Petani Lesu! Harga Kopi di Bengkulu Naik, tapi Hasil Panen Merosot

Bengkulu

Petani Lesu! Harga Kopi di Bengkulu Naik, tapi Hasil Panen Merosot

Hery Supandi - detikSumbagsel
Senin, 22 Mei 2023 20:47 WIB
Petani kopi di bengkulu
Foto: Hery Supandi
Bengkulu -

Harga jual kopi jenis robusta di Bengkulu mengalami kenaikan hingga Rp 36 ribu/Kg. Namun demikian, kenaikan itu tidak membuat petani kopi gembira.

Para petani menilai naiknya harga kopi di Bumi Raflesia tak sebanding dengan hasil panen. Petani mengaku hasil panen tahun ini merosot jauh karena faktor cuaca yang tidak menentu.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Bickman mengatakan naiknya harga kopi karena faktor cuaca. Ia menilai bahan baku kopi minim, tepi untuk permintaan terus meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mahalnya harga kopi saat ini karena di negara penghasil kopi seperti halnya Brazil mengalami gagal produksi. Akibatnya harga kopi mahal dan di Bengkulu harga Rp 34-Rp 36 ribu/Kg" kata Bickman dihubungi detikSumbagsel, Senin (22/5/2023).

ADVERTISEMENT

Bickman menjelaskan, panen kopi tahun ini petani mengalami penurunan hasil. Hal ini karena banyak pohon kopi yang tak banyak berbuah.

"Kopi ini telah menjadi gaya hidup saat ini. Maka meski produksi kopi menurun, tetapi permintaan akan kopi terus meningkat. Akibatnya harga kopi menjadi mahal karena sulit didapat, bila pun ada berarti ada yang masih memiliki stok kopi yang belum terjual," katanya.

Sementara itu seorang pengusaha kopi di Kepahiang, Diar menyebut sepekan usai lebaran harga kopi melonjak naik. Dimana harga sebelumnya hanya Rp 21-23 ribu/Kg.

"Saat ini kopi jenis robusta dengan spek asalan kita jual ke perusahaan dengan harga Rp 36 ribu/Kg. Padahal tahun lalu masih dijual dengan hatga Rp 21-Rp 23 ribu/Kg, stok robusta masih muda didapat," kata Diar.

Berlahan tapi pasti, sejak Idul Fitri harga kopi sepertinya mulai berpihak kepada petani. Meskipun hasil panen minim dan sulit memenuhi kebutuhan pembeli untuk jumlah besar.

"Karena pemintaan meningkat dan harga jual kita juga tinggi, maka harga beli ke petani kita naikan agar tetap mendapat pasokan kopi dari para petani yang masih memiliki stok kopi," kata Diar.

Merosotnya hasil panen disebut sampai 50 persen. Sebab, banyak pohon-pohon kopi yang tak berbuah seperti musim tahun lalu.

"Harga kopi lagi naik, tapi kita tidak punya kopi untuk dijual. Karena harganya mahal kita panen kopi yang masih ada buahnya, bisa dikatakan gagal panen tahun ini akibat perubahan cuaca," kata petani lain, Likwan




(ras/ras)


Hide Ads