Lahan Kritis DAS Citarum Capai 48 Ribu Hektare

Lahan Kritis DAS Citarum Capai 48 Ribu Hektare

Yuga Hassani - detikJabar
Minggu, 02 Feb 2025 21:00 WIB
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq saat menanam jeruk di perkebunan Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Minggu (2/2/2025).
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq saat menanam jeruk di perkebunan Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Minggu (2/2/2025). Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Bandung -

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup atau Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), luasan lahan kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mencapai 48 ribu hektare. Upaya pemulihan lahan kritis itu pun tengah dilakukan.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, DAS Citarum mengalir sepanjang 297 kilometer dengan melewati berbagai wilayah. Ia mengatakan terdapat lima daerah yang dilintasi DAS Citarum.

"Jadi membentang dari Cisanti (Kabupaten Bandung), turun kemudian di Cimahi, kemudian turun ke Karawang, turun ke Bekasi, dan disodet ke Purwakarta. Jadi ada lima kabupaten dan kota yang dilewati," ujar Hanif setelah kegiatan penanaman di perkebunan Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Minggu (2/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya menjelaskan terdapat 14,3 juta masyarakat yang hidup berdekatan dengan DAS Citarum. Beberapa di antaranya terdapat lahan kritis yang masih harus ditangani dengan segera.

"Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu, maka di daerah DAS Citarum ini ada hampir 48.000 hektare yang posisinya kritis dan sangat kritis. Jadi termasuk di sini," katanya.

ADVERTISEMENT

Hanif mengaku penanganan lahan kritis di DAS Citarum telah dilakukan dengan baik saat ditangani Letjen TNI (Purn) Doni Monardo. Menurutnya pada waktu tersebut telah mengalami penurunan yang signifikan.

"Kita semua berperan, dengan salah satunya almarhum Pak Doni Monardo ada penurunan lahan kritis. Maka dari 55.000 hektare lahan kritis, sekarang sudah menjadi 48.000 hektare. Jadi ada 7.000 yang telah menjadi hutan dengan upaya semuanya selama 5 tahun terakhir," jelasnya.

Menurutnya dengan terpeliharanya DAS Citarum akan berdampak pada tiga waduk yang besar di Jawa Barat. Di antaranya Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, dan Waduk Saguling.

"Jika DAS Citarum terpelihara dengan baik, ini akan mampu menjaga air, akan menjaga umur, dari tiga waduk di Jabar," ucapnya.

Hanif menilai terdapat ratusan ribu keramba jaring apung di beberapa waduk tersebut. Hal tersebut akan menurunkan kualitas air di sungai dan akan tumbuh gulma, eceng gondok, dan lain-lain.

"Ini benar-benar perlu kita perhatikan, karena begitu air yang cukup melimpah ini tidak tersedia, maka ratusan ribu hektar lahan pertahanan pertanian yang ada di aliran DAS Citarum ini menjadi tidak mendapat air," tegasnya.

Hanif mengungkapkan lahan di sekitar DAS Citarum harus bisa dimanfaatkan lahan pertanian yang memiliki akar tunjang. Menurutnya harus ada perubahan dari pertanian hortikultura menjadi akar tunjang atau buah-buahan.

"Kalau kita lihat di sini tanaman hortikulturanya, tanaman palawijanya, sangat mendominasi di daerah hulu dari DAS Citarum. Kita perlu dilakukan sosialisasi dan kajian mendalam. Bagaimana berubah karakter dari budidaya ini menjadi tanaman yang berakar tunjang. Kita lihat tadi ada kopi, ada alpukat, ada beberapa buah-buahan yang mampu memiliki akar tunjang," ungkapnya.

"Sehingga kalau kita bisa kemudian kembalikan ini dengan tetap memiliki fungsi, tetapi juga mampu memberikan kehidupan buat masyarakat. Jadi semacam ada kopi, mungkin ada kakao, mungkin ada alpukat, kopi durian, dan lain-lain," tambahnya.

Kementerian Lingkungan Hidup terus berupaya melakukan penanaman di lahan kritis DAS Citarum. Sehingga area DAS Citarum bisa lebih hijau dan mencegah adanya bencana alam. Kemudian adanya penanaman tersebut juga merupakan salah satu bentuk mendukung program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto. Dengan itu masyarakat bisa turut merasakan hasil tanaman tersebut.

"Jadi sebenarnya bukan hanya ketahanan pangan, tapi energi. Karena air yang diperlukan itu, diperlukan untuk membangkitkan listrik di tiga PLTA, Saguling, Cirata, dan Jatiluhur," ujar Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PT PLN Indonesia Power Wisnoe Satrijono, Wisnoe Satrijono.

Dia menambahkan debit air DAS Citarum akan semakin baik untuk beberapa waduk yang ada di Jawa Barat. Apalagi di waduk tersebut terdapat pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

"Jadi dengan menanam ini kita akan memperhatikan kelangsungan dari debit air yang nanti akan digunakan untuk fondasi kami," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads