Ahli Epidemiologi Unsri Prediksi COVID-19 Meningkat Pasca Nataru

Sumatera Selatan

Ahli Epidemiologi Unsri Prediksi COVID-19 Meningkat Pasca Nataru

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Kamis, 14 Des 2023 11:00 WIB
Ahli Epidemiologi dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriyani Liberty.
Foto: Dok. Pribadi Iche Andriyani Liberty
Palembang -

Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri) memprediksi akan adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel). Peningkatan diprediksi terjadi pasca libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) nanti.

Untuk diketahui, saat ini Covid-19 sudah berstatus endemi sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Juni 2023. Enam bulan setelah penetapan itu, tanda-tanda melonjaknya kasus Covid-19 kembali terlihat.

Ahli Epidemiologi dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriyani Liberty menyebut, peningkatan pasca Nataru ini dapat diprediksi berkaca pada lonjakan kasus Covid-19 yang pernah terjadi di Indonesia di tahun-tahun sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya memang terjadi peningkatan kasus Covid saat ini. Peningkatan kasus ini sebenarnya sudah kita prediksi dan akan terjadi di fase endemi," ujarnya, Rabu (13/12/2023).

Iche menyebut, virus Covid-19 hingga saat ini masih ada, bahkan terus berkembang menjadi varian baru. Perubahan iklim pancaroba juga menjadi ancaman masyarakat karena bisa membuat masyarakat rentan terinfeksi penyakit menular.

ADVERTISEMENT

"Libur Nataru dan perubahan iklim menjadi ancaman risiko ke masyarakat untuk menjadi rentan terinfeksi Covid-19," kata dia.

Menurutnya, vaksinasi yang telah dilakukan masyarakat membentuk imunitas tubuh lebih kuat. Meski begitu, masyarakat harus tetap waspada dan tetap memberlakukan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat.

"Vaksinasi dan Prokes bisa menjadi senjata kita melawan ancaman ini. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kesadaran komunitas yang sudah terbangun saat pandemi kemarin dan harus dibudayakan (Prokes)," jelasnya.

Meningkatkan Prokes akan menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari Covid. Jika berada di lingkungan yang berisiko tinggi, sebaiknya selalu memakai masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan pakai sabun.

"Kita harus kembali disiplin menerapkan Prokes. Kemudian kita juga harus melindungi kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang dengan komorbid," ungkapnya.

Menurutnya, kelompok risiko fatal ini yang membuat angka kematian akibat Covid-19 sangat tinggi pada masa pandemi lalu. Dirinya berharap, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat meminimalisir peningkatan kasus baru. Seperti meningkatkan pengawasan terhadap akses keluar masuk melalui laut, darat, dan udara.

"Sebaiknya memperketat untuk pelaku perjalanan luar negeri, minimal dalam hal prokes dan vaksinasi," katanya.

Kemudian kapasitas testing harus diperkuat. Masyarakat harus kembali diingatkan dan diedukasi untuk bijak melakukan prokes, vaksinasi, maupun kesadaran untuk ke Faskes jika mengalami gejala khususnya bagi kelompok rentan. Selanjutnya kerja sama dan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, masyarakat, media, dan akademisi harus solid seperti saat pandemi lalu.

"Untuk PPKM saat ini saya rasa belum perlu ya karena kondisinya masih terkendali," tukasnya.




(des/des)


Hide Ads