Seorang pria di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi korban penipuan senilai Rp 16 juta oleh komplotan pelaku yang mengaku warga negara asing (WNA) asal Brunei Darussalam. Kasus penipuan dengan modus mengaku WNA Brunei tersebut bukan pertama kalinya terjadi di Makassar.
Kasus penipuan dengan modus mengaku WNA Brunei tersebut pertama kali menimpa seorang pelaut Makassar pada awal Maret lalu. Korban yang tak disebutkan identitasnya itu menderita kerugian Rp 68 juta setelah isi kartu ATM-nya dikuras oleh komplotan pelaku.
Kasubnit 2 Jatanras Polrestabes Makassar Ipda Nasrullah mengatakan kasus yang pertama ini dilakukan oleh bernama Risal (40) Rustam (38) Sappewali (44) dan Anton (34). Kasus bermula saat pelaku Risal yang sebenarnya warga Sidrap menemui korban dan berpura-pura sebagai WNA Brunei Darussalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risal lalu meminta diantarkan ke sebuah pusat perbelanjaan dengan alasan hendak menjual handphone murah dari Brunei. Selanjutnya, pelaku Rustam juga muncul.
"Jadi awalnya dia minta tunjukan mal. Pada saat dikasih tahu lokasinya lalu pelaku kedua, Rustam muncul dengan settingan pelaku," kata Nasrullah kepada detikSulsel, Senin (11/3).
Rustam sendiri datang dengan mengendarai mobil menemui korban dan pelaku. Dia lalu berpura-pura hendak membeli handphone milik Risal.
"Pelaku berpura-pura hendak jual HP dengan harga Rp 7 juta dalam partai banyak. Pelaku kedua kemudian berpura-pura untuk membeli," kata Nasrullah.
Risal selanjutnya bersandiwara enggan menjualnya ke Rustam dan meminta korban mengantarkan dirinya ke pusat perbelanjaan handphone. Korban pun tidak keberatan dengan permintaan Risal.
"Korban dijanjikan persenan dan akhirnya tergoda," lanjutnya.
Rustam yang ikut dengan Risal dan korban akhirnya kembali bersandiwara bahwa dirinya serius hendak membeli handphone milik Risal. Namun Risal meminta Rustam ke ATM mengecek apakah dia memang memiliki saldo atau tidak.
"Jadi dibawa ke ATM, dicek rekan pelaku (Rustam) saldonya memang sekitar Rp 90 juta isinya. Setelah pelaku kedua cek, percaya korban ada isinya ATM-nya. Dibilang orang Brunei (ke korban) kamu ada saldo juga cek dulu di sini," ungkap Nasrullah.
Saat korban mengecek saldonya, para pelaku diam-diam mengintip dan mengingat pin ATM korban. Setelah itu, pelaku Risal meminta korban menyatukan kartu ATM-nya dengan milik Rustam ke dalam amplop.
"Pelaku Brunei bujuk korban sini ATM kamu disatukan di amplop dengan rekan pelaku yang mau beli HP, nanti kamu yang pegang ini amplop sembari dia berpura-pura mengecek barangnya di atas kapal," sebut Nasrullah.
Saat korban lengah, pelaku menukarkan amplop berisi kartu ATM korban dengan amplop berisi kartu ATM lain yang memang telah disiapkan sebelumnya. Selanjutnya, pelaku membatalkan jual-beli handphone tersebut.
"Pada saat sudah masuk di amplop dia tukar itu (kartu ATM). Pada saat mau turun dia kasih itu amplop yang sudah ditukar lalu dikasih amplop (ke korban)," terang Nasrullah.
Saat korban pergi, kedua pelaku bertemu pelaku lainnya, Sappewali dan Anton untuk menguras ATM korban. Hingga akhirnya total dana korban yang raib ialah Rp 68 juta.
"Anton itu memfasilitasi untuk buka rekening. Kalau Sappewali bagian penarikan uang di ATM," pungkas Nasrullah.
Penipuan Modus Ngaku WNA Brunei Kembali Terjadi, simak di halaman berikutnya...
Simak Video "Video: Peras Pemilik Ruko, 9 Pria di Makassar Diciduk Polisi "
[Gambas:Video 20detik]