Nilai Tukar Petani (NTP) di Sumatera Selatan (Sumsel) pada Januari 2024 mengalami penurunan 0,18 persen dibandingkan Desember 2023. Penurunan itu, disebabkan membeludaknya buah-buahan di Bumi Sriwijaya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan Moh Wahyu Yulianto mengatakan, NTP mengalami penurunan dari 109,52 di bulan Desember menjadi 109,33.
"Artinya indeks yang diterima petani lebih besar dari indeks yang dikeluarkan petani," ungkapnya Selasa (6/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Wahyu, penurunan NTP pada Januari 2023 disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,03% dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,15%.
Sementara dilihat dari subsektor, penurunan NTP dipengaruhi oleh penurunan empat subsektor yakni hortikultura sebesar 7,53%, perkebunan 0,03%, peternakan 1,10% dan perikanan tangkap 0,02%.
"Untuk tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan yakni tanaman pangan sebesar 0,29%, perikanan budidaya 0,17% dan perikanan 0,04%," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel, Bambang Pramono menjelaskan, penurunan NTP di Sumsel salah satunya dipengaruhi oleh buah-buahan yang melimpah saat ini.Membludaknya produksi buah itu, lanjutnya, cukup memengaruhi kondisi harga yang diterima oleh petani.
"Produksinya banyak, sehingga harga yang diterima petani lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya," ujarnya.
Sedangkan, dari sisi subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan, sejalan dengan harga dari komoditas seperti beras yang masih bertahan dikisaran Rp 7 ribu per kilogram.
"Kemarin dari Kecamatan Muara Telang kita dapat harga gabah masih di Rp 7 ribu per kilogram, artinya indeks harga yang diterima masih cukup bagus, belum turun," ungkapnya.
(csb/csb)