Oknum polisi dan TNI diduga terlibat kericuhan saat pertandingan futsal di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kericuhan antaraparat tersebut disusul sejumlah insiden lain dan diduga saling berkaitan, termasuk penyerangan rumah dinas Kapolda NTT Irjen Johni Asadoma.
Kericuhan saat pertandingan futsal berlangsung di Gor Oepoi, pada Rabu (19/4) malam. Pihak TNI dan Polda NTT telah melakukan pertemuan bersama untuk menginvestigasi rentetan insiden yang terjadi.
Dirangkum dari detikBali, Jumat (21/4/2023), berikut 5 fakta oknum polisi dan TNI terlibat kericuhan berujung rumah dinas Kapolda NTT diserang:
1. Berawal dari Kericuhan di Pertandingan Futsal
Keributan pecah di tribun penonton yang tengah menyaksikan pertandingan futsal. Saling lempar antarpenonton pun terjadi.
Sejumlah polisi militer tampak berusaha meredakan kericuhan di lokasi. Namun upaya mereka tidak berhasil.
Saling kejar juga terjadi hingga ke jalan. Beberapa orang mengalami luka-luka.
2. Empat Polisi Luka-luka
Kericuhan antaroknum aparat TNI dan Polri saat pertandingan futsal di Kota Kupang menyebabkan 4 aparat kepolisian luka-luka. Mereka diberikan perawatan medis.
"Kejadian itu terdapat empat korban luka-luka dari pihak polisi," ujar Irjen Johni saat konferensi pers di Mapolda NTT, Kamis (20/4) sore.
Empat korban adalah Bripka Jimmy Tefbana bertugas di Polresta Kupang Kota, Bripda Betran Klau di Shabara Polda NTT, Briptu Maruli di Yanma Polda, dan Bripda David Riwu Ga di BanitTurjawali Polresta Kupang Kota.
Johni menjelaskan kondisi keempat polisi itu beragam. Ada yang luka ringan hingga berat.
"Tiga orang itu sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit Bhyangkara Kupang sedangkan satu orang lainnya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang. Ada yang mengalami luka cukup berat dan luka ringan," jelasnya.
3. Rumah Dinas Kapolda NTT Diserang OTK
Rumah dinas Irjen Johni juga menjadi sasaran penyerangan setelah kericuhan saat pertandingan futsal. Selain itu, pos polisi di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kupang diserang.
Selain itu, mobil dan motor juga dibakar. Namun polisi belum mengidentifikasi pelaku penyerangan.
"Kerugian materialnya itu tiga motor dibakar dan dua mobil dirusaki. Kemudian ada dua pos pengamanan di Kuanino dan satunya di Lai Lai Bes Kopan (LLBK) dirusaki," jelas Kapolda NTT Irjen Johni Asadoma, Kamis (20/4).
Johni mengaku kesulitan untuk mengidentifikasi pelaku yang melakukan perusakan terhadap fasilitas umum seperti mobil, motor, dan pos pengamanan.
"Videonya kurang jelas karena ada yang pakai helm dan hanya terlihat bagian belakangnya saja. Selain itu, gambarnya diambil dari jauh sehingga tidak jelas orangnya," katanya.
Simak fakta selengkapnya di halaman berikutnya....
(hmw/asm)