Cerita dongeng seringkali menjadi pengantar tidur untuk anak. Berbagai kisah menarik yang mempunyai pesan moral membuat anak belajar banyak hal.
Dikutip buku Bahasa Indonesia untuk SMP dan MTS Kelas VII milik Agus Trianto, dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi. Fungsinya untuk menyampaikan ajaran moral dan menghibur pembaca. Dongeng termasuk juga cerita tradisional.
Ada banyak contoh dongeng yang bisa dibacakan untuk anak. Bisa mengambil cerita yang panjang ataupun pendek, misalnya tentang kehidupan, Islami, hewan ataupun lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
10 Contoh Dongeng Pendek untuk Anak
Bagi yang suka mendengar cerita tema hewan, bisa mengambil referensi berikut untuk dibacakan kepada anak sebelum mereka tidur. Berikut naskah lengkapnya dikutip buku Kumpulan Cerita Dongeng Anak karya Aprilin Ardiyanti, Ellyonika Puri, Puriyanti Ningsih.
1. Kucing dan Tikus
Di sebuah rumah yang cukup besar dan rapi, hiduplah dua ekor kucing bersaudara. Mereka berdua tinggal bersama. Kakaknya bernama Momo dan adiknya bernama Bubu.
Meskipun mereka bersaudara, mereka berdua memiliki sifat berbeda. Momo rajin dan baik hati, sedangkan bubu pemalas, jahil dan suka berbohong.
Suatu hari Bubu sedang kelaparan, ia pun berusaha mencari makanan dan menemukan sepotong ikan di dapur. Sayang sekali, ia enggan pergi karena Bubu sangatlah malas.
Akhirnya Bubu mencari makanan milik kakaknya. Sewaktu Momo ingin makan, dia terkejut karena jatah makanannya telah habis. Momo bertanya pada Bubu, di mana makanannya.
"Makananmu habis dicuri tikus," kata si Bubu berbohong.
"Ah, mana mungkin dimakan tikus," ujar Momo tidak percaya.
"Iya! Masa kamu tidak percaya pada adik sendiri," timbal bubu meyakinkan Momo.
Momo mempercayai adiknya dan menduga si tikus mencuri makanan miliknya. Bubu pun senang dan tidak khawatir.
2. Kelinci yang Tersesat
Di suatu sore, di sebuah taman perumahan komplek Cadek Permai, terlihat seekor kelinci. Dia tampak kebingungan dan sedih.
"Hiks, hiks, hiks, aku berada di mana ini? Tangis kelinci sambil tertunduk sedih.
Dia melihat ke kiri dan kanan, ternyata di tersesat. Tiba-tiba di belakangnya terdengar suara.
"Mmmooooo," suara Pak Sapi.
"Kamu kenapa?" tanya Pak Sapi yang dari tadi memperhatikan.
"Eeeh, Pak, Pak Sapi! Aku, aku tersesat. Tadi aku lari-lari mengejar kupu-kupu, dan ternyata sudah sampai di sini. Aku tidak tahu lagi jalan pulang," Kelinci menjelaskan dengan perasaan sedih dan khawatir.
"Ooh, tidak apa-apa. Kamu bisa tinggal denganku untuk beberapa hari sambil menunggu majukanmu datang," kata Pak Sapi menenangkan kelinci.
"Oiya, nama kamu siapa?" tanya Pak Sapi pada kelinci.
"Namaku Kellin, majikanku abang Farhan yang," jawab kelinci.
"Nama yang bagus, baiklah Kellin, hari sudah mau menjelang Maghrib. Mari ikut denganku," ajak Pak Sapi.
Kelinci kecil ini pun akhirnya ikut dengan Pak Sapi ke rumahnya. Keesokan hari, kelinci bangun pagi-pagi sekali. Ia berjalan keluar dan menatap matahari yang mulai keluar dari ufuk timur.
Dia teringat abang Farhan, majikannya yang sayang padanya. Biasanya Abang Farhan sudah bangun juga, dan kebiasaannya langsung bermain bersama.
3. Si Momo dan Si Bona
Di dalam sebuah hutan hidupah dua binatang yang bersahabat baik. Mereka adalah Momo dan Bona. Momo adalah si monyet yang baik hari, cerita dan ceroboh. Sedangkan Bona adalah si gajah yang sabar, suka menolong dan pintar.
Suatu pagi yang cerah, matahari bersinar dengan indah disertai angin yang sejuk. Momo keluar dari rumahnya dan hendak berjalan-jalan menikmati suasana tersebut.
"Hmm, cuaca hari ini indah sekali. Anginnya juga sejuk. Benar-benar cuaca bagus, coba ada Bona pasti seru bermain di cuaca seperti ini. Kalau begitu aku samperin ke rumahnya saja," kata Momo dengan riang.
Akhirnya Momo pun berjalan menuju ke rumah Bona. Sesampainya di sana, Momo mengetuk pintu rumah dan memanggil Bona dengan keras.
"Bona, Bon, Bon, Bona, kamu ada di mana?" panggil Momo.
"Keluarlah Bon, ayo kita pergi bermain bersama menikmati cerahnya cuaca hari ini Bona," teriaknya lagi.
Momo kembali memanggil-manggil Bona, namun tidak ada jawaban dari dalam rumah. Hati Momo merasa hampa dan bertanya-tanya ke mana sahabatnya pergi.
4. Gajah dan Semut
Suara gajah menderum (bmm, bmm, bmmm) sambil berjalan di sebuah hutan. Gajah tersebut sangat besar dan kuat, hal itu membuatnya sangat sombong. Ia bahkan meremehkan binatang yang lain.
Suatu ketika, gajah melihat burung beo hinggap di atas pohon sambil berkata, "Hei! Tidakkah kau lihat aku sedang lewat. Aku adalah hewan terkuat di hutan ini. Ayo! Hormat padaku, tunduk padaku! Hahahaha...." ujar gajah.
"Apa! Kenapa harus begitu, kenapa aku harus tunduk padamu!" timpal beo.
"Apa kau tidak tahu siapa aku? Lihatlah! Aku akan mengajarimu menghargaiku. Hahahaha," kata gajah.
Burung beo tetap teguh pendirian dan tidak ingin memberi hormat kepada gajah. Akhirnya pohon itu digoyang, ditarik, bahkan diangkat oleh gajah dengan belalainya.
Burung beo pun pergi terbang karena tidak bisa hinggap di pohon itu lagi. Ia mengalah dan tidak ingin memperpanjang urusan dengan gajah yang sombong.
"Hahaha, aku adalah bintang yang kuat di hutan ini. Tidak ada yang bisa mengalahkanku," ucap gajah.
5. Pagi yang Cerah
Jepi dan Olip adalah sekawan penghuni hutan, mereka berteman akrab. Jepi adalah seekor jerapah betina yang lemah lembut dan baik. Olip adalah seekor gajah yang periang, peduli dan perhatian.
Suatu pagi yang cerah, keluarlah Olip dari kandangnya. Olip melihat ke kanan dan kiri sambil tersenyum. "Cuaca hari ini cerah sekali, paling enak kalau berkumpul sama teman-teman," pikir Olip.
Ia berjalan menuju ke hutan dengan riang dan sambil bernyanyi dengan gembira. "Lalalalala, lalalalal, kalau kau suka hati panggil Olip, Oliiip," ucap Olip.
Tiba-tiba Olip melihat Jepi yang berjalan ke arah pohon tinggi. Jepi tengah makan daun di pohon tersebut. "Hai Jepi, selamat pagi," sapa Olip.
"Pagi juga Olip," jawab Jepi.
"Kamu mau kemana Olip, pagi-pagi begini sudah ceria sekali," tanya Jepi.
"Aku mau pergi bermain denganmu Jepi. Sepertinya kamu lagi makan, enak ya daun-daun segar itu," tanya Olip.
"Heem, nyam, nyam, nyam. Iya nih, senak sekali. Apalagi daun ini masih segar," jawab Jepi.
"Kamu mau," tanya Jepi.
"Iya, kalau boleh aku mau mencicipi makananmu," jawab Olip.
Jepi mengambil pucuk daun yang masih muda dan memberikan kepada Olip. Mereka berdua makan bersama di pagi hari yang cerah itu.
6. Kisah Ikan dan Burung Paruh Panjang
Suatu danau yang luas, hiduplah dua hewan dengan keadaan rukun. Mereka adalah Rere dan Fifi. Rere adalah seekor burung yang memiliki paruh panjang dan suka berada di sekitar danau. Ia sangat riang, baik hati, dan penolong.
Fifi adalah seekor ikan yang hidup di air danau dan memiliki sifat penolong, rendah hati, serta ramah. Meski dunia mereka berbeda, keduanya tetap dapat bersahabat dalam perbedaan tersebut.
Kedekatan mereka berawal dari kejadian yang tidak terduga. Suatu masa, Fifi melihat ada pohon dengan buah yang lebat. Lokasinya di tepi danau. Fifi membatin sambil menatap pohon cherry tersebut.
"Buah-buahan itu nampak sangat lezat sekali. Seandainya aku bisa mengambil buah itu, pasti rasanya enak," ucapnya dalam hati.
"Tapi apalah dayaku, tidak bisa mengambilnya. Buah itu berada terlalu jauh di atas sana," lanjutnya.
Karena sangat ingin mencicipi buah itu. Fifi mencoba melompat. Ia berharap bisa meraih buah cherry walau hanya satu buah. Berulang kali mencoba, buah itu tak kunjung dapat. Datanglah Rere.
"Kamu mau buah ini," tanya Rere.
"Iya! aku mau mencicipinya satu saja," jawab Fifi.
Tanpa banyak bertanya, Rere memetik satu buah cherry dengan paruhnya. Ia pun menjatuhkan buah itu ke hadapan Fifi. Pertemanan keduanya semakin terjalin dengan baik sejak saat itu.
7. Gajah yang Baik Hati
Siang hari yang terik, rusa, gajah, dan kijang merasa kepanasan. Mereka seperti terbakar sinar matahari. Rusa pun kehausan dan mencoba berjalan mencari air.
Di tengah perjalanan, rusa melihat kolam air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang, dia langsung meminum air kolam tersebut untuk menghilangkan dahaganya dan setelah itu langsung terjun ke dalam kolam.
"Burrr, ah segar sekali," kata rusa.
Tanpa sadar, rusa kebingungan untuk kembali ke daratan. Jaraknya terlalu jauh dan tidak bisa berpikir panjang untuk kembali ke atas.
"Wah, bagaimana ini. Aku tak bisa naik ke atas," ujar si Rusa yang mencoba memanjat ke atas untuk keluar dari kolam.
Rusa tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa berteriak meminta tolong dan berharap ada yang mendengarkan teriakannya. "Tolong, tolong, toloong," teriak rusa sekencang-kencangnya.
Teriakan rusa ternyata di dengan oleh gajah yang kebetulan lewat di sana. "Hei, siapa itu yang ada di kolam," ujar gajah.
"Aku, rusa, sahabatmu," jawab rusa.
Melihat gajah datang, kekhawatiran rusa berkurang. Ia akhirnya berhasil naik ke atas dengan bantuan gajah.
8. Persahabatan Seru
Kancil dan kelinci adalah dua sahabat yang saling menghargai. Walaupun badan kelinci sangat kecil dibandingkan kancil, tetapi keduanya saling menyayangi.
Mereka tinggal di hutan dan sering saling berkunjung. Suatu hari, kelinci membuka pintu. "Hai kancil, sepagi ini kamu sudah ke rumahku. Ada apa gerangan. Seharusnya saya yang ke rumah kamu," kata kancil.
"Tidak apa-apa kelinci, saya kasihan sama kamu. Badan kamu kan kecil kalau ke rumah aku nggak sampai," kata si kelinci.
"Baiklah sahabatku, kancil. Karena rumah saya kecil, jadi kamu di luar saja ya hi hi hi," jawab kelinci sambil tertawa.
"Kita bermain ke hutan yuk kelinci. Di sana pasti banyak makanan," ajak kancil.
"Tidak, tidak kalau saya bermain terlalu jauh kapan sampainya kanci," tolak si kelinci.
"Hahahah, jangan khawatir kamu naik saja di punggung saya," jawab si kancil membujuk kelinci.
"Saya enggak enak kancil, kamu capek menggendong saya. Masuk hutan keluar hutan," jawab si kelinci yang menolak secara halus ajakan kancil.
"Sudah ayo naik, nanti keburu siang. Cuacanya malah panas enggak asikkan," ajak kancil.
Akhirnya kelinci menurut dan naik ke penggung kancil. Mereka berdua bermain bersama sampai siang hari.
9. Semut Berhati Emas
Sebuah daerah perkebunan yang asri, ada binatang suka menolong. Dia adalah Rara, semut yang suka menolong, baik hati, pekerja keras, dan ramah.
Terdengar suara rintihan dari burung yang ada di atas pohon mangga milik seorang petani di dekat kebun itu. "Tolong, tolong, tolong, kenapa perutku sakit sekali," kata burung.
"Apa yang terjadi pada kamu burung?" tanya semut merah.
"Kakiku terjebak oleh benang layang-layang, Ra," ceritanya.
"Iya yah, sampai merah kakimu," timpal semut.
"Kalau kaki kamu yang sakit karena terkenang benang, kenapa kamu mengeluh sakit perut," tanyanya heran.
"Iya, karena kakiku terjebak di saat aku sedang mencari makan di pohon mangga ini. Aku kelaparan," jawab si burung.
"Kalau begitu, aku bantu untuk carikan makanan. Kamu tunggu disini. Aku bawakan makanan ya," kata semut.
Semut pun membawa makanan dengan bantuan teman-temannya. Burung yang terjebak tidak kelaparan lagi setelah mendapat makanan dari semut.
10. Belajar Berbagi
Suatu pagi yang cerah, domba mengunjungi kediaman keluarga kelinci di sebuah desa. "Selamat pagi, ibu kelinci," kata domba kepada ibu kelinci.
"Pagi domba, ada perlu apa ya?" tanya ibu kelinci.
"Kemarin keponakanku datang mengunjungiku, dia membawa oleh-oleh yang cukup banyak dan aku ingin membaginya untuk para sahabatku. Ini wortel spesial untuk keluargamu," kata domba.
"Wah, terima kasih, domba atas pemberiannya," kata ibu kelinci sambil menerima oleh-oleh dengan riang.
"Iya, sama-sama. Semoga bermanfaat ya bu, kalau begitu saya pulang dulu ya bu," pamit domba.
"Hati-hati di jalan ya. Sekali lagi terima kasih atas pemberiannya," jawab ibu kelinci.
Setelah domba pergi, ibu kelinci masuk ke dalam rumah dan memanggil anak-anaknya. "Anak-anak, lihatlah kita hari ini punya banyak makanan. Rezeki lo. Dapat oleh-oleh dari domba tadi. Kalian harus membaginya sama rata ya," kata ibu kelinci.
"Asik, asik," sorak anak-anak kelinci.
Itulah contoh dongeng pendek untuk anak yang bisa dibacakan sebelum tidur. Semoga membantu.
Fotonya ilustrasi dongeng
(csb/csb)