Perdagangan satwa liar tanpa izin tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga membawa dampak buruk pada populasi burung di habitat aslinya. Operasi ini menjadi bukti pentingnya sinergi antara aparat penegak hukum dan organisasi konservasi dalam melindungi kekayaan alam Indonesia," sambung Hifzon.
Direktur Eksekutif FLIGHT, Marison Guciano mengatakan Provinsi Lampung menjadi tempat transit bagi burung-burung ini sebelum dikirim ke Jawa. Menurut Marison, masifnya penyelundupan burung liar Sumatera ke Jawa harus mendapatkan perhatian semua pihak.
"Pasar burung terbesar masih di Jawa. Permintaan di Jawa sangat tinggi. Lampung hanya transit sebelum mereka diselundupkan ke Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan," tuturnya.
"Ini tidak bisa dianggap sepele. Populasi banyak jenis burung Sumatera telah menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Beberapa jenis bahkan sudah menghilang dari alam liar. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan" ungkapnya.
Dalam lima tahun terakhir, FLIGHT mencatat lebih dari 200 ribu burung liar Sumatera telah diselamatkan dari upaya penyelundupan ke Jawa.
(sun/des)