Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) menyebut ada penambahan dua Kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk perhitungan inflasi. Dua kabupaten tersebut adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Muara Enim.
Kepala BPS Sumsel Moh. Wahyu Yulianto menjelaskan bahwa penambahan ini untuk menambah perwakilan dari wilayah rural di Sumsel.
"Jadi nanti, agregasinya akan lebih representatif lagi, mewakili wilayah perkotaan dan juga pedesaan," jelasnya, Selasa (2/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, kata dia, perhitungan angka inflasi Sumsel hanya diwakili oleh dua Kota IHK, yakni Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau. Mengenai pemilihan kedua Kabupaten IHK, Wahyu menyatakan bahwa tidak ada alasan khusus untuk memilih keduanya di antara 15 kabupaten yang ada di Sumsel.
"BPS memilih kedua kabupaten tersebut sebagai perwakilan atau perbandingan dari dua bagian. Jadi OKI untuk perwakilan kabupaten di timur Sumsel dan Muara Enim untuk perwakilan di wilayah barat. Tidak ada alasan spesifik," ungkapnya.
Wahyu menjelaskan bahwa sebanyak 60 kabupaten ditambahkan sebagai representasi wilayah dalam perhitungan inflasi di Indonesia. Sebelumnya, perhitungan tersebut hanya melibatkan 90 kota sebagai perwakilan IHK provinsi.
BPS Sumsel sudah melakukan Survei Biaya Hidup (SBH) di kedua wilayah tambahan tersebut. Dia mengaku pihaknya sudah melakukan survei kurang lebih di 6.800 rumah tangga.
"Kita sudah melakukan survei selama satu tahun penuh, kurang lebih di 6.800 rumah tangga," ungkapnya.
Wahyu menjelaskan bahwa hal yang disurvei adalah pengeluaran rumah tangga, seperti makanan dan non-makanan. Selain itu, ada juga obat, pakaian, dan transportasi.
Wahyu menuturkan bahwa paket komoditas baru tersebut akan mulai dipantau setiap bulan. Nantinya akan digunakan untuk perhitungan inflasi bulan Januari 2024 yang akan secara resmi dirilis tanggal 1 Februari 2024.
Menurutnya, komoditas yang diperhitungkan jumlahnya berbeda-beda di setiap wilayah. Sebanyak 339 komoditas akan dipantau di Palembang, sedangkan Kota Lubuk Linggau sejumlah 316 komoditas.
Kemudian, BPS Sumsel akan memantau 229 komoditas di OKI. Untuk Muara Enim, lanjutnya, jumlahnya lebih sedikit yaitu hanya 177 komoditas.
"Ini juga informasi kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) agar memperhatikan, bukan hanya di Palembang dan Lubuklinggau, tapi juga OKI dan Muara Enim," ujarnya.
Berdasarkan SBH yang sudah dilakukan di kedua wilayah yang baru ditambahkan tersebut, BPS merilis komoditas dengan bobot penyumbang inflasi tertinggi.
Di OKI, lanjutnya, komoditas beras, bensin, sigaret kretek mesin (SKM), tarif listrik, dan sepeda motor memiliki bobot paling tinggi. Selain itu, ada juga bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, ikan patin, dan daging ayam ras.
"Untuk Muara Enim, yang paling tinggi masih beras, bensin, tarif listrik, SKM, tarif listrik, daging ayam ras, emas perhiasan, dan sepeda motor. Selain itu, ada juga nasi dengan lauk, biaya langganan internet, dan sigaret kretek tangan (SKT)," ungkapnya.
(dai/dai)