Malam Nisfu Syaban merupakan salah satu waktu istimewa yang terdapat di bulan Syaban. Bahkan dalam sejumlah hadits malam ini memiliki keutamaan yang luar biasa.
Lantas, apa saja keutamaan Nisfu Syaban?
Mengutip dari Jurnal Universitas Islam Negeri Salatiga yang berjudul Pemahaman Hadis-hadis Nisfu Syaban, dijelaskan bahwa Nisfu Syaban berarti pertengahan bulan Syaban, yang artinya jatuh pada tanggal 15 Syaban. Berdasarkan konversi penanggalan Hijriah dan Masehi, tahun ini Nisfu Syaban bertepatan dengan tanggal 14 Februari 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun perlu diketahui bahwa waktu pergantian hari dalam penanggalan Hijriah dan Masehi berbeda. Pada kalender Masehi, pergantian hari terjadi pada pukul 00.00 tengah malam. Sementara pada penanggalan Hijriah, pergantian waktu terjadi di waktu Magrib.
Sehingga berdasarkan sistem tersebut, malam Nisfu Syaban 2025 jatuh pada Kamis, 13 Februari 2025 setelah waktu Magrib. Saat memasuki malam Nisfu Syaban ini, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan amalan saleh agar mendapatkan keutamaannya.
Untuk mengetahuinya, berikut ini ulasan lengkapnya yang dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber. Yuk, disimak!
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
![]() |
1. Waktu Ditentukannya Ajal Manusia
Dalam buku 'Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah' oleh Siti Zumratus Sa'adah, dijelaskan bahwa malam Nisfu Syaban adalah waktu ditentukannya ajal manusia. Pada malam tersebut, malaikat maut akan mencatat siapa saja yang akan mendatangi ajalnya hingga bulan Syaban berikutnya.
Hal ini diterangkan dalam kitab "Tuhfah Al-Ikhwan" yang diriwayatkan dari Atha' bin Yasar, ia berkata,
"Jika datang malam Nisfu Syaban Malaikat Maut mencatat siapa yang akan mendatangi ajalnya dari bulan Syaban itu hingga Syaban yang akan datang. Mungkin seorang laki-laki telah berbuat aniaya, berbuat maksiat, menikahi beberapa wanita, menanam pepohonan, sedang dia tidak tahu bahwa namanya telah tertulis di daftar orang-orang yang mati. Tiada satu malam pun setelah malam Lailatul Qadar lebih utama daripada malam Nisfu Syaban."
2. Malam Penuh Pengampunan
Keutamaan selanjutnya adalah di malam Nisfu Syaban, Allah SWT akan memberikan ampunan kepada hamba-Nya, kecuali orang yang termasuk golongan musyrik, kafir, dan yang memiliki kebencian dalam hatinya. Hal ini diterangkan dalam hadits riwayat Al-Baihaqi dan An-Nasa'i berikut ini:
Dari Mu'adz bin Jabal dari Rasulullah SAW bersabda,
يَطَّلِعُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرَ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya: "Allah melihat kepada semua hambanya di malam Nisfu Sya'ban, kemudian memberikan pengampunan kepada mereka semuanya kecuali kepada orang musyrik dan orang yang selalu mengajak kepada perselisihan." (Al-Baihaqi dan An-Nasa'i)
Dari Abi Tsa'labah Al-Khasyani, dari Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ اطَّلَعَ اللَّهُ إِلَى خَلْقِهِ، فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَيُمْلِي لِلْكَافِرِينَ، وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يدعوه.
Artinya: "Jika datang malam Nisfu Sya'ban, maka Allah akan melihat kepada makhluk-Nya, kemudian mengampuni orang-orang yang beriman serta membiarkan orang-orang kafir dan membiarkan orang pendengki dengan kedengkiannya sampai ia memanggil-Nya." (Al-Baihaqi)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa golongan yang disebutkan sebelumnya tidak akan mendapatkan keutamaan di malam Nisfu Syaban berupa ampunan. Kecuali mereka telah meninggalkan perbuatan tersebut dan bertaubat kepada Allah SWT.
3. Dikabulkannya Doa
Dikutip dari buku 'Buku Hujjah Ilmiah Amalan di Bulan Syaban' karya Buya Yahya, Allah SWT akan mengabulkan hajat hamba-Nya yang memohon kepada-Nya di malam Nisfu Syaban. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits riwayat oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Baihaqi:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوا لَيْلَهَا وَ صُوْمُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ : أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ ! أَلا مُسْتَرْزِقُ فَأَرْزُقَهُ ! أَلا مُبْتَلَى فَأُعَافِيَهُ ! أَلَّا كَذَا ... أَلا كَذَا ... حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ
Artinya: Dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Apabila tiba malam nishfu Sya'ban, shalatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: 'Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? niscaya akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian (maksudnya Allah akan mengkabul hajat hamba-Nya yang memohon pada waktu itu).... Adakah yang demikian.... sampai terbit fajar."
Amalan Malam Nisfu Syaban
Kembali mengutip dari buku Hujjah Ilmiah Amalan di Bulan Syaban yang disusun Buya Yahya, disebutkan bahwa para ulama berpendapat hukum menghidupkan malam Nisfu Syaban adalah sunnah. Oleh karena itu, umat muslim dapat menghidupkannya dengan mengerjakan amalan-amalan, seperti berpuasa, sholat, dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa amalan yang dapat dikerjakan pada saat Nisfu Syaban, sebagaimana disadur dari buku berjudul Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ust. Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid:
1. Berdoa di Malam Nisfu Syaban
Salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Syaban adalah berdoa pada malam pertengahan bulan Syaban atau malam Nisfu Syaban.
Di antara doa nabi yang sering dikutip oleh para ulama adalah doa Nabi Adam As ketika turun ke bumi, thawaf tujuh kali di Ka'bah, dan shalat dua rakaat di belakang maqam.
Kemudian Nabi Adam membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّي وَعَلَانِيَتِي فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤْلِي، وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيوَبَقِيْنَا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَرَضِنِي بِقَضَائِكَ.
Arab Latin: Allaahumma innaka ta'lamu sirrii wa 'alaaniyati faqbal ma'dzirati, wata'lamu haajatii fa'thinii suaa-li, wata'lamu maa fii nafsii faghfir lii dzambii. Allaahumma innii as-aluka imaanan yubasyiru qalbii wa yaqiinan shaadiqan hattaa a'lamu annahu laa yushiibunii illaa maa katabta lii waraddani biqadhaa-ik.
2. Berpuasa Nisfu Syaban
Selain berdoa, umat muslim juga dianjurkan untuk berpuasa. Sejumlah ulama berpendapat bahwa hukum melaksanakan puasa di pertengahan bulan Syaban atau Nisfu Syaban adalah sunnah.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
"Jika tiba waktu malam Nisfu Sya'ban, maka beribadahlah di malamnya dan puasalah di siangnya, karena sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan rahmat-Nya mulai tenggelamnya matahari (Maghrib) di langit dunia dan berfirman, 'Siapa yang meminta ampun akan Aku ampuni. Siapa yang minta rezeki akan Aku beri rezeki. Siapa yang terkena musibah akan Aku sembuhkan. Siapa yang minta ini dan itu seterusnya, sampai waktu terbitnya fajar (matahari)." (HR. Ibnu Majah).
3. Membaca Surat Yasin
Amalan selanjutnya yang juga sangat dianjurkan bagi umat Islam adalah membaca surat Yasin di malam Nisfu Syaban. Surat Yasin ini dibaca tiga kali secara berturut-turut setelah shalat Maghrib dan lebih utama jika dilakukan secara bersama-sama.
Bacaan Yasin yang pertama diniatkan untuk meminta umur panjang yang diisi dengan ketaatan kepada Allah SWT. Kemudian, bacaan yang kedua diniatkan supaya dijaga dari semua bahaya serta diberi keluasan rezeki yang baik serta halal, dan bacaan yang terakhir diniatkan agar hati merasa cukup dan dianugerahi husnul khatimah.
Setiap selesai membaca Surat Yasin disunnahkan untuk membaca doa berikut:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا القَوْلِ وَالْإِنْعَامِ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِينَ، وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمَ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ مِنْ أُمَّ الْكِتَابِ شَفَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَتَفْتِيرَ رِزْقِ، وَأَثْبِتُنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ). إِلهِي بِالتَّجَلَّى الأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ، إِكْشِفْ عَنِي مِنَ الْبَلَاءِ مَا أَعْلَمُ وَمَا لَا أَعْلَمُ وَاغْفِرْ لِي مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ الْآعَزُ الْأَكْرَمُ، وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Arab Latin: Bismillaahir rahmaanir rahim. Allaahumma yaa dzal manni wa laa yumannu 'alaika yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa dzath thauli wal in'aam. Laa ilaaha illaa anta zhahral laajiina wajaaral mustajiiriina wa ma' manal khaa-ifiin. Allaahumma in kunta katabtanaa indaka fii ummil kitaabi asyiqiyaa'a au mahruumiina au muqtarran 'alaina fir rizqi fahumllaahumma bifadhlika syaqaawatanaa wa hirmaananaa wa iqtaara arzaaqinaa wa atsbitnaa 'indaka fii ummil kitaabi su'adaa'a marzuuqina muwaffaqiin lil khairaat. Fa-innaka qulta waqaulukal haqqu fii kitaabikal munzali 'alaa lisaani nabiyyikal mursal, yamhullaahu maa yasyaa-u wa yutsbitu wa 'indahu ummul kitaab. Ilaahii bit tajallil a'zhami fii lailatin nishfi min syahri sya'baanal mukarram allatii yufraqu fiiha kullu amrin hakiimin wa yubram nas-aluka an taksyifa 'annaa minal balaa-i maa na'lamu wa maa laa na'lam, wa maa anta bihi a'lama. Innaka antal a'azzul akram. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Ya Allah, wahai Dzat yang mempunyai anugerah, dan Engkau tidak diberi anugerah, wahai Dzat yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, wahai Dzat yang mempunyai kekuasaan dan memberikan kenikmatan, tiada Tuhan melainkan Engkau. Engkau-lah Penolong orang-orang yang memohon pertolongan, pelindung orang-orang yang mencari perlindungan, dan Pemberi Keamanan kepada orang-orang yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau mencatat kami di sisi-Mu dalam induk catatan sebagai orang-orang yang celaka, terhalang dari rahmat-Mu dijauhkan dari-Mu, atau disempitkan dalam mendapat rezeki, dengan karunia-Mu, ya Allah, hapuskanlah kecelakaan kami, keterhalangan kami, kejauhan kami dari rahmat-Mu, dan kesempitan rezeki kami. Dan tetapkanlah kami di sisi-Mu dalam catatan sebagai orang-orang yang berbahagia, diberi rezeki yang luas, serta diberi petunjuk menuju kebajikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam kitab-Mu yang telah diturunkan kepada rasul-Mu, sedangkan firman-Mu itu benar, Allah menghapus dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan di sisi-Nya terdapat induk kitab. Tuhan kami, dengan tajalli-Mu (penampakan sifat-Mu) Yang Maha Besar pada malam Nishfu Sya'ban yang mulia ini, saat setiap urusan dibedakan dan ditetapkan di dalamnya, kami memohon kepada-Mu agar Engkau palingkan kami dari segala bencana, baik yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya, Engkau Dzat Yang Paling Mulia dan Paling Pemurah. Dan, semoga Allah senantiasa memberi rahmat serta kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarganya, dan sahabatnya."
Selain doa tersebut, ada doa lain dari Syekh Abdul Qadir Jailani. Berikut ini lafal doanya:
اللَّهُمَّ إِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ، فَعُدْ عَلَيْنَا بِمَنَكَ وَعِتْقِكَ، وَقَدِرْ لَنَا مِنْ فَضْلِكَ، وَوَسِعْ رِزْقَكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُومُ لَكَ فِيهَا بِبَعْضِ حَقَّكَ. اللَّهُمَّ مَنْ قَضَيْتَ فِيهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذَلِكَ رَحْمَتَكَ، وَمَنْ قَدَّرْتَ طُولَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ مَعَ ذَلِكَ نِعْمَتَكَ، وَبَلِّغْنَا مَا لَا تَبْلُغُ الْأَمَالُ إِلَيْهِ يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ الْأَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيْهِ يَارَبُّ الْعَالَمِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرٍ خَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
Arab Latin: Allahumma idz ath-la'ta lailatan nishfi min sya'baana 'alaa khalqika, fa'ud 'alainaa bimannika wa 'itqika, wa qaddir lanaa min fadhlika, wa wassi rizqaka, waj'alnaa mimman yaquumu laka fiihaa biba'dhi haqqika. Allahumma man qadhaita fiihaa biwafaatihi faqdhi ma'a dzaalika rahmataka, wa man qaddarta thuula hayaatihi faj'al ma'a dzaalika ni'mataka, wa ballighnaa maa laa tablughul aamaalu ilaihi yaa khaira man waqafatil aqdaamu baina yadaihi yaa rabbal 'aalamiina, birahmatika yaa arhamar raahimiina. Washallallahu ta'aalaa 'alaa sayyidinaa muhammadin khairi khalqihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi ajma'iina.
Artinya: "Ya Allah, jika Engkau telah memunculkan malam Nisfu Syaban pada makhluk-Mu maka curahkan atas kami anugerah dan pembebasan-Mu (dari neraka), takdirkanlah untuk kami kebaikan dari keutamaan-Mu, perluaslah curahan rezeki-Mu untuk kami, jadikanlah kami di malam itu termasuk orang yang bangkit melaksanakan hak-Mu. Ya Allah, orang yang Engkau tentukan takdirnya di malam itu dengan kematiannya, maka bersamakanlah dengan rahmat-Mu, dan orang yang Engkau takdirkan berumur panjang maka jadikanlah rahmat-Mu bersamanya, dan sampaikanlah kami pada tujuan mulia yang tidak tercapai oleh angan-angan, wahai sebaik-baik Dzat yang bersimpuh di hadapan-Nya semua telapak kaki, wahai Tuhan sekalian alam, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Paling Pengasih. Semoga shalawat Allah tercurah pada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik makhluk, dan atas keluarga serta sahabat kesemuanya."
Nah, itulah keutamaan Nisfu Syaban beserta amalan sunnah yang dapat dianjurkan bagi umat muslim. Semoga membantu!
(edr/urw)