Dampak Kasus Tata Kelola Timah, Pertumbuhan Ekonomi Babel Melambat

Bangka Belitung

Dampak Kasus Tata Kelola Timah, Pertumbuhan Ekonomi Babel Melambat

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Rabu, 13 Nov 2024 16:41 WIB
Pertemuan DJP Sumsel-Babel dan awak media.
Pertemuan DJP Sumsel-Babel dan awak media. Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikcom
Palembang -

Pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung (Babel) mengalami perlambatan. Hal ini terjadi akibat permasalahan tata kelola timah yang terjadi dalam setahun terakhir.

Hal ini terungkap dari perhitungan penerimaan pajak Babel oleh Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumsel-Babel. Pemda diminta untuk segera mengatasi kemerosotan pertumbuhan ekonomi ini dengan mendorong transformasi baru. Misalnya dengan menggalakkan pariwisata Babel.

Kepala Kantor DJP Sumsel-Babel Tarmizi menerangkan target penerimaan pajak Babel sebesar Rp 3,253 triliun. Namun, realisasinya hingga Oktober 2024 baru mencapai 7,89 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Target penerimaan pajak Babel Rp 3,253 Triliun, tapi realisasinya hingga Oktober 2024 kemarin baru mencapai 7,89 persen. Secara year on year (yoy), angkanya tumbuh 2,47 persen.

Meski tampak tumbuh, sejatinya ekonomi Babel mengalami perlambatan yang secara institusi hanya 0,71 persen. Pasalnya, Kantor DJP Sumsel-Babel telah menurunkan target penerimaan pajak Babel sebesar 2 persen hingga akhir tahun ini dari target sebelumnya.

ADVERTISEMENT

"Kami tahu saat ini ekonomi di Babel sedang mengalami perlambatan. Maka itu, kami menargetkan penerimaan pajak hanya 2 persen saja. Karena kami mengetahui ekonomi mengecil jadi target kita turunkan dengan antisipasi 2 persen. Namun, sekarang masih tumbuh," tutur Tarmizi, Rabu (13/11/2024).

Menurut Tarmizi, saat ini penerimaan pajak di Babel paling besar ditopang konsumsi rumah tangga melalui perdagangan. Selain itu, ada pajak bumi dan bangunan (PBB) dari perusahaan serta perkebunan. Nilainya tidak mengalami perubahan signifikan meski terjadi perlambatan ekonomi.

Sebaliknya, dari sektor lain terjadi perlambatan. Contohnya selama ini pemerintah mendapatkan penghasilan dari sumber daya alam dari pertambangan. Saat ini sumber daya alam mengecil sehingga anggaran juga harus disesuaikan. Belanja pemerintah juga berkurang.

"Sejauh ini ekonomi Babel ditopang oleh timah. Namun, karena adanya masalah tata kelola timah sehingga pajak Babel mengalami kemerosotan," tuturnya.

Untuk kembali membangkitkan ekonomi dan pajak di Babel, Pemda sedang menggali potensi yang baru yakni potensi pariwisata. Saat ini pemerintah Babrl sedang menggali potensi tersebut dan ini harus di dukung oleh tranportasinya.

"Untuk infrastruktur Babel sudah bagus. Namun, transportasinya masih bermasalah. Maka dari itu, saat ini bagaimana memecah kebuntuan ini dan saat ini sedang melihat peluang di sana (pariwisata)," pungkasnya.




(des/des)


Hide Ads