.webp)
Provinsi Bengkulu membuktikan keberhasilan dalam upaya menurunkan inflasi di daerah tersebut. Bahkan saat ini, angka inflasi di Bengkulu sudah masuk dalam kategori ideal.
Asisten II Setda Bengkulu Bidang Perekonomian, Raden Ahmad Denny mengatakan, berbagai faktor dilakukan agar bisa keluar dari zona penyumbang inflasi tertinggi, termasuk melakukan koordinasi antar lembaga.
"Alhamdulillah, Bengkulu sekarang tidak lagi berada di posisi sepuluh besar inflasi tertinggi secara nasional, tetapi sudah berada di posisi menengah dalam pengendalian inflasi. Artinya, kita sudah masuk dalam kategori ideal," kata Denny, Selasa (10/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denny menjelaskan, karakteristik inflasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti permintaan, penawaran, dan kebijakan harga yang diatur oleh pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi lintas sektor sejak tahap perencanaan kebijakan.
"Untuk optimalisasi perencanaan dan penganggaran pembangunan serta pengawasan implementasi program terkait pengendalian inflasi, perlu dilakukan sinkronisasi dan penyelarasan proses perencanaan," jelas Denny.
Denny mengungkapkan, Pemerintah Provinsi terus berupaya melaksanakan langkah-langkah preventif dalam menjaga laju inflasi agar tetap stabil.
"Kita akan memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi. Ini akan terus kami monitor secara berkelanjutan," tutup Denny.
Diketahui, inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi penting dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional dan daerah. Selain itu, inflasi juga memengaruhi rencana kerja pemerintah terkait capaian pembangunan serta kebijakan pengendalian inflasi di tingkat nasional dan daerah.
(dai/dai)
