.webp)
Sandra Dewi kembali dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus korupsi pengelolaan timah Harvey Moeis pada Senin (21/10). Dalam sidang tersebut, Sandra Dewi memberi kesaksian mengenai harta yang diduga hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU). Salah satunya mobil MINI Cooper dengan plat B-883-SDW.
Dilansir detikNews, Sandra Dewi hadir di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada pukul 11.08 WIB dan langsung memasuki ruang sidang. Sang suami, Harvey Moeis, juga hadir dan tampak membaca buku doa Novena sebelum sidang dimulai.
Dalam sidang ini, hakim meminta klarifikasi Sandra Dewi mengenai barang-barang milik Harvey Moeis yang sudah disita. Sandra mengatakan bahwa mobil-mobil yang telah disita Kejaksaan Agung itu milik keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu mobil yang menjadi sorotan adalah MINI Cooper bernopol B-883-SDW. Pada awal mencuatnya kasus ini, mobil itu disebut-sebut merupakan hadiah ulang tahun dari Harvey untuk Sandra.
"Bagaimana ini mengenai MINI Cooper?" tanya Hakim Eko Aryanto.
"Iya betul, Yang Mulia. Memang ada tahun 2023 MINI Cooper atas nama Harvey Moeis," jawab Sandra.
Ketika ditanya dari mana sumber uang untuk membeli MINI Cooper itu, Sandra mengaku tidak tahu. Sandra menegaskan dia tidak ikut campur soal pembelian mobil tersebut. Namun, dia membenarkan bahwa tulisan SDW di plat merupakan inisial namanya.
"Kemudian uangnya dari mana?" tanya hakim.
"Suami saya, Yang Mulia, saya nggak tahu. Untuk pembelian mobil suami saya, saya tidak pernah ikut campur, Yang Mulia," kata Sandra.
"Apakah SDW itu inisial Saudara?" tanya hakim.
"Iya, Yang Mulia. Sandra Dewi," jawab Sandra.
Keterangan Sandra itu kemudian dipertegas oleh Harvey yang mengakui dirinyalah yang membeli MINI Cooper tersebut, serta istrinya tidak tahu tentang pembelian mobil itu.
"Saya yang beli. Istri saya tidak tahu satupun," kata Harvey.
Selain MINI Cooper, Kejagung menyita mobil mewah Harvey lainnya, yakni Rolls-Royce, Ferrari, dan Porsche. Harvey menegaskan semua dibeli atas namanya dan tidak bersangkut paut dengan Sandra Dewi.
Dalam dakwaannya, Harvey yang mewakili PT Refined Bangka Tin (RBT) disebut melakukan kongkalikong dengan terdakwa lain terkait proses pemurnian timah yang ditambang secara ilegal dari wilayah tambang PT Timah. Jaksa mengatakan Harvey meminta pihak-pihak smelter menyisihkan sebagian dari keuntungan dengan dalih dana corporate social responsibility (CSR).
(des/des)
