Hadapi Fase La Nina, Sumsel Diprediksi Alami Kemarau Basah

Sumatera Selatan

Hadapi Fase La Nina, Sumsel Diprediksi Alami Kemarau Basah

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Sabtu, 29 Jun 2024 15:00 WIB
Ilustrasi Musim Kemarau
Foto: Ilustrasi kemarau (Getty Images/iStockphoto/happy8790)
Palembang -

Musim kemarau tahun ini berlangsung singkat, tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Puncaknya terjadi pada Juli-Agustus. BMKG menyebut kemarau tahun ini akan lebih basah dengan hari tanpa hujan tak panjang.

"Tahun lalu musim kemarau lebih panjang karena El Nino, sementara tahun ini memasuki fase La Nina dengan kemarau basah," ujar Kepala BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana, Jumat (28/6/2024).

Meski begitu, ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah di Sumsel tetap harus diantisipasi. Koordinasi lintas instansi dan sektoral serta pihak swasta untuk meminimalisir Karhutla terus dilakukan. Termasuk di tingkat pemerintahan terbawah di wilayah desa. Sosialisasi pencegahan Karhutla juga dilakukan maksimal dengan meminta masyarakat maupun perusahaan untuk tak membuka lahan dengan cara membakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam ketentuan undang-undang memang dilarang membuka lahan dengan cara membakar, termasuk oleh warga. Ini terus kita sosialisasikan termasuk menyebarkan maklumat dari Kapolda Sumsel tentang larangan membakar lahan," jelasnya.

Koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Perkebunan serta perusahaan terkait, juga dengan membangun embung penampungan air. Penampungan itu bisa dimanfaatkan ketika musim kemarau terjadi. Juga pada saat terjadi Karhutla petugas di lapangan tak kesusahan mencari pasokan air.

ADVERTISEMENT

"Kita juga minta perusahaan membuat canal blocking atau penyekatan dan parit gajah untuk penampungan air. Tempat itu bisa menjadi sumber air bagi personel yang ada di lapangan ketika terjadi Karhutla," tukasnya.

BPBD Sumsel sebelumnya menyebut ada 12 daerah rawan Karhutla di Sumsel. Empat daerah di antaranya sudah menetapkan status siaga darurat, yakni Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin.

Daerah rawan Karhutla lainnya masih berproses penetapan status yakni Ogan Ilir, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu, OKU Timur dan OKU Selatan.

Pemprov Sumsel juga telah mengantisipasi Karhutla dengan menaikkan statis menjadi siaga darurat sejak 13 Juni lalu. Proses antisipasi juga dengan meminta bantuan 8 helikopter ke BNPB. Kemudian 2 helikopter akan dipakai untuk patroli, sisanya untuk water bombing.




(dai/dai)


Hide Ads