10 Dongeng Sebelum Tidur Lengkap dengan Pesan Moralnya

ADVERTISEMENT

10 Dongeng Sebelum Tidur Lengkap dengan Pesan Moralnya

Anindyadevi Aurellia - detikEdu
Kamis, 17 Apr 2025 06:30 WIB
Mother read fairy tale for her daughter to listen at home. Leisure at home. Night scene with love and care.
Foto: iStock
Jakarta -

Dongeng sebelum tidur bukan hanya sekadar cerita pengantar tidur bagi anak, tetapi juga jadi momen yang penuh manfaat. Membacakan dongeng dapat membantu perkembangan emosi, imajinasi, dan keterampilan bahasa si kecil.

Membacakan dongeng dapat menjadi rutinitas yang mempererat ikatan antara orang tua dan anak, sekaligus menjadi waktu berkualitas yang sangat dinantikan setiap malam. Dongeng yang dibacakan sebelum tidur, juga jadi salah satu cara terbaik untuk membangun ikatan dengan si kecil, sekaligus mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Lewat cerita-cerita sederhana dan penuh pesan moral, anak-anak belajar membedakan mana yang baik dan buruk, belajar memahami emosi, dan juga mengenal dunia di luar kehidupan sehari-harinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

10 Dongeng Sebelum Tidur

Dengan alur yang sederhana dan tokoh-tokoh yang menggemaskan, kisah-kisah ini sangat pas dijadikan bacaan sebelum tidur karena bersifat edukatif sekaligus menghibur. Berikut ini 10 cerita menarik yang bisa kamu bacakan untuk si kecil, disadur dari buku Aesop's Fables edisi 1994 dan Dongeng Anak Dunia oleh Syaff Banta:

1. Kisah Rubah dan Bangau

Seekor rubah mengundang seekor bangau untuk makan malam. Namun satu-satunya hidangan yang disediakan adalah semangkuk besar sup.

ADVERTISEMENT

Si rubah melahapnya dengan lahap, tetapi bangau dengan paruhnya yang panjang kesulitan memakan kuah gurih yang ada di mangkuk itu. Penderitaan si bangau malah membuat rubah yang licik itu sangat terhibur.

Tak lama kemudian, bangau itu pun berganti mengundang serigala makan malam di rumahnya. Ia lalu meletakkan di hadapannya sebuah kendi dengan leher yang panjang dan sempit.

Santapan ini dapat dengan mudah dimasuki paruh bangau. Giliran si rubah yang duduk di dekatnya dengan lapar dan tak berdaya, karena mustahil baginya untuk meraih isi kendi yang menggoda itu.

Pesan Moral:

Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Jika kamu mempermainkan atau merugikan orang lain, bisa jadi suatu hari kamu akan merasakan hal yang sama. Kehidupan berjalan adil, dan apa yang kita lakukan pada orang lain sering kali akan kembali kepada kita.

2. Semut yang Hemat

Seorang raja Mesir kuno tengah berkeliling memantau keadaan rakyatnya. la dikenal sebagai seorang raja yang penyayang, adil, dan bijaksana. Ketika memasuki kawasan perkebunan, secara tak sengaja raja melihat seekor semut yang tampak lemas. Raja pun menghampiri semut itu.

"Hai semut, apa kabar? Kau terlihat lemas," tanya sang raja.

"Kabar saya baik, baginda. Hanya, seharian ini aku belum makan. Jadi, tubuhku terasa lemas," jawab semut.

"Berapa kebutuhan makanmu dalam setahun?," tanya raja lagi.

"Hanya sepotong roti," kata semut.

"Baiklah, aku akan memberimu sepotong roti, sehingga kau tidak kelaparan selama setahun," sahut raja.

"Terima kasih, baginda," kata semut.

Raja mengeluarkan sepotong roti dari dalam kereta kudanya dan memberikannya kepada semut.

"Setahun lagi kita bertemu di sini. Aku akan memberikan kamu sepotong roti lagi", kata raja.

"Baiklah," jawab semut.

Setelah itu, raja melanjutkan berpatroli. Setahun kemudian, pada saat mengadakan patroli rutin, raja teringat dengan semut itu. Raja pun pergi menuju tempat pertama bertemu dengan semut itu. Semut sudah menantinya. Di sampingnya ada roti separuh bagian.

"Apa kabar, baginda?," sapa semut.

"Ya, aku baik. Bagaimana denganmu, kamu tidak kelaparan kan?," tanya raja.

"Tidak raja. Roti yang baginda berikan cukup untuk kebutuhan makanku. Bahkan, masih tersisa separuhnya," ucap semut.

"Lho, mengapa tidak kau habiskan. Katanya kau membutuhkan sepotong roti untuk makan setahun?," kata raja.

"Benar, baginda. Akan tetapi, aku khawatir baginda lupa dengan janji baginda akan memberikan sepotong roti lagi tahun depan. Karena itu, aku berhemat. Dengan demikian, jika baginda benar-benar lupa, aku masih punya persediaan makan," terang semut.

Raja kagum dengan jawaban semut. Ternyata semut saja bisa berhemat. Lantas, mengapa manusia suka hidup boros dan menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat? Raja pun terinspirasi untuk mengajak rakyatnya hidup hemat.

Pesan Moral:

Hemat adalah salah satu sifat terpuji. Sebaliknya, boros adalah sifat tercela. Karena itu, mari kita biasakan hidup hemat.

3. Kancil dan Buaya

Di suatu senja, seekor kancil berjalan girang menuju sebuah sungai. la bermaksud menyeberangi sungai itu untuk menemui temannya, kelinci.

Kancil menuruni tanah yang cukup terjal dan sampailah di tepi sungai. Saat kancil akan menyeberang, tiba-tiba munculah seekor buaya. Kancil terkejut dan langsung naik lagi ke tepi sungai.

"Hai buaya, kau telah mengagetkanku!," kata kancil.

"Ha..ha..aku mau memakanmu," kata buaya.

"Aku pikir kau tidak akan habis memakanku sendirian. Panggillah saudara-saudaramu yang lain," ujar kancil.

"Oh begitu ya. Baiklah, aku akan panggil saudara-saudaraku yang lain," ucap buaya.

Tidak berapa lama. Muncullah sekelompok buaya.

"Kalian berjejerlah menuju tepi sungai. Aku ingin menghitung jumlah kalian dulu", ujar kancil.

Buaya-buaya itu pun berjejer dari tepi sungai mengarah ke seberang sungai. Lalu, kancil melangkah di atas buaya-buaya itu sambil menghitungnya menuju seberang. Begitu sudah dekat ke seberang sungai, kancil melompat ke tepian. Kancil pun sudah berada di seberang sungai.

"Wahai para buaya, terima kasih kau telah membantuku menyeberang sungai", kata kancil.

Kancil berjalan melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan temannya, kelinci.

Sementara itu, buaya-buaya itu saling pandang dan tidak menyadari apa yang telah terjadi.

Pesan Moral:

Ketika menghadapi bahaya, tetaplah tenang. Berpikirlah dengan cerdik untuk menemukan cara melepaskan diri dari bahaya itu. Lalu, perkuat dengan doa.

4. Semut dan Merpati

Di suatu siang, seekor semut merayap dengan gesit menuju tepi sungai untuk minum.

Semut itu biasa menghilangkan dahaga dengan meminum air dari sungai itu. Semut terlihat berhati-hati menuruni jalan ke tepi sungai agar tidak terpeleset dan jatuh ke air. Sesampainya di tepi sungai, semut itu pun minum untuk menghilangkan dahaganya.

Akan tetapi, saat akan merayap lagi ke atas, semut terhempas oleh angin yang berhembus ke arah dirinya. Semut itu jatuh ke sungai. Semut berjuang sekuat tenaga untuk menepi. Namun, arus sungai cukup deras menyeretnya.

"Tolong aku, tolong aku," teriak semut. Berharap ada binatang lain yang mendengarnya.

Namun, suaranya tertelan oleh suara arus sungai. Tidak ada binatang lain yang mendengar teriakannya. Semut tidak putus asa. la mengumpulkan tenaga. Kemudian, sekali lagi berteriak.

"Tolong aku, tolong aku!," teriak semut.

Teriakan semut kali ini didengar oleh seekor merpati yang sedang asyik hinggap di sebuah dahan pohon di tepi sungai itu. Merpati langsung mencari asal suara.

Ternyata itu suara seekor semut yang terseret arus sungai. Merpati bergegas memetik selembar daun dengan mulutnya dan terbang menuju semut.

"Naiklah ke daun ini", ujar merpati sambil mendekatkan daun itu ke semut.

Semut berusaha naik ke atas daun dengan sekuat tenaga. Semut berhasil naik ke atas daun. Kemudian, merpati terbang membawa daun itu ke dahan sebuah pohon. Semut pun selamat.

"Terima kasih, kau telah menolongku," ujar semut kepada merpati.

"Sama-sama. Kita sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT. Sudah semestinya kita tolong-menolong," kata merpati.

Beberapa hari kemudian, saat merpati tengah asyik bersantai di sebuah dahan pohon, ada seorang pemburu yang tengah mengincarnya. la mengarahkan senapannya ke arah merpati itu.

Secara tak sengaja, semut tengah mencari makan di tempat itu. la melihat pemburu hendak membidik merpati yang tempo hari menolongnya. Semut pun berusaha merayap secepat-cepatnya.

Semut itu menggigit kaki si pemburu sekuat-kuatnya. Pemburu berteriak kesakitan. Teriakan pemburu itu mengejutkan merpati.

Merpati pun segera terbang menjauhi si pemburu. Merpati selamat dari ancaman bidikan pemburu.

Merpati sempat melihat semut yang tempo hari ditolongnya. Kali ini semut itu yang menolong dirinya. Merpati itu mengucapkan terima kasih.

Semut tersenyum. la merasa bahagia dapat membalas kebaikan merpati.

Pesan Moral:

Jika ada orang yang berbuat baik kepada kita, maka ucapkanlah terima kasih. Selain itu, berusahalah untuk membalas kebaikannya sesuai dengan kemampuan kita.

5. Kisah Seekor Gagak

Seekor gagak terbang berputar-putar di sebuah taman. Rupanya ia sedang mencari air.

Gagak itu kehausan. Akan tetapi, gagak belum juga menemukan air. Namun, gagak tidak putus asa. la terus berputar-putar mengelilingi taman untuk mencari air. Akhirnya, gagak menemukan sebuah tempat berisi air.

Gagak segera menukik menuju tempat itu. Namun, ternyata air di dalamnya tidak penuh. Hanya berisi setengah. Gagak tidak bisa meminum airnya. Kemudian, ia berusaha mematuk tempat itu dengan patuknya agar bocor.

Namun, tempat air itu terlalu keras dan kuat bagi si gagak. Gagak berpikir bagaimana caranya agar ia dapat meminum air dari situ.

Akhirnya, gagak dapat ide. Gagak memungut kerikil dan memasukkannya ke dalam tempat air. Semakin banyak kerikil yang masuk ke dalam kendi itu, semakin naik permukaan airnya.

Gagak terus memasukkan kerikil ke dalam tempat air dengan sabar. Sampai permukaan airnya naik dan bisa dijangkaunya. Kemudian, gagak pun minum air itu untuk menghilangkan dahaganya.

Pesan Moral:

Saat menemui hambatan, seperti kesulitan mengerjakan PR, jangan putus asa. Bersabar dan terus berusaha mengatasi hambatan. Carilah cara kreatif untuk dapat mengatasinya.

6. Kejujuran Seorang Tukang Kayu

Seorang laki-laki bolak-balik di tepi hutan. Sepertinya ia mencari sesuatu. Oh, rupanya ia mencari kapak miliknya yang hilang.

Sudah berkali-kali ia bolak-balik menyusuri jalan yang dilaluinya untuk mencari kapaknya. Namun, kapaknya belum juga ditemukan. Karena hari sudah senja, laki-laki itu memutuskan pulang.

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, laki-laki itu bersedih. la tidak bisa mencari nafkah tanpa kapak. Laki-laki itu bekerja sebagai tukang kayu. la juga tidak memiliki uang untuk membeli kapak baru.

Sesampainya di rumah, ia hanya termenung. Tidak lama berselang muncullah orang asing mendekatinya.

"Mengapa kau terlihat bersedih?," tanya orang asing itu.

"Aku kehilangan kapakku," jawabnya.

"Oh, tepat sekali. Aku menemukan kapak ini di hutan. Mungkin ini milikmu", kata orang asing sambil menyodorkan sebilah kapak yang terbuat dari emas.

Laki-laki itu memperhatikan kapak itu. "Bukan. Ini bukan kapak milikku," sahutnya.

"Kalau yang ini mungkin milikmu", ujar orang asing itu sambil menyodorkan sebilah kapak yang terbuat dari perak.

"Oh bukan. Kapak ini juga bukan milikku. Aku tidak mungkin memiliki uang untuk membeli kapak terbuat dari perak," jawabnya.

"Kalau kapak ini, rasanya milikmu. Aku menemukannya di hutan," ujar orang asing. Tangannya menyodorkan sebilah kapak terbuat dari besi.

"Ya, benar. Ini memang kapak milikku. Aku bisa kembali bekerja mencari kayu. Terima kasih," kata laki-laki itu.

"Ambillah ketiga kapak ini. Aku senang bertemu dengan orang jujur. Aku menghadiahkan kapak emas dan perak ini untukmu," terang orang asing itu.

Tukang kayu sangat senang memeroleh hadiah kapak emas dan perak. Sekali lagi ia mengucapkan terima kasih kepada orang asing itu.

Pesan Moral:

Ambillah hanya apa yang menjadi milik kita. Jangan pernah mengambil apa yang bukan milik kita.

7. Raja dan Gajah

Seorang kaisar negeri Cina memperoleh hadiah seekor gajah dari raja negeri India. Sang kaisar baru pertama kali melihat gajah. Karena itu, ia merasa senang sekaligus penasaran.

Kaisar merasa penasaran berapa berat gajah itu. Kaisar pun mengumpulkan menteri-menterinya.

"Siapa di antara kalian yang tahu cara menimbang gajah?," tanya kaisar.

"Maaf kaisar, kita tidak memiliki timbangan besar yang bisa digunakan untuk menimbang gajah ini," ujar salah seorang menteri.

Menteri-menteri lainnya sependapat dengan menteri itu. Tidak ada alat yang bisa digunakan untuk menimbang binatang sebesar itu.

"Aku tahu caranya, ayah," ujar putra kaisar yang baru berumur delapan tahun. Saat itu, ia ikut dengan ayahnya berkumpul dengan para menteri.

"Oh ya, bagaimana caranya kita mengetahui berat gajah itu?," tanyanya.

"Serahkan padaku," kata putra kaisar dengan mantap.

Kemudian, putra kaisar itu meminta disiapkan perahu di tepi danau. Gajah itu dinaikkan ke atas perahu. Putra kaisar meminta prajurit menandai batas garis air pada perahu. Lalu, gajah di bawa lagi ke tepi danau dan di turunkan.

Setelah itu, putra kaisar meminta agar perahu diisi dengan batu bata sampai air danau menyentuh garis saat perahu dinaikki gajah.

"Timbanglah semua batu bata itu. Dengan demikian, kita tahu berapa berat gajah ini," terang putra kaisar.

Sang kaisar dan semua yang hadir merasa bangga dengan kecerdasan putra kaisar.

Pesan Moral:

Selalu ada cara untuk mengatasi masalah. Berlatihlah berpikir kreatif dalam memecahkan setiap masalah.

8. Gajah yang Ingin Terbang

Gajah kecil bernama Gigi sangat ingin terbang seperti burung. Ia mencoba menggunakan daun sebagai sayap, melompat dari batu, bahkan minta diajari oleh burung.

"Kamu tidak bisa terbang, Gigi. Tapi kamu punya kekuatan lain yakni kekuatanmu, telingamu yang lebar, dan hatimu yang baik," kata burung.

Suatu hari, angin kencang meniup sarang burung kecil dari pohon. Gigi dengan cepat menangkap sarangnya dengan belalainya dan menyelamatkan anak-anak burung itu.

Sejak hari itu, Gigi sadar, ia tak perlu bisa terbang untuk menjadi istimewa.

Pesan Moral:

Setiap makhluk punya kelebihan masing-masing. Kita tak perlu menjadi seperti orang lain untuk berharga.

9. Si Ulat yang Sabar

Ada seekor ulat kecil bernama Lili yang sering diejek karena tubuhnya gemuk dan jalannya lambat. Teman-temannya sering terbang dan bermain di udara, sedangkan Lili hanya bisa merayap. Lili tak marah, ia hanya terus makan daun dan bersabar.

Waktu berlalu, Lili berubah menjadi kepompong. Semua hewan heran. Tapi tak lama, dari kepompong itu keluar seekor kupu-kupu cantik dengan warna sayap yang indah.

Lili pun terbang tinggi di langit biru. Teman-temannya kagum dan minta maaf telah mengejeknya dulu.

Pesan Moral:

Kesabaran dan proses akan membuahkan hasil indah pada waktunya.

10. Kasih Sayang terhadap Sesama

Jean dan Jacques sedang menikmati liburan di rumah nenek mereka yang terletak di sebuah desa. Pagi itu, keduanya hanya bermain di dalam rumah karena salju turun dengan deras. Butiran salju tampak seperti kapas putih yang melayang-layang di udara.

Menjelang siang, salju mulai reda. Jean dan Jacques sudah tak sabar untuk bermain di luar dan membuat boneka salju.

"Nek, kami mau main di luar, ya," kata Jean dan Jacques bersamaan, meminta izin kepada nenek mereka.

"Iya, boleh. Tapi jangan terlalu lama di luar, nanti kalian kedinginan. Jangan lupa pakai baju tebalnya," pesan sang nenek.

"Iya, Nek," jawab Jean dan Jacques serempak.

Mereka pun berlari keluar rumah dengan riang. Keduanya bermain lempar bola salju dan membuat boneka salju bersama. Saat sedang asyik bermain, Jean melihat dua ekor burung kecil bertengger di pohon cemara. Burung-burung itu tampak menggigil karena kedinginan.

"Jacques, lihat! Burung-burung kecil itu tampak kedinginan. Mungkin juga sedang kelaparan," seru Jean.

Jacques menghentikan permainannya dan menatap ke arah pohon.

"Kau benar, Jean. Bagaimana kalau kita ambilkan makanan dari rumah untuk mereka?" usul Jacques.

"Setuju!" jawab Jean.

Mereka segera berlari ke dalam rumah dan mengambil semangkuk jagung yang telah dihaluskan. Setelah itu, mereka kembali ke pohon cemara dan meletakkan jagung di bawahnya. Jean dan Jacques mencoba memberi isyarat agar burung-burung itu turun.

Seolah memahami ajakan mereka, kedua burung itu turun dan mulai memakan jagung dengan lahap.

Selesai makan, kedua burung terbang kembali ke dahan pohon dan berkicau merdu. Jean dan Jacques merasa seolah burung-burung itu sedang mengucapkan terima kasih dalam bahasa mereka sendiri.

Pesan Moral:

Hewan adalah makhluk ciptaan Tuhan, sama seperti kita. Oleh karena itu, kita harus menyayangi dan peduli pada mereka. Salah satu bentuk kasih sayang tersebut adalah memberi mereka makan, terutama saat mereka kelaparan.

Nah, itulah tadi 10 dongeng sebelum tidur yang cocok untuk si kecil. Semoga menghiburnya, ya!




(aau/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads