Annar Sampetoding Mendadak Sakit Usai Jadi Tersangka dan Hendak Ditahan

Kasus Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin

Annar Sampetoding Mendadak Sakit Usai Jadi Tersangka dan Hendak Ditahan

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 30 Des 2024 06:30 WIB
Annar Salahuddin Sampetoding.
Foto: Annar Salahuddin Sampetoding. (dok. Istimewa)

Dugaan Rumah Annar Jadi Pabrik Upal

Sebagai informasi, polisi lebih dulu menetapkan 17 tersangka kasus sindikat uang palsu (upal) UIN Alauddin Makassar. Salah satu tersangka merupakan Kepala Perpustakaan UIN Anwar Ibrahim (AI) yang disebut sebagai salah satu dalang pabrik uang palsu di dalam kampus.

"17 orang ini perannya berbeda-beda, ya tapi peran sentralnya ada di saudara AI," ungkap Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Polres Gowa, Kamis (19/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudhiawan mengatakan, ada dua tempat kejadian perkara (TKP) sindikat uang palsu ini. Salah satunya berada di salah satu rumah ASS di Kota Makassar, dan kedua di gedung perpustakaan UIN Alauddin di Kabupaten Gowa.

"Kalau kita lihat dari TKP, TKP buat cetak upal, jadi di rumah saudara (inisial) ASS, Jalan Sunu 3 Blok N 5 Kota Makassar. Kemudian ada juga di Jalan Yasin Limpo Nomor 36 Sungguminasa," bebernya.

ADVERTISEMENT
Suasana rumah Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS di Jalan Sunu 3, Makassar.Foto: Suasana rumah Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS di Jalan Sunu 3, Makassar. (Nur Hidayat Said/detikSulsel)

ASS yang belakangan diketahui sebagai Annar Salahuddin Sampetoding, diduga sebagai otak pabrik upal bersama Anwar Ibrahim. Mereka bekerja sama dengan sosok misterius berinisial S.

"Peran sentralnya ada di saudara AI, kemudian juga saudara S, kemudian ada juga saudara ASS. Saya sengaja tidak sebutkan (nama lengkap) karena belum memenuhi kekuatan hukum tetap, ini harus singkatan," jelasnya.

Wartawan detikSulsel sempat mendatangi rumah Annar di Jalan Sunu 3, Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Rabu (25/12) sekitar pukul 20.30 Wita. Rumah berlantai 2 itu tampak sepi dan tertutup rapat dengan dikelilingi pagar tembok setinggi 3 meter.

Warga setempat, Suardi (57) menyebut Annar selama ini kerap berada di luar kota sehingga jarang menginap di rumah. Namun sejak kasus uang palsu menyeret namanya, Annar sempat pulang dengan kondisi kesal.

"Dia (Annar) bilang, 'Kurang ajarnya itu anak-anak, dia anu di situ uang (palsu)'. Sempat saya dengar itu ucapannya itu," ucap Suardi saat ditemui, Rabu (25/12).

Suardi juga mengaku rumah Annar memang sempat diperiksa aparat kepolisian. Setelah pemeriksaan itu, Annar kembali tidak diketahui keberadaannya.

"Ada di situ Pak Annar itu hari (waktu polisi datang memeriksa). Baru besoknya tidak ada mi," pungkasnya.


(sar/ata)

Hide Ads