Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat luas lahan terbakar di Sumatera Selatan (Sumsel) sebanyak 32.496,5 hektare. Dari jumlah itu, Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi daerah dengan luasan karhutla terbanyak, yakni 20.588 hektare.
Akibat karhutla tersebut, Kota Palembang diselimuti kabut asap hingga membuat kualitas udara di Bumi Sriwijaya menjadi tidak sehat.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto mengatakan bahwa dari data sementara yang dianalisa KLHK periode Januari sampai September luasan, karhutla Sumsel mencapai 32.496,5 hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data tersebut, kata dia, Kabupaten OKI menjadi daerah pertama di Sumsel yang lahannya banyak terbakar, kemudian disusul Ogan Ilir (OI).
"Dari luasan tersebut, OKI menempati urutan pertama dengan luasan 20.558,3 hektare, 11.465,8 hektare tanah non gambut, 9.092,5 hektare gambut. Disusul Ogan Ilir dengan luasan 3615,9 hektare non gambut," katanya Kamis (12/10/2023).
Luasan lahan yang terbakar itu berdasarkan dari hasil analisa citra satelit yang dilakukan KLHK dan BRIN. Ferdian mengatakan, saat ini pihaknya masih berupaya melakukan pemadaman karhutla.
Daerah yang menjadi penanganan utama saat ini adalah OKI karena di daerah itu banyak terjadi kebakaran. Namun, lanjutnya, di beberapa daerah lain juga terdapat titik api seperti di OI, Banyuasin, dan Musi Banyuasin (Muba).
"Proses penanganan kebakaran terus dilakukan sampai dengan saat ini. Wilayah yang paling utama saat ini masih wilayah OKI, dan beberapa titik di OI, Banyuasin dan Muba," ujarnya.
Dia menambahkan, kanal-kanal yang sudah mulai mengering juga menjadi penyebab proses pemadaman memakan waktu cukup lama.
"Kemarin terjadi hujan sekitar 20 menit di kawasan Jungkal Kabupaten OKI, itu cukup membantu memadamkan lahan yang terbakar," ujarnya.
(des/des)