Kemudahan baru dalam pelaksanaan ibadah haji telah diperkenalkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk jemaah tahun 2024. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah penggunaan kartu elektronik atau smart card haji.
Kartu ini tidak hanya berguna sebagai akses jemaah ke berbagai lokasi penting seperti Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), tetapi juga memiliki peran krusial dalam proses pelayanan haji. Penting bagi jemaah untuk menggunakan smart card haji dengan baik, serta menjaganya agar tidak hilang.
Oleh karena itu, jemaah perlu memahami fungsi-fungsi dari smart card haji termasuk cara penggunaan dan solusi yang bisa dilakukan jika kartu ini hilang. Simak uraian lengkapnya di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Smart Card Haji?
Menurut informasi dari Laman Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), smart card adalah kartu resmi yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi kepada para jemaah haji. Kartu ini memiliki bentuk mirip dengan ID Card biasa yang dilengkapi QR Code sebagai akses masuk dan keluar Makkah bagi para jemaah.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua jemaah haji mendapatkan keistimewaan menggunakan kartu elektronik ini. Pada musim haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mendapatkan layanan kartu tersebut dari seluruh jemaah haji di berbagai penjuru dunia.
Fungsi Smart Card Haji
Terdapat beberapa fungsi dari smart card haji yang perlu diketahui sehingga dapat digunakan ketika melaksanakan ibadah haji, di antaranya yakni:
1. Membantu jemaah untuk mengetahui lokasi pelaksanaan haji.
2. Akses jemaah masuk ke Arafah, Muzdalifah dan Muna (Armuzna)
3. Mencegah masuknya jemaah haji dengan visa di luar prosedural atau jalur resmi.
4. Menjaga validitas data jemaah haji yang melaksanakan ibadah di tahun 2024.
5. Tersedia sertifikat bagi yang menyelesaikan ibadah haji.
6. Menjadi kenang-kenangan telah melakukan ibadah haji.
Cara Gunakan Smart Card Haji
Menggunakan smart card haji sebenarnya cukup sederhana. Para jemaah hanya perlu menunjukkan kartu elektronik mereka saat terjadi pemeriksaan. Petugas di Arab Saudi akan melakukan pemindaian QR Code untuk memverifikasi data jemaah. Jika data sesuai, maka diperbolehkan masuk.
Namun, jika ada ketidaksesuaian data, jemaah tidak diizinkan untuk memasuki Arafah untuk melaksanakan ibadah haji. Ini juga berlaku saat memasuki Masyair, Muzdalifah, dan Mina. Smart card diperlukan untuk masuk ke lokasi-lokasi tersebut, termasuk ketika jemaah berpindah dari hotel ke Arafah.
Sebelum naik bus menuju Arafah, setiap jemaah akan diperiksa satu per satu. Jumlah mereka dihitung secara teliti sebelum diizinkan berangkat. Langkah ini bertujuan untuk mencegah orang-orang yang tidak terdaftar untuk menyelinap masuk ke dalam bus.
Bagaimana Jika Smart Card Haji Hilang?
Jemaah haji memiliki tanggung jawab untuk menjaga smart card yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi selama proses ibadah berlangsung. Jika smart card hilang, tidak ada penggantinya. Namun, saat pemeriksaan, jemaah masih dapat menggunakan visa sebagai bukti identitas.
Tetapi, jika keduanya tidak tersedia, jemaah akan dikenai sanksi berupa denda sebesar 10 ribu riyal, deportasi dari Arab Saudi, dan larangan masuk ke Tanah Suci selama 10 tahun. Oleh karena itu, penting bagi jemaah untuk selalu membawa dan menjaga smart card haji dengan baik.
Itulah penjelasan mengenai fungsi-fungsi smart card haji hingga solusi yang bisa dilakukan jika hilang. Semoga bermanfaat ya!
(csb/csb)