.webp)
Operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan pada 13-17 Juli sudah menyemai 5,6 ton garam (NaCl) dengan 7 kali sorti di wilayah Sumatera Selatan. Penyemaian dilakukan pada bibit awan hujan yang masih tersedia sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Selama 5 hari OMC dilakukan garam yang disemai sebanyak 5,6 ton atau 7 kali sorti di langit Sumsel" ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, Jumat (18/7/2025).
OMC yang dilakukan agar tetap ada hujan pada musim kemarau tahun ini. Lokasi penyemaian berfokus pada wilayah yang memiliki lahan gambut luas dan membuatnya tetap basah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"OMC kali ini fokus di beberapa daerah yang memiliki lahan gambut seperti di OKI dan Banyuasin, tapi tetap dengan memperhatikan bibit awan hujan yang ada," katanya.
Selain dua wilayah yang menjadi fokus, daerah lain yang diantisipasi terjadinya kekeringan dan karhutla di lahan gambut adalah Musi Banyuasin, Muara Enim, dan PALI.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana sebelumnya mengatakan OMC yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan curah hujan di wilayah yang memiliki lahan gambut luas, khususnya di OKI. Pembasahan itu agar lahan gambut tetap basah.
"OMC ini untuk meminimalisir karhutla dengan meningkatkan curah hujan pada musim kemarau. Kita tidak ingin karhutla terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Selain upaya tersebut, pihaknya juga tengah mengajukan 4 unit helikopter. Tiga helikopter di antaranya untuk water bombing dan 1 patroli.
"Upaya pencegahan lainnya dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena 90-an persen kasus karhutla ini akibat ulah manusia," terangnya.
(csb/csb)
