Pembelaan Nur Dituduh Otaki Pembunuhan di Karunrung Makassar 1995

Muhammad Darwan, Ahmad Nurfajri, Andi Nur Isman - detikSulsel
Selasa, 19 Des 2023 18:00 WIB
Nur Salampessy, salah satu pelaku dituduh otaki pembunuhan Karunrung 28 tahun silam. Foto: (Ahmad Nurfajri Syahidallah/detikSulsel)
Makassar -

Minggu, 12 Maret 1995, warga digemparkan dengan kasus pembunuhan sadis Achmadi sekeluarga dan seorang pembantu di rumahnya, Jalan Karunrung, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak sore, warga memadati rumah Achmadi hingga polisi mengevakuasi 7 jenazah dari dalam rumah.

Sehari setelah pembunuhan sadis itu terjadi, Senin, 13 Maret 1995, Nur Salampessy, terpidana Tragedi Karunrung, mengaku baru mengetahui kabar bahwa Achmadi tewas dibantai di Karunrung. Ia sontak bergegas dari wilayah Minasa Upa menuju ke rumah Achmadi untuk memastikan kabar yang diterimanya. Setibanya di Karunrung, Nur mendapati rumah Achmadi telah dipasangi garis polisi. Mayat Achmadi sekeluarga telah dievakuasi.

Kedatangan Nur ke rumah Achmadi ternyata menjadi titik terang bagi polisi untuk mengungkap pelaku pembantaian. Di depan rumah Achmadi, Nur sempat menghampiri seorang pria dengan pakaian preman. Nur ceplos mengatakan dirinya hendak tinggal di rumah pamannya, Faisal Salampessy, tempat pembunuhan Achmadi sekeluarga.


"Saya salah bicara (saat di TKP), saya bilang 'bisa saya tinggal di rumah om saya, om (Faisal) Salampessy'. Karena itu (rumahnya) om (Faisal) Salampessy ditempati (Achmadi) meninggal sekeluarga," tutur Nur saat ditemui tim detikSulsel di sekitar Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Selasa, 5 Desember 2023.

Ucapannya itu belakangan ia sadari membuat polisi curiga bahwa dirinya adalah pelakunya. Nur sempat diajak pria yang tak dikenalnya itu ke depan rumah Achmadi. Pria itu lalu memegang tangannya dan menempelkannya ke tembok.

"Dia (polisi) pegang tangan saya, dia lengketkan di dinding temboknya Achmadi," kenang Nur.

Rumah Achmadi, lokasi pembunuhan sekeluarga pada tahun 1995 di Karunrung, Jalan Karunrung, Makassar. Foto: (Ahmad Nurfajri Syahidallah/detikSulsel)

Nur tak tinggal lama di lokasi kejadian. Usai melihat kondisi rumah Achmadi, Nur memutuskan untuk pulang. Belum jauh meninggalkan Karunrung, tepatnya di Talasalapang, Nur menyadari ada seseorang yang membuntutinya. Pria berpakaian serba putih dari atas motor lantas memanggil sehingga Nur menghampirinya. Pria itu memintanya untuk menemaninya mengambil surat.

Tanpa curiga, ia kemudian menuruti permintaan pria tersebut. Sepeda motor yang ia tumpangi melaju ke suatu wilayah di Topaz, Makassar. Nur mulai curiga dengan pria itu, sebab dirinya dibawa ke sebuah tempat minum minuman keras. Nur sempat ditawari minum namun menolak. Dia akhirnya memesan jus lemon.

Belum sempat menikmati jus lemon yang dipesannya, Nur langsung ditodong pernyataan jika dirinyalah yang telah melakukan pembunuhan di rumah Achmadi. Nur seketika kaget dan menegaskan dirinya tak pernah terlibat kasus pembunuhan. Namun pengakuan Nur saat itu tak dipedulikan polisi.

