Jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), sejumlah harga kebutuhan pokok di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) terus merangkak naik. Kenaikan terjadi pada cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan telur ayam.
"Hari ini cabai merah satu kilonya Rp 70 ribu, kalau minggu lalu masih Rp 65 ribu. Cabai rawit Rp 60 ribu per kilo, cabai burung Rp 90 ribu per kilogram. Untuk bawang merah satu kilonya sekarang sudah Rp 30 ribu sebelumnya Rp 26 ribu-28 ribu per kilonya. Bawang putih Rp 32 ribu per kilonya," ujar pedagang di Pasar 26 Ilir bernama Adi, Rabu (13/12/2023).
Tidak hanya pada komoditas tersebut, untuk harga telur ayam satu kilogramnya saat ini Rp 27 ribu. Sebelumnya, harga telur ayam Rp 24 ribu per kilogram. Harga telur ayam sudah naik hampir satu minggu ini dan kenaikan ini terjadi karena tingginya permintaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Adi, jelang Nataru setiap tahunnya sejumlah komoditas seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, daging ayam, dan lainnya selalu mengalami kenaikan.
"Kenaikan akan terjadi hingga satu minggu setelah tahun baru. Setelah itu baru harga kebutuhan pokok ini kembali normal. Hal seperti ini selalu terjadi setiap tahun jadi kami pedagang tidak heran lagi," ungkapnya.
Meski harga kebutuhan pokok jelang Nataru meningkat, namun permintaan konsumen masih cukup tinggi.
"Daya beli tetap ada karena jelang akhir tahun ini kan ada yang mau menggelar pesta pernikahan dan juga ada hari besar keagamaan," ungkapnya.
Tak hanya kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan. Beberapa sembako juga mengalami kenaikan seperti gula pasir yang sebelumnya Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu per kilogram sekarang Rp 18 ribu per kilogram. Harga beras premium Rp 15 per kilogram. Harga minyak goreng Rp 16 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi mengatakan jelang Nataru sejumlah harga kebutuhan pokok memang mengalami kenaikan, namun jangan panik karena pihaknya menjamin untuk ketersediaan aman.
"Pengaruh cuaca tapi jangan panik kita jamin ketersediaan. Selain itu untuk harga juga terus kita pantau agar tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan," ujarnya.
Sementara itu, Bank Indonesia meminta kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memantau pergerakan sembako.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan, Nurcahyo Heru Prasetyo mengatakan inflasi Kota Palembang pada Oktober mencapai 2,94 persen, capai ini di atas nasional 2,56 persen.
"Palembang inflasinya tertinggi nomor 6 di regional. Pemerintah menargetkan inflasi tidak meningkat hingga 4 persen," ujarnya.
Heru pun mengimbau TPID Kota Palembang perlu mewaspadai inflasi pada bulan Desember. Desember biasanya inflasi naik dan ini harus diwaspadai apalagi menjelang hari besar keagamaan.
Mencermati risiko kenaikan harga komoditas, rekomendasi upaya inflasi yang diusulkan adalah untuk terus memperkuat strategi 4K yakni Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.
"HLM TPID akan lebih efektif jika dibarengi dengan koordinasi di tingkat teknis untuk monitoring pergerakan harga dari minggu ke minggu dengan tujuan mengantisipasi anomali harga pada komoditas dan menentukan respon yang tepat," ungkapnya.