Sumatera Selatan

Garis Kemiskinan di Sumsel Turun, Masih Tersisa 984 Ribu Warga Miskin

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Rabu, 03 Jul 2024 11:00 WIB
Foto: Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto (Merry Natalia Haloho/detikcom)
Palembang -

Garis kemiskinan Sumatera Selatan pada Maret 2024 turun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari 1,04 jutaan jiwa atau 11,78% turun menjadi 984 ribu orang atau 10,97%. Turunnya 61 ribuan orang atau 0,81%.

"Penduduk miskin Sumsel Maret 2024 turun jika dibandingkan dengan Maret 2023. Jumlah penduduk miskin Sumsel mencapai 984,24 ribu orang atau turun 61,4 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin Maret 2023 sebanyak 1.045,68 ribu orang. Persentase Maret 2024 tercatat 10,97%, turun 0,81% terhadap Maret 2023," ujar Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, Selasa (2/7/2024).

Ia mengatakan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 554.197 per kapita per bulan.

Berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal periode Maret 2023-Maret 2024, jumlah penduduk miskin di perkotaan menurun sebesar 29 ribuan orang atau dari 371 ribuan orang menjadi 342 ribuan orang.

Sementara persentase penduduk miskin perkotaan turun 1,03% dari semula 11,07% menjadi 10,04 persen. Penduduk miskin di pedesaan turun 32 ribu orang, yakni dari 673 ribuan orang menjadi 641 ribuan orang. Persentase turun 0,68% poin dari semula 12,21% menjadi 11,53%.

Wahyu menyebut, garis kemiskinan makanan (GKM) menyumbang persentase terbesar terhadap garis kemiskinan di Sumsel, mencapai 74,57%. Dua penyebab tingginya GKM karena beras dan rokok. Sementara garis kemiskinan bukan makanan 25,43%. Secara wilayah perkotaan dan pedesaan masalahnya hampir sama.

"Beras dan rokok kretek filter masih memberi sumbangan terbesar 19,64% dan 10,26% di wilayah perkotaan. Di pedesaan beras memberi sumbangan sebesar 25,38% dan rokok kretek filter 11,52%. Komoditi lainnya adalah daging ayam ras (5,07% di perkotaan dan 3,29% di pedesaan), telur ayam ras (4,42% dan 3,68%), mie instan (3,33% dan 2,43%), cabe merah (2,95% dan 2,28%) dan gula pasir (2,51% dan 2,88%) serta lainnya.

Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan terbesar pada garis kemiskinan perkotaan dan pedesaan adalah perumahan (8,10% dan 8,29%), bensin (3,87% dan 5,13%), listrik (3,58% dan 2,21%), pendidikan (1,99% dan 1,12%) dan lainnya.

Ia menyebutkan, turunnya angka kemiskinan disebabkan beberapa faktor. Di antaranya karena pertumbuhan ekonomi Sumsel triwulan I-2024 terhadap triwulan I-2023 sebesar 5,06 persen (y-on-y). Kemudian tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 3,97%, terjadi penurunan 4,53% dibandingkan Februari 2023.

"Inflasi Maret 2024 relatif terkendali sebesar 3,24 persen. Berbagai program bansos yang dikucurkan Januari-Maret 2024 antara lain DTKS, PKH, BPNT dan PBI di seluruh kabupaten/kota di Sumsel dan lainnya," ungkapnya.



Simak Video "Video: Bocah di Palembang Diduga Jadi Korban Pencabulan, Ortu Lapor Polisi"

(dai/dai)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork