Pada Nisfu Syaban, umat muslim bisa mengerjakan berbagai amalan sunah untuk meraih keberkahan momen tersebut. Namun, hal ini tentu tak berlaku bagi wanita haid.
Seperti diketahui, wanita yang sedang haid berada dalam kondisi tidak suci. Sehingga mereka dilarang untuk mengerjakan amalan ibadah seperti sholat, tawaf, menyentuh mushaf, puasa, hingga berdiam di masjid.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 222:
قُلْ هُوَ أَذًى
Artinya: "Katakanlah, haid itu adalah suatu kotoran." [1]
Lantas, bagaimana jika seorang wanita yang sedang haid tetap ingin meraih keberkahan dan pahala di waktu-waktu seperti Nisfu Syaban? Adakah amalan khusus yang bisa dikerjakan?
Nah, simak jawabannya berikut ini!
Amalan Nisfu Syaban untuk Wanita Haid
Nisfu Syaban sendiri adalah waktu yang istimewa dalam Islam. Pada waktu ini, Allah SWT membuka pintu rahmat dan ampunan untuk seluruh hambanya.
Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Telah datang kepadaku malaikat Jibril AS di malam Nisfu Sya'ban dan berkata, 'Hai Muhammad, ini malam ialah malam dibukakan pintu-pintu langit dan pintu-pintu Rahmat, bangkitlah dan shalatlah, angkatkan kepalamu dan kedua tanganmu ke arah langit (berdo'a)'. Aku bertanya, 'Hai Jibril ini malam apa?' Jibril pun menjawab, 'Malam ini ialah malam dibukakan 300 pintu rahmat, Allah akan mengampuni semua orang yang tidak melakukan musyrik kepada Allah sedikit pun'." [2]
Namun, bagi wanita haid tak perlu berkecil hati. Meskipun tidak diperbolehkan untuk mengerjakan sholat dan amalan lain, namun terdapat sejumlah amalan sunah yang masih bisa dikerjakan untuk mendulang rahmat dan pahala.
Di antara amalan Nisfu Syaban yang boleh dikerjakan bagi wanita haid adalah mengkhatamkan Al-Qur'an, membaca surat Yasin, berdzikir, beristigfar, berdoa, hingga bersedekah.
Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Mengkhatamkan Al-Qur'an
Pada zaman dahulu, penduduk Mekah menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan mengkhatamkan Al-Qur'an. Sebagaimana penjelasan Muhammad bin Ishaq Al-Fakihani berikut:
وَأَهْلُ مَكَّةَ فِيمَا مَضَى إِلَى الْيَوْمِ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، خَرَجَ عَامَّةُ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَصَلَّوْا، وَطَافُوا، وَأَحْيَوْا لَيْلَتَهُمْ حَتَّى الصَّبَاحَ بِالْقِرَاءَةِ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامٍ، حَتَّى يَخْتِمُوا الْقُرْآنَ كُلَّهُ، وَيُصَلُّوا، وَمَنْ صَلَّى مِنْهُمْ الله تِلْكَ اللَّيْلَةَ مِائَةَ رَكْعَةٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِالْحَمْدُ، وَقُلْ هُوَ أَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ، وَأَخَذُوا مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ، فَشَرِبُوهُ، وَاغْتَسَلُوا بِهِ، وَخَبَّؤُوهُ عِنْدَهُمْ لِلْمَرْضَى، يَبْتَغُونَ بِذَلِكَ الْبَرَكَةَفِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ، وَيُرْوَى فِيهِ أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ 27
Artinya: "Penduduk Makkah sejak dahulu sampai hari ini, jika malam Nisfu Syaban hampir kebanyakan mereka, baik laki-laki maupun perempuan itu keluar rumah menuju masjid. Mereka shalat, thawaf, menghidupkan malam itu sampai pagi, dengan membaca Al-Qur'an di dalam Masjid al-Haram, sampai mereka mengkhatamkan Al-Qur'an." [3]
Amalan ini bisa dikerjakan bagi wanita haid dengan syarat tidak boleh menyentuh mushaf Al-Qur'an. Apabila ingin menyentuh Al-Qur'an maka hendaknya menggunakan sarung tangan atau pembatas lainnya.
Adapun pendapat ini dikemukakan oleh Imam Malik, Abu Hanifah, dan Imam Ahmad. Kemudian pendapat ini dipilih oleh Imam Al-Bukhari, Daud Azh Zhohiri, dan Ibnu Hazm. [4]
2. Membaca Yasin 3 Kali
Wanita yang sedang haid juga bisa membaca Yasin pada Nisfu Syaban sebagai bentuk ijtihad. Amalan ini dikerjakan sebanyak 3 kali pada waktu malam setelah Magrib.
Bacaan pertama diniatkan untuk meminta kepanjangan umur, bacaan kedua agar terhindar dari bencana, dan bacaan ketiga supaya tidak bergantung pada orang lain. Dalam Kitab Fathu Al-Malik Al-Majid dijelaskan bahwa:
(وَمِنْ خَوَاصِ سُوْرَةِ يس) كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ أَنْ تَقْرَأَهَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْأَوْلَى بِنِيَّةِ طُولِ العُمْرِ وَالثَّانِيَةُ بِنِيَّةِ دَفْعِ الْبَلَاءِ وَالثَّالِثَةُ بِنِيَّةِ الإِسْتِغْنَاءِ عَنِ النَّاسِ.
Artinya: "Di antara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana menurut sebagian para Ulama, adalah dibaca pada malam Nisfu Syaban sebanyak 3 kali. Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat terhindar dari bencana dan ketiga niat agar tidak bergantung kepada orang lain". (Fathu al-Malik al-Majíd, 19)
Amalan ini dikerjakan dengan memperhatikan syarat membaca Al-Qur'an bagi wanita haid. Yakni dengan tidak menyentuhnya. [5]
3. Berdzikir dan Istighfar
Selanjutnya, ulama terdahulu memperbanyak dzikir pada Nisfu Syaban. Seperti yang dituturkan Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitabnya:
من وكان كثير النوافل والأذكار، ويحيى ليلة النصفشعبان - والعيدين بالصلاة والذكر
Artinya: (Ibnu Asakir) itu banyak melakukan amalan sunnah dan dzikir, beliau menghidupkan malam Nisfu Syaban dan malam id dengan sholat dan dzikir.
Jika ingin mengamalkannya, berikut bacaan dzikir yang bisa dibaca:
Istighfar ini dibaca sebanyak 70 kali:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ.
Arab Latin: Astaghfirullaaha wa as-aluhut taubah.
atau bisa membaca istighfar berikut:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Arab Latin: Astaghfirullaahaladzii laa ilaaha illaa huwar rahmaanur rahiimul hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
Kemudian membaca bacaan dzikir ini sebanyak 70 kali:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ.
Arab Latin: Laa ilaaha illallaahu wa laa na'budu illaa iyyahu mukhlishiina lahud diina wa lau karihal musyrikuuna.
4. Bersedekah
Wanita haid bisa bersedekah tanpa adanya larangan atau batas-batas tertentu di pada waktu Nisfu Syaban. Amalan ini dianjurkan sepanjang bulan Syaban dan bisa pula dikerjakan pada Nisfu Syaban.
Anjuran tersebut diriwayatkan Imam Shadiq bahwa:
"Bersedekahlah dan membaca istighfar. Barang siapa bershadaqah di bulan Syaban, maka Allah SWT akan memelihara shadaqah tersebut sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak untanya, sehingga pada hari kiamat, sedekah tersebut sampai di tangan pemiliknya sebesar Gunung Uhud." [6]
5. Mengamalkan Doa
Tidak ada larangan bagi wanita haid untuk memperbanyak doa kepada Allah SWT. Oleh karenanya, pada waktu istimewa ini wanita haid juga boleh mengamalkan doa.
Terlebih, pada malam Nisfu Syaban Allah SWT akan mengabulkan doa-doa hambanya. Seperti dijelaskan dalam dalil berikut:
قَالَ الْبَيْهَقِي قَالَ الشَّافِعِي وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمْعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ (أخرجه البيهقي في السنن الكبرى رقم 6087 وفي معرفة السنن والآثار رقم 1958 وذكره الحافظ ابن حجر في تلخيص الحبير رقم (675)
Artinya: Ahli hadis al-Baihaqi mengutip dari Imam Syafi'i: "Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam, yaitu awal malam bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, dua malam hari raya dan malam Jumat" (as-Sunan al-Kubra No 6087, Ma'rifat as-Sunan wa al-Atsar No 1958, dan dikutip oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis al-Habir No 675).
Salah satu doa yang bisa dipanjatkan yakni:
يَا ذَا الْمَنِّ فَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، ظَهْرَ اللَّاحِئِينَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الْخَائِفِينَ ، إِنْ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمَّالْكِتَابِ شَقِيًّا فَامْحُ عَنِّي اسْمَ الشَّقَاءِ ، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرِ ، فَإِنَّكَ تَقُوْلُ في كِتَابِ { يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ }.
Artinya: "Wahai Zat pemberi anugerah, maka tak ada yang mampu memberi anugerah pada Mu. Wahai Zat yang agung dan mulia, pemberi anugerah dan nikmat. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Wahai penolong pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan. Jika Engkau menakdirkan aku di Lauh Mahfudz sebagai orang yang celaka, maka hapuskanlah. Dan tetapkanlah aku disisi Mu sebagai hamba yang beruntung dan mendapat pertolongan pada kebaikan." Engkau berfirman dalam Al-Quran: 039. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)" (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf 7/85). [5]
Demikianlah amalan-amalan pada Nisfu Syaban yang bisa dikerjakan wanita haid. Yuk, amalkan untuk raih keberkahannya!
Sumber:
1. Buku "Kitab Haid, Nifas, dan Istihadah" oleh Sayyid Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qadir Assegaf
2. Laman Kementerian Agama Jawa Tengah berjudul "Renungan Agama Islam"
3. Buku "Malam Nishfu Syaban" oleh Hanif Luthfi Lc MA
4. Laman Rumaysho berjudul "Ibadah Bagi Wanita di Masa Haidh"
5. Buku "Mana Dalil Nishfu Syaban" karya Ustaz Ma'rif Khozin
6. Buku "Kalender Ibadah Sepanjang Tahun" oleh Ustaz Abdullah Faqih AhmadAbdulWahid
(edr/edr)