"Dia ancam saya di situ, 'kau yang membunuh toh?' Saya bilang di mana orang saya bunuh, Pak. Tidak ada orang saya bunuh. Saya bilang begitu sama itu polisi. Dia bilang, 'kau memang tong yang bunuh'. Saya bilang, jangan bilang begitu, Pak, tidak baik," ucap Nur menirukan perkataan polisi saat itu.

"Nur Salam Pessy tidak membunuh. Tidak ada orang (saya bunuh). Itu keluarga saya dibunuh dengan kemanakan saya semua. Dengan pembantu. Saya tidak mungkin membunuh mereka semua," lanjut Nur mengenang momen dirinya dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan Achmadi sekeluarga.

Di depan tempat mereka minum, sudah ada mobil Toyota Hartop yang terparkir. Nur kemudian dibawa menuju ke mobil itu. Di dalam mobil sudah ada 4 orang polisi yang menunggu. Pria tadi lantas meminta polisi di dalam mobil untuk membawa Nur ke kantor polisi.

Saat itu, Nur mengaku dibawa ke Polda Sulsel. Dia kemudian diinterogasi sekitar pukul 00.00 Wita. Nur mengaku terus didesak polisi untuk mengaku telah melakukan pembunuhan. Namun Nur tetap kekeh membantah tudingan yang dilontarkan polisi.

Karena tak kunjung mengaku, polisi memasukkan kepala Nur ke dalam sebuah kardus dan disiram menggunakan bensin. Nur melihat polisi menyulutkan api hingga kepalanya sempat terbakar. Meski disiksa, Nur masih berusaha meyakinkan polisi bahwa dirinya tak pernah melakukan pembunuhan.

"Dia kasih masuk kepala saya dalam dos. Dia siram bensin baru dibakar. Dia bilang, mati kau. Saya bilang tidak mati, Pak, biar kita bakar saya. Saya bilang begitu. Tidak ada orang saya bunuh, Pak. Saya bilang sama polisi tidak ada orang saya bunuh," ucap Nur.

Sejak itu, Nur konsisten menegaskan dirinya tidak pernah melakukan pembunuhan. Hingga akhirnya, ia disodorkan secarik kertas kosong oleh penyidik. Nur diminta tanda tangan tanpa mengetahui apa isi dari kertas yang diberikan.

"Mereka ketik sendiri BAP. Dia suruh tanda tangan (kertas kosong) di bawah. Saya bilang, 'bapak menipu saya'. Kutunjuki polisi. Karena bapak karang sendiri," kata Nur.

"Saya tidak baca apa-apa. Dia yang karang sendiri sampai penuh ke bawah. Dia tulis bilang Nur Salampessy mengaku begini, begini, dan begini," imbuhnya.

Setelah dipaksa menandatangani BAP yang dibuat oleh penyidik, Nur langsung ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Achmadi sekeluarga. Ia dituduh telah menjadi dalang dalam pembunuhan sadis tersebut. Polisi turut menetapkan 5 tersangka lainnya sebagai pelaku eksekutor yakni Syarifuddin alias Boa, Muh Rusli alias Ulli, Abdullah Hasan alias Bado, Haerul Muhsin alias Ical, dan Alius Arman alias Arman.

"(Saya) ditetapkan tersangka sama Dai Bachtiar, Kapolres toh. (Mungkin dia bilang) Harus ko kasih bukti Nur Salampessy. Kalau tidak, saya hancur di sini," tutur Nur Salampessy.

Tim detikSulsel sudah mencoba mengkonfirmasi pengakuan Nur soal BAP dan tanda tangan kertas kosong kepada salah seorang purnawirawan polisi yang menyelidiki kasus tragedi Karunrung 1995, Roby Andi Mannaungi. Roby awalnya bersedia berbincang dengan tim detikSulsel pada Selasa (5/12) di salah satu warkop di Makassar. Namun Roby di hari janjian wawancara Roby tidak merespons tim detikSulsel.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(asm/nvl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